[Epilogue] Life Goes On

127 24 8
                                    

The day will come back around
(and) as if nothing happened,
life goes on.
-BTS

○○○○

Desember 2018
Musim dingin

Sudah beberapa bulan sejak aku diterima di Universitas Nasional Seoul. Dulu aku sempat cemas karena aku pindah sekolah beberapa bulan sebelum aku lulus. Untungnya, aku dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan mendapat nilai cukup untuk pergi ke universitas.

Sudah satu tahun berlalu, sejak aku meninggalkannya. Hingga kembali lagi ke musim dingin. Aku masih berharap salju pertama muncul bersama dengan dirinya.

Soyoung sudah baik-baik saja sekarang, meskipun dulu, tepat ketika tahun baru ia harus menjalani operasi yang cukup berat. Ia bersekolah dan tinggal di rumah lama. Bersama eomma dan appa tentunya.

Sekian lama akhirnya aku kembali menginjakkan kakiku di Seoul. Tempat yang menyeramkan sekaligus hangat.

Dulu saat aku masih di luar kota, aku terkejut Jiwoo mengunjungiku. Saat itu aku masih berada di danau dekat rumahku. Aku suka di sana.

Katanya ia memaksa staf sekolah untuk memberitahunya alamatku pindah. Dia memang gila.

Dan yang membuatku terkejut adalah hubungannya dengan Soyoung belum usai. Mereka benar-benar menjalani hubungan itu dengan serius. Tapi itu bukan masalah lagi bagiku, aku rasa mereka mulai menemukan arti ketulusan.

Lalu, Jiwoo juga memintaku ikut ke Seoul. Kembali tinggal di sana. Hyesuh menitipkan permintaan maafnya lewat surat ke Jiwoo. Aku sudah memaafkannya. Karena aku tahu, kami hanyalah remaja yang sedang kebingungan atas banyak hal.

Sedangkan Chaeyeon, ia titip salam serta menagih permintaan maafku karena menghilang tiba-tiba. Aku merasa menyesal akan itu

Tapi aku tetap menolak ajakan Jiwoo, berkata padanya bahwa aku masih butuh waktu.

Baiklah mari kembali ke saat ini, malam ini, begitu sunyi dan indah.

Aku duduk di salah satu bangku untuk menikmati Sungai Han yang mengalir begitu tenang, seakan hendak meredakan perang dalam kepalaku. Angin dingin berhembus dari belakang, aku mulai menata rambutku yang berantakan ke depan.

"Kau tidak seharusnya berada di sini," suaranya mengalahkan ketenangan sungai di depanku.

Kutatap matanya yang tampak bergeming, tidak menunjukkan apapun. Hanya mata yang kosong. "Kau datang rupanya." Aku tersenyum menatapnya. Sosok yang begitu kurindukan. Kami yang dulu pernah saling meninggalkan. Sekarang telah kembali pada perjumpaan kami untuk pertama kali, di tahun ini, di penghujung tahun ini.

Tepat ketika kami mulai membuka mulut hendak mengutarakan sesuatu, salju pertama Seoul jatuh tepat di antara kami. Cukup pelan untuk memperpanjang diam.

"Itu salju..." kataku tepat setelah salju itu jatuh ke tanah. Pandanganku terangkat, ia memakai syal itu. Rasa bersalah tiba-tiba menghujamku, mengingat bahwa aku meninggalkan benda itu kedinginan dan sendirian. Namun juga bersyukur bahwa ia kembali pada pemiliknya.

"Salju yang pertama." Pandanganku beralih padanya yang masih meratap salju itu di tanah. Hatiku terasa hangat. Kalimat itu sama-sama mendatangkan deja vu kepada kami. Suatu kalimat yang belum terwujud tahun lalu.

"Ketika salju pertama turun, ayo kita bertemu."

Aku berdiri ketika Jungkook berjalan mendekat. Ia terlihat banyak berubah, penampilannya, tubuhnya. Padahal dulu ia bilang tak menyukai perubahan. Rambutnya kembali hitam, aku sudah mengetahuinya karena aku menonton MAMA beberapa hari lalu, tentu ia ikut tampil.

Through The Night | JJK Where stories live. Discover now