28

15.2K 1.5K 117
                                    

Baru saja mobil yang ditumpangi oleh Haechan dan Jaemin keluar dari wilayah mansion nya, Mark mendapatkan pesan dari Eric yang mengatakan kalau Kris mencurigakan. Hal itu membuat Mark termenung di tempatnya dan berpikir sesuatu.

"Sial."

"Kenapa?" tanya Jeno penasaran sebab Mark seperti orang khawatir dan panik. Ini bukan seperti Mark yang biasanya tenang seperti air.

Mark meraih kunci mobilnya. Dan mengambil sebuah koper kecil di lemari kecil dekat meja kerjanya. Benda yang belum pernah Mark pakai sebelumnya.

"Kris." hanya dengan menyebutkan nama, Jeno mengangguk paham.

Jeno merebut kunci mobil dari tangan Mark. Ia tidak bisa membiarkan Mark untuk mengemudikan mobil. Bisa-bisa Mark akan menggunakan kecepatan penuh dan mengacaukan para pengendara di jalanan.

Meski Mark dan Jeno seorang yang berpengaruh di Seoul sekalipun, jalanan adalah tempat umum. Mereka harus tetap memperhatikan keselamatan orang lain. Karena kita tidak tahu isi mobil kendaraan lain mungkin saja seseorang yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh keluarganya, atau di dalamnya ada wanita hamil bahkan anak kecil. Maka dari itu, janganlah bersikap egois dan arogan saat berkendara.

Jeno membuka ponselnya dan melihat posisi Jaemin. Di sebuah apotek dekat dengan kedai odeng yang tadi mereka lewati. Langsung saja setir mobilnya ia arahkan ke tempat tersebut.

"Mereka di apotek."

Di sampingnya, Mark tengah merakit sebuah pistol. Jeno tidak bodoh. Itu sebuah pistol langka yang hanya ada di perang dunia kedua. Kecepatan pistol itu tidak main-main. Pistol tersebut juga menghasilkan peluru yang sangat panas. Setelah semuanya selesai, Jeno akan menanyakan dimana Mark bisa mendapatkannya. Tentu saja Jeno menginginkannya juga.

Mobil mereka sudah dekat dengan apotek yang dituju. Baik Jeno dan Mark bisa melihat seseorang yang menggunakan serba hitam mengeluarkan sebuah pistol di balik kantongnya. Kemudian pistol tersebut di arahkan ke sebuah apotek.

"Pindah mobil ke jalur kanan." perintah Mark yang langsung dilaksanakan oleh Jeno.

Melihat jalanan yang lenggang, Mark membuka kaca jendela miliknya.

"Sebelum pelurumu menyentuh wanita ku, peluruku terlebih dulu yang menyentuhmu, sialan."

DOR!

PRANG!

Di waktu yang bersamaan, kedua pria yang memegang pistol menembakkan pelurunya. Hanya saja Mark menembaknya tepat sasaran di lengan pria itu. Sehingga tembakan pria itu meleset dan menghancurkan kaca jendela apotek yang besar. Beruntung tidak ada orang yang ada di dalam apotek menjadi tidak ada yang terluka.

Jeno menepikan mobilnya. Lalu turun dari mobil bersama Mark. Pria itu tengah berlutut sembari memegang lengannya yang terasa sangat sakit. Timah panas tersebut masih bersarang di lengannya. Pistol yang dipegangnya pun sudah tergeletak di aspal.

Dengan cepat Jeno mengambil pistol tersebut dan mengantonginya. Menghindari pria itu melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Mark berdiri dengan arogan di hadapan Kris yang berlutut. Matanya menatap dingin pria paruh baya itu.

"Sebelum kau menyentuh milikku. Aku yang akan lebih dulu menyentuhmu, sialan. Detik ini kalau aku mau pun kau sudah ku kirim ke neraka. Tapi aku masih memiliki hati yang baik." ucap Mark.

Nafas Kris memburu. Ia tidak bisa fokus lagi karena yang hanya dipikirannya saat ini bagaimana menghilangkan rasa sakit akibat tembakan ini.

"Panggil ambulance, Jen."

Vad [END]Where stories live. Discover now