2

22.9K 1.9K 61
                                    

Mark tersenyum miring saat melihat seorang gadis yang berada di pintu. Kepalanya sudah dipenuhi berbagai pikiran liar. Oh, ia sudah membayar mahal hanya untuk mendapatkan pelayanan seorang gadis di depannya ini.

Tangan Mark menggoyangkan minumannya santai. Matanya tetap tertuju ke arah gadis itu. Waktu sudah berlalu beberapa menit, tapi gadis itu bahkan tidak bergeming sama sekali.

"Apa aku membayar mahal hanya untuk melihat kau berdiri di pintu?" Tanya Mark sarkas.

Badan Haechan yang sudah di penuhi keringat dingin pun sedikit demi sedikit berjalan pelan dan sekarang ia sudah berdiri tepat di hadapan Mark.

"Tunggu apa lagi? Menarilah."

Haechan menyalakan lagu dengan remote control yang sudah disediakan. Ia meliukkan tubuhnya dengan gerakan menggoda seirama dengan lagu yang di putar.

Sial. Hanya dengan melihat gadis itu menari membuat sesuatu yang berada di selangkangan Mark menjadi sangat keras seperti batu. Dalam hati, Mark memuji tarian dan badan gadis itu. Bagaimana bisa gadis itu terlihat sangat sexy dengan bagian tubuh yang menonjol pada tempat yang sesuai.

Mark berdiri dari duduknya. Ia berjalan menghampiri Haechan yang masih sibuk menari. Walaupun Mark sebenarnya tidak tahu jika Haechan saat ini sangat gugup dan benar-benar mencoba untuk fokus.

"Sebuah kejutan saat Guanlin mengenalkan salah satu penari andalannya yang bernama Dongsook tapi ternyata yang muncul adalah Lee Haechan. Seorang mahasiswi yang mendapatkan beasiswa di yayasan milik keluarga Jung. Sebenarnya aku sudah lama menduga saat pertama kali melihatmu di sini. Waktu itu wajah mu seperti tidak asing. Ya, sedikit berbeda karena make up tebal itu. Dan dugaanku semakin kuat dan terbukti benar ketika sekarang aku menjadi salah satu pelangganmu."

Mark kembali menyesap minumannya dengan gerakan arogan, "Bagaimana reaksi teman di kampus ya?"

Mendengar pertanyaan dari Mark, Haechan langsung menghentikan aktivitas menari nya. Ia menatap tidak percaya ke arah Mark. Otaknya menerka-nerka apa yang akan dilakukan pria itu.

"Apa mau mu?" tanya Haechan pelan. Mark menyunggingkan smirk nya.

"Mau ku?" Mark ternyata sedang mencoba memancing amarah Haechan.

"Jadi budakku."

"Itu akan sangat menguntungkanmu. Kau tidak perlu bekerja lagi di sini, bahkan bayaranmu akan lebih besar dari ini. Dan tentunya rahasiamu ini akan terjamin."

Tangan kiri Mark memeluk erat pinggang ramping milik Haechan. Dengan gerakan seduktif, mulut Mark sudah berada di dekat daun telinga Haechan. Nafas berat miliknya menggoda gairah gadis itu.

Hampir saja Haechan terlena namun ia langsung tersadar ketika sesuatu sudah sangat keras begitu terasa di pantat atasnya. Ia harus melarikan diri kalau ingin selamat.

Haechan memberontak sekuat tenaga dan akhirnya ia bisa terlepas dari pelukan seorang iblis seperti Mark.

"Pergilah kalau kau ingin video mu tersebar." Pria itu dengan angkuh meminum kembali minumannya.

"Jangan!!"

Haechan berteriak. Ia masih ingin hidup damai di kampus. Dan juga ia masih ingin mengejar cita-citanya. Tapi, ia tidak mungkin menuruti kemauan biadab Mark.

Mark menaikkan salah satu alisnya, "Bagaimana?"

"A-aku akan menuruti kemauanmu. Tapi tidak dengan seks. Hanya menari."

"Bukankah penawaran dari ku sudah sangat menguntungkan untukmu?"

"T-tap—"

"Ya atau video ini aku sebar. Pilihanmu hanya dua."

Haechan memejamkan matanya. Ia berdoa dalam hati semoga ia tidak menyesal dengan pilihannya. "Ya."

"Bagus."

•••

Kini Haechan sudah berada di mobil mewah milik Mark. Mobil yang tidak pernah seorang pun diperbolehkan masuk dan duduk manis kecuali Mark sendiri. Bahkan orang tuanya sendiri juga Mark melarangnya.

Haechan resmi berhenti dari pekerjaannya menjadi seorang penari striptis. Awalnya Guanlin sempat menolak, karena Haechan juga sudah menandatangani kontrak selama 6 bulan. Jika Haechan berhenti sebelum 6 bulan masa kerjanya maka akan di kenakan penalty. Guanlin yakin kalau Haechan tidak akan bisa membayar penalty tersebut.

Namun, pada akhirnya Guanlin dengan berat hati melepaskan Haechan. Karena Mark memintanya sendiri dan ia akan membayar penuh penalty Haechan. Ia tau tabiat Mark itu seperti apa. Sekali pria itu menginginkan sesuatu, ia akan mendapatkannya. Sekalipun milik orang lain, pasti orang lain itu akan dengan mudah melepaskan untuknya.

"Kau akan tinggal bersamaku di mansion ku. Pakaian dan semua barang-barang mu akan dipindahkan  besok oleh orang suruhanku."

Haechan yang sedang melamun tersentak kaget mendengar perkataan Mark yang tiba-tiba. Ia tidak menjawab, hanya anggukan kepala sebagai isyarat. Lalu ia turun dan mengikuti langkah Mark.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh mahasiswa-mahasiswa lain. Mark Jung sangat kaya. Rumahnya sangat besar seperti istana.

Baru saja kakinya melangkah melewati batas pintu mansion, Haechan sudah di sambut oleh dua maid yang lengkap dengan seragamnya. Mereka terlihat muda, atau mungkin saja seumuran dengannya.

"Selamat datang, Tuan, Nona." sapa kedua maid itu. Haechan tersenyum kikuk. Ia tidak pernah diperlakukan seistimewa ini.

"Bawa dia menuju kamar yang sudah aku perintahkan." selepas mengucapkan itu, Mark berlalu begitu saja entah kemana.

"Sebelumnya, Nona, perkenalkan kami adalah maid di mansion ini. Saya Yeji,"

"Saya Lia."

"Oh, perkenalkan aku Lee Haechan. Jangan panggil aku Nona. Aku rasa kita seumuran. Jadi, bersikaplah biasa saja."

"Baiklah, Haechan-ssi."

"Kalau begitu, ayo, aku tunjukkan kamar milikmu." maid yang bernama Yeji mempersilahkan Haechan untuk mengikuti dirinya.

Tak henti-hentinya Haechan menatap kagum mansion milik Mark. Dinding dan ornamen bangunan ini bernuansa eropa klasik yang pastinya sangat mahal. Tidak, Haechan tidak pernah ah, lebih tepatnya tidak berani bermimpi akan tinggal di rumah mewah seperti ini.

Sesampainya di kamar yang katanya miliknya itu, Haechan mendudukkan dirinya di sofa yang menyatu dengan ranjang. Haechan kagum, meski ia adalah orang asing bagi Mark, tapi pria itu tidak tanggung-tanggung memberi hunian yang sangat layak. Tentu saja, kau kan akan menjadi budaknya, Haechan merasa tertampar dengan kenyataan itu. Sebab hal itu lah yang membawanya kemari. Bukan semata-mata Mark sukarela menampungnya.

Lia memberikan sebuah gaun tidur berwarna maroon padanya. "Sebelum tidur, ganti pakaianmu terlebih dulu. Aku tau tidur menggunakan dress itu tidak nyaman."

Dengan senang hati Haechan menerimanya.

"Apakah Mark akan menemuiku lagi malam ini?"

"Aku tidak tau. Setauku pukul 4 nanti Tuan akan pergi ke Busan. Jadi kalau pun Tuan tidak menemuimu, mungkin Tuan sedang beristirahat." jawab Yeji.

"Untuk apa?"

"Kegiatan rutinan Tuan Muda Jung setiap satu bulan sekali."

Haechan sebenarnya ingin bertanya lagi. Namun ia mengurungkannya. Ingat, ia hanya orang asing disini. Ia masih tau batas privasi orang lain. Ia mengucapkan banyak terimakasih kepada Yeji dan Lia.

"Kalau butuh bantuan, bicara saja melalui intercom." Haechan mengangguk mantap.

"Selamat beristirahat, Haechan-ssi."

Haechan menghela nafas pelan. Mulai detik ini, kehidupan Haechan tidak akan sama lagi.














tbc.

Vad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang