Memalukan

43 7 4
                                    

"Ketika dunia membencimu karena menjadi baik, apa kamu akan bertahan?"

*~Rigel~*

Apakah dunia sekotor ini? Itulah yang aku pikirkan ketika hal menjijikan berada tepat di hadapan mataku. Rasanya aku tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Bibirku seketika terkunci. Bernapas pun terasa berat. Sungguh kejadian memalukan yang pernah aku saksikan.

"Kamu sudah pulang?" tanya Zea sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

Aku tak menjawab. Entah kenapa tangan ku tiba-tiba mengepal. Aku terus mendengar bisikan untuk menghajarnya. Rasa marah sudah masuk ke dalam rongga hatiku. Amarah tak bisa aku tahan lagi. Spontan aku berlari dan melayangkan kepalan tangan ke arahnya. Amarah ku tak terkendali.

Seperti yang sudah aku duga, ia juga langsung membalas pukulan ku. Kepalan tangannya tepat mengenai kepala ku. Tak ku sangka hal itu membuatku semakin marah.

"RIGEL!!!"

Teriakan Zea membuatku tersadar kembali. Perlahan cengkraman di leher pria itu aku lepaskan.

"Jangan sakiti dia." sambungnya

"Dasar jalang!!!!!" teriak ku marah. Rasanya aku ingin mengumpat dihadapan mereka.

Kemarahan ku bukan tanpa alasan. Mana mungkin aku diam saja melihat Zea tidur dengan pria lain. Bukan karena dia adalah istriku, melainkan karena permintaan Paman Hira untuk menjaganya. Namun sepertinya aku tidak bisa menjaga iblis seperti dia. Aku telah gagal.

Mata ku terasa kotor setelah melihat Zea dan kekasihnya Dias bercumbu mesra di atas ranjang tanpa memakai sehelai benang pun. Aku sebagai seaminya saja belum pernah menyentuh Zea. Beraninya mereka lakukan hal itu ketika aku dan Paman Hira tak berada di rumah. Perasaanku saat ini sangat mengerikan. Bahkan rasanya aku tak bisa bernapas lagi. Sesak.

"Apa? Kamu memanggilku jalang?"

"Ya. Kau wanita jalang."

Plakk.. Tamparan tepat mengenai pipiku.

"Beraninya kamu memanggiku seperti itu!!"

"Lalu aku harus memanggilmu wanita baik-baik? Jangan mimpi Zea."

"Dasar tidak tahu diri! Kamu hanya orang tidak berguna yang menumpang hidup di sini. Beraninya parasit sepertimu berbicara kasar seperti itu, Rigel. Apa kamu....."

"DIAM!! Jangan mengucapkan namaku dengan mulut sampahmu itu." jawabku sembari menatap Zea yang terduduk di atas ranjang.

"Heii!! Sudahlah, jangan bertengkar di hadapanku seperti itu." sela Dias sambil memakai pakaiannya.

Mendengar ucapannya membuatku ingin membunuh iblis berwujud manusia seperti dia. Dengan santainya Dias memakai pakaian di hadapanku sambil tersenyum menyeringai. Dia benar-benar bukan manusia.

"Jangan menangis seperti itu Zea. Kau kan memang jalang, kenapa harus memasang wajah tersakiti?" sambungnya sembari menghampiri Zea yang terdiam. Terlihat jelas dari wajahnya bahwa dia sangat terkejut dan tersakiti akan perkataan kekasihnya itu.

"Aku pulang ya. Lain waktu kita harus bersenang-senang lagi."

"Jaga mulutmu sialan....!" teriak ku kepada Dias yang berjalan pergi meninggalkan kamar.

"Wah, Zea. Sepertinya suami mu sangat marah. Aku akan meninggalkan kalian berdua, jadi silahkan teruskan pertengkaran kalian." jawabnya sembari melangkah pergi. Aku sudah tak sanggup lagi menahan rasa untuk menghajarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE REAL YOU- Rigel [On Going]Where stories live. Discover now