8 : Rumah baru

712 25 2
                                    

  
Setelah selesai sarapan Disya sudah siap dengan outfit casual andalannya tidak lupa dia membawa tas kecil berisi dompet, ponsel, dan parfum.

"Zaa.. cepetan gausah banyak gaya, gak ada yang mau ngelirik" Disya menunggu di dekat tangga.

"Iya sayang udah selesai kok" balasnya menuruni tangga. Disya memutar bola matanya begitu mendengar Ezra yang memanggilnya dengan sebutan 'Sayang'.

Mereka pun berpamitan dan berangkat menuju rumah orang tua Ezra yang bisa dibilang tidak terlalu jauh. Di sepanjang jalan mereka terus saja berdebat, dan Ezra selalu mengalah agar istrinya itu senang.

"Yah masa udah nyampe aja sih, terus gak jadi beli apa-apa dong buat bunda" ucap Disya.

"Udah lah gak pa-pa bunda pasti paham." mereka berdua berjalan memasuki rumah, Ezra merangkul mesra gadis yang sudah jadi istrinya itu tidak ada protes darinya dan Ezra pun tersenyum bangga.

"Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam... Duh mantu bunda udah dateng" sambut Mia dengan heboh, Ezra dan Disya mencium punggung tangan bundanya.

"Ayah mana bun? " tanya Ezra.

"Ayah lagi keluar, katanya ada urusan" jawab Mia.

"Bunda maaf ya disya gak bawa apa-apa, tadi buru-buru soalnya." jelas Disya dengan lembut.

"Ah gak pa-pa sayang, kamu kesini aja bunda udah seneng bunda kangen banget soalnya" ucapnya yang sangat bersemangat. Padahal kemarin baru saja mereka bertemu, tapi sudah kangen.

"Ibu tiri hanya cinta kepada mantunya saja" Ezra merasa dirinya diabaikan. Dia menghampiri bi inah yang baru kembali dari kampungnya.

"Ezra.. bunda cubit kamu ya!" Teriak Mia melihat kelakuan anaknya.

"Bibi apa kabar? pulkamnya gimana bi? Ezra kan kemarin nikah bibi udah tau belum, tuh bi liat istri Ezra disayang banget sama bunda"

"Sayang sini deh kenalan dulu nih sama bi Inah" panggil Ezra.

"Nih bi istrinya Ezra, namanya disya mantep kan? " Disya hanya memamerkan senyum sembari menggerutu didalam hatinya, suaminya ini makin gila kalau dirumahnya sendiri.

"Iya den cantik banget, Selamat ya den, non semoga menjadi keluarga yang samawa. Maaf bibi kemarin gak bisa datang dan gak bisa ngasih apa-apa" ucap bi Inah dengan ramah.

"Gak pa-pa kok bi, makasih ya doa nya." balas disya sambil memamerkan senyumnya.

"Non disya kalau butuh sesuatu nanti bilang saja sama bibi ya" tawarnya yang dibalas anggukan, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

Selanjutnya seperti yang sudah direncanakan Mia, mereka mengobrol cantik di depan televisi. Mia menceritakan masa kecil Ezra yang menggemaskan dan tak lupa dia memberi wejangan-wejangan pada Disya tentang bagaimana menjadi istri yang baik. Sungguh membosankan, batin disya.

"Sya kamu nginep aja ya, pindahnya besok aja nanti barang yang mau dibawa biar pak Tedi yang anter kerumah baru. Jangan buru-buru kan masih capek, nanti malah sakit" pinta Mia.

"Disya juga pengennya ga buru-buru gini bun, tapi ya gimana lagi" Jawab disya.

"Sayang kamu gak bantuin aku?" teriak ezra dari depan pintu kamarnya.
"Bun istri Ezra jangan diajakin ngerumpi terus dong, kasian nanti mulutnya berbusa" protes Ezra

"Sini dulu coba kamu, bunda mau ngomong!" panggil Mia.

"Apa sih bun?" Ezra pun mendekati Mia.

"Heh pindahnya besok aja, kasian nanti Disya capek" ucap Mia.

SOAPKING 👑 Where stories live. Discover now