Lepaskan aku

160 19 26
                                    

"Ah sial. Rasanya capek sekali. Padahal baru hari pertama kuliah."

Gerutuanku sore itu sepertinya menggema di seluruh ruangan. Rumah yang aku tinggali saat ini sangat sepi. Seperti rumah tak berpenghuni.

Aku melangkah menuju kamarku. Rasanya melelahkan karena harus menaiki tangga. Aku terus melangkah, namun langkahku terhenti ketika sampai di ruang tengah. Pandanganku tertuju pada Zea dan seorang laki-laki yang bersamanya.

"Zea.." panggilku ragu.

Dia menoleh ke arahku, begitu pula dengan laki-laki itu.

"Oh Rigel. Udah pulang?"

"Iya. Dia temanmu?"

"Bukan. Dia pacarku." jawabnya sambil tersenyum dan memegang tangan laki-laki itu.

Wajahnya tampan. Aku akui dia sangat menarik. Tubuhnya tinggi dan tegap, serta gaya berpakaiannya yang sangat modis. Tapi aku rasa dia bukan laki-laki yang baik. Pria baik mana yang mau dengan perempuan seperti Zea? Mustahil sekali.

"Oh begitu."

"Hai Rigel." sapanya sambil mengulurkan tangan. " Namaku Dias. Aku sudah tahu semuanya. Kamu suaminya Zea kan?"

"Iya." jawabku singkat.

Tak ingin berlama-lama bersama mereka akhirnya aku pergi menuju kamarku. Tapi aku sangat penasaran apa yang dilakukan Dias dan Zea.

Setelah berganti pakaian aku mulai mengintip mereka berdua. Awalnya tak ada yang aneh, mereka hanya saling mengobrol dan tertawa.

"Untuk apa aku mengawasi mereka seperti ini? Sadar Rigel!! Apa yang kamu lakukan? Sangat tidak berguna sekali."

Akhirnya aku meninggalkan persembunyianku dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Berniat untuk kembali ke kamar, aku harus melewati ruangan tengah itu lagi. Namun kejadian yang tak terduga pun terjadi. Mereka saling berpeluk cium di depanku. Sangat gila. Aku langsung menutup kedua mataku. Rasanya jijik melihat hal itu.

Apa yang harus aku lakukan? Mana mungkin aku membiarkan istriku sendiri di sentuh laki-laki lain. Apalagi Paman Hira sudah menitipkan Zea padaku.

Tapi apa peduliku? Aku tidak mengenalnya. Pernikahan ini juga karena terpaksa. Ah, tapi aku ini suaminya.

"Kalian sedang apa?" tanyaku datar. Tak mungkin aku langsung membentak mereka.

Tapi mereka tak menghiraukanku. Sepertinya mereka telah larut dalam nafsu sesaatnya itu. Perbuatan tidak senonohnya itu semakin menjadi-jadi. Sampai si pria itu meraba-raba tubuh Zea.

Astaga!! Aku gemetar melihat hal itu. Tanpa pikir panjang aku langsung menarik Dias yang terus menyentuh Zea. Ah gila rasanya. Aku merasa seperti sedang menonton film porno secara langsung. Dunia kejam macam apa ini?!!

"Kalian gila ya?!! Melakukan hal seperti itu di depanku?!!" teriakku emosi.

"Kamu ini kenapa sih? Mengganggu saja. Pergi sana!"

"Heh Zea!! Kamu ingin ayahmu tahu tentang kelakuan bejadmu itu?! Aku ini suamimu! Hargai aku sedikit saja. Setidaknya jangan melakukan hal menjijikan di rumah ini."

"Halah dasar cowok polos. Dias, kamu pulang saja. Gak akan seru kalau ada si pengganggu seperti dia."

"Baiklah." jawab Dias sambil mendekat ke arah Zea dan mencium bibirnya lalu berjalan pergi.

Sungguh gila. Benar-benar gila. Seumur hidup aku belum pernah melihat hal semenjijikan ini. Apa film porno lebih menjijikan lagi? Sepertinya aku harus tanya pada Juan.

THE REAL YOU- Rigel [On Going]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن