7. Stories on Halloween Night (3)

67 9 1
                                    

Prompt 6: Kau menemukan perkamen dengan tulisan yang tidak kau mengerti di dalam brankas tuan Grissham saat hendak mencuri emasnya. Tuan Grissham tak terkejut saat memergokimu, tapi tiba-tiba muncul sosok tubuh tak berkepala di belakang tuan Grissham dan mencekiknya.

fadilairaa

🧟🧟🧟

Sudah menjadi rahasia umum bahwa rumah tuan Grissham yang besar namun tampak angker itu menyimpan emas yang mahal nilainya.

Banyak orang yang pernah nekat untuk mencurinya, namun tak pernah berhasil karena selalu terpegok oleh tuan Grissham yang baik hati. Karena rasa malu, tak enak hati, dan rasa bersalah yang muncul, mereka memutuskan untuk kembali pulang dan meminta maaf sebesar-besarnya pada tuan Grissham.

Yah, mereka semua memang pengecut.

Tapi, tidak denganku.

Malam ini, tepat di malam Halloween aku memutuskan untuk mencuri emas yang digadang-gadangkan bisa membuatmu kaya dan mandi dollaran seumur hidup. Aku sudah bersiap sejak lama dan meyakinkan diri bahwa tidak akan bertemu tuan Grissham sehingga tidak perlu tak enak hati saat ketahuan dan meminta maaf lantas terbirit-birit pulang.

Tidak, aku sudah menunggu lama untuk ini.

Maka ketika aku mendengar malam Halloween akan dirayakan secara meriah di balai kota dengan tuan Grissham sebagai donatur terbanyak, wajahku mendadak cerah. Yang berarti rumah megahnya kosong dan aku bisa leluasa mencari emas itu.

Ransel sekolahku siap di punggung. Aku mengalungi senter barangkali aku membutuhkannya (rumah tuan Grissham terlihat gelap dari sini). Dan ada semacam kawat, jepitan, dan duplikat kunci di kantungku (aku tidak tahu modelan brankasnya seperti apa jadi kupikirkan segala kemungkinan).

Tepat menuju pukul delapan malam, keluargaku mengajakku untuk ikut ke balai kota. Aku menolak, beralasan sedang sakit perut (semoga saja tidak benar-benar terjadi padaku) dan berkata tak apa ditinggalkan sendiri. Mereka percaya saja. Rumah kosong setelahnya.

Dan ketika mereka sudah jauh, aku mengendap keluar rumah. Memilih melewati jalan setapak di belakang rumah hingga sampai di sisi kiri rumah tuan Grissham. Aku mencoba melewati jendela pendek yang (untungnya) tidak terkunci. Saat berhasil masuk, aku menyadari bahwa berada di ruang tamu-nya yang besar. Aku tahu karena aku dan keluargaku pernah bertamu, memenuhi undangan tuan Grissham sendiri.

Tak ingin berlama-lama, aku segera menyusuri rumah ini. Tidak terlalu gelap karena ada cahaya bulan yang masuk dari kaca besar di dinding-dinding tinggi. Namun, tanganku menggenggam erat senter dan ibu jariku yang berjaga di tombol nyala.

Aku begitu was-was. Rasanya seperti ada yang mengawasi tapi kau tak tahu darimana. Dan sesuatu tentang rumah ini membuatku merinding sekaligus tertarik di saat yang bersamaan.

Aku mulai menyusuri lantai dua setelah merasa bahwa yang kucari tak ada di lantai bawah. Ada tangga besar melingkar yang mencapai lantai empat. Iya, sebesar itu rumahnya. Tapi aku lebih memilih untuk menyusuri lantai dua lebih dahulu.

Di saat itulah, seolah tahu bahwa aku mencarinya, dan seolah ia mempunyai kaki untuk menghampiriku, aku telah berdiri di depan pintu kayu dengan warna keemasan.

Sebuah seringai terbentuk di bibirku.

Semudah inikah?

Kutolehkan kepala ke sekitar yang gelap untuk memastikan tidak ada yang sedang mengintaiku. Aku bahkan tidak menyalakan senter sama sekali karena takut tak sengaja menyorot ke jendela-karena di sini banyak jendela besar yang tidak tertutup.

Ajaib dan untungnya pintu ini tidak terkunci dan begitu mudah untuk dibuka-begitu lancarnya. Padahal aku pernah mendengar deritan pintu saat tuan Grissham sedang membuka pintu.

Ruangan itu cukup kecil dan hanya mempunyai satu jendela berukuran biasa-(lagi-lagi) tanpa gorden-, sehinggga cahaya bulan yang masuk cukup membuat seisi ruangan terlihat. Ada lemari dan rak kayu usang yang berisi buku tebal tertata secara acak. Ada meja dan kursi kerja serta bingkai foto yang terselimut debu.

Dan di antara barang yang tampak tua dan usang itu, hanya satu buah brankas di atas meja yang tampak bersih.

Tak mau menunggu lebih lama, aku menghampiri brankas itu. Jantungku berdetak lebih kencang. Antara senang dan takut terpegok.

Sepertinya malam Halloween ini adalah malam keberuntunganku karena ... brankas ini tak terkunci sama sekali!

Tumpukan batangan emas yang menyilaukan mataku tampak bagaikan sebuah mimpi. Aku tersenyum lebar. Di depan mataku, emas-emas ini tampak seperti melambai-lambai agar dipindahkan ke rumahku dan digunakan untuk berfoya-foya.

Saat aku hendak memiringkan tasku agar bisa memasukkan semua emas itu, mataku terpaku pada sebuah perkamen yang tampak menguning. Alisku mengerut. Kutolehkan kepala ke arah pintu, memastikan tidak ada yang mengintip sebelum akhirnya membuka benda itu.

"Όποιος το διαβάσει αυτό είναι νόμιμος κάτοχος χρυσού. Πρέπει να φυλάσσεται, να μην χρησιμοποιείται ή να πεθάνει. Κανείς δεν πρέπει να το βρει, διαφορετικά το Headless One θα σας παραλάβει."

Tepat di saat itulah, pintu menjeblak terbuka. Aku menoleh dan berhasil membuat kontak dengan tuan Grissham yang tiba-tiba muncul. Ia berhasil memergokiku. Wajahnya tampak sedikit marah, tapi tidak ada raut terkejut saat mendapatiku.

Mendadak perasaan bersalah menyelimutiku. Aku menggigit bibir. "T-Tuan Grissham, a-aku tidak bermaksud-"

Namun, belum sempat aku menyelesaikan ucapan, muncul sebuah sosok tanpa kepala yang lehernya membusuk. Mataku seketika membulat, kerongkonganku seolah dijejalkan sebuah kerikil. Aku sulit bicara, hanya mampu menatap ngeri.

"T-tuan...."

Terlambat, sosok itu lebih dulu menjulurkan tangannya di leher tuan Grissham, mencekiknya hingga tuan Grissham menganga. Aku menutup mulutku, masih tak sanggup bicara. Tubuhku bergetar hebat.

Cengkeraman sosok itu terlalu kuat hingga bisa kulihat tuan Grissham ambruk di lantai kayu dengan bunyi berdebum keras, pun sosok tanpa kepala itu. Bekas cengkeramannya meninggalkan jejak kebiruan yang melebar di leher tuan Grissham. Melihat itu kakiku lemas, mataku memanas.

Sepertinya aku sudah kehilangan akal sehatku karena selanjutnya aku memutuskan untuk segera keluar dari ruangan itu, meninggalkan tuan Grissham dan sosok yang mencekiknya.

Persetan dengan emas-emas itu!

(🎃)

Keesokan paginya, berita berpulangnya tuan Grissham membuat kelabu kotaku. Ramai orang yang pergi ke rumahnya untuk berduka. Dan yang membuat orang-orang semakin bersimpati adalah karena tidak adanya kerabat tuan Grissham yang datang. Ditambah, kabar kematiannya yang mengenaskan.

Tuan Grissham ditemukan meninggal tanpa kepala di ruangan kemarin.

Polisi langsung menyelidiki TKP dan ikut menyelidiki tentang emas itu. Karena saat tuan Grissham dikabarkan meninggal, banyak yang berebut ingin mempunyai emasnya.

Aku juga ingin ke sana, menengoki emas itu.

Namun, malam ini aku tidak bisa tidur. Aku memang laki-laki, tapi aku tidak bisa menahan rasa takutku dan tangis saat menemukan sesuatu di meja belajarku.

Brankas tuan Grissham yang penuh darah.

:。・:*:・゚'🎃,。・:*:・゚'

WIA October Fest 2020Where stories live. Discover now