7| Bunga Monkshood

259 53 5
                                    

“Live however yours want, it's yours anyways.” ---- Anonymous.

••••••

"Rasanya aku benar-benar ingin menangis karena selama aku hidup dan membuka mataku, untuk pertama kalinya aku bisa mengeja namaku dan menulisnya dengan tanganku." ucap Sinbi dengan bangga sambil menatap namanya di bukunya.

Claudia yang sejak tadi setia menemani Sinbi di bangku taman istana juga sama bangganya.

"Jika dipikir-pikir aku juga sudah mengeja namaku berkali-kali sangking senangnya."

Sinbi mengangguk setuju, "Bahkan aku bisa mengejanya ratusan kali lagi. Aku benar-benar tidak pernah sebahagia ini, Claudia." akunya.

"Bukankah ini sebuah keajaiban yang benar-benar terasa tidak nyata? Bagaimana budak seperti kita bisa menjadi pelayan kerajaan dan mendapatkan fasilitas yang bahkan sama sekali tidak pernah aku bayangkan akan aku dapatkan."

"Tuhan benar-benar memberkati hidup kita." sambung Sinbi yang masih enggan mengalihkan pandangannya dari bukunya.

Kedua wanita itu memang masih belum bergabung dengan pelayan lainnya karena masih mengalami masa training. Jadi mereka diberi akses untuk bebas berjalan-jalan disekitar istana kerajaan.

Mereka pun kembali bercakap-cakap dengan ringan diselingi candaan lalu lagi-lagi belajar menulis ataupun mengeja kalimat di buku mereka. Hingga akhirnya Claudia harus pergi dari sana setelah Katy menyuruhnya untuk membantunya dan meninggalkan Sinbi sendirian di taman itu.

Sepeninggal Claudia, Sinbi memutuskan untuk meletakkan bukunya dan berniat melihat-lihat taman yang ditanami oleh beberapa macam bunga itu.

Lantas ia pun bangkit dari bangkunya dan mulai menyusuri petak-petak pada jenis bunga yang berbeda dan mencium aromanya bergantian. Dari bunga mawar hingga lily putih sudah Sinbi sambangi hingga akhirnya ia tertuju pada salah satu petak bunga tersembunyi di sudut taman itu.

Bunga itu bewarna ungu dan berbentuk layaknya bunga lavender. Sinbi pernah menemui bunga lavender yang tumbuh di dalam hutan saat ia masih menjadi budak dan ia sangat suka dengan aromanya.

Apakah itu juga bunga yang sama? Sinbi pun bergegas mendekati bunga itu untuk mencium aromanya. Namun berbeda dengan bunga lavender yang ia temui di dalam hutan, mengapa bunga ini tidak berbau? Lantas ia pun sedikit membungkuk untuk mencium aromanya lebih dekat namun secara mengejutkan tiba-tiba tangannya ditarik kuat oleh seseorang sehingga mau tidak mau membuat tubuhnya menabrak orang itu.

Sinbi memekik dengan keras karena insiden itu dan ia pun reflek langsung memeluk orang yang sudah menariknya tadi dan menempelkan kepalanya pada dada bidang orang itu yang tingginya jauh lebih tinggi darinya.

Setelah berhasil menguasai dirinya, Sinbi begitu penasaran siapa orang itu dan betapa terkejutnya dia jika Raja Seonghwa-lah yang menariknya barusan. Ketika kedua matanya menumbuk dengan mata pria itu, otomatis Sinbi segera menjauh.

"Maafkan saya, Yang Mulia."

Raja Seonghwa yang nampak sama terkejutnya karena baru saja dipeluk oleh Sinbi juga mulai menguasai dirinya. Padahal niatnya tadi menarik wanita itu menjauh adalah karena ia akan menghirup bunga beracun itu.

"Kau hampir saja keracunan jika kau bersikukuh untuk mencium aroma bunga itu.." ucap Raja Seonghwa memberitahu.

Perkataan Raja Seonghwa sontak membuat dahi Sinbi mengernyit, ia bisa keracunan karena bunga itu?

The Duke of GloucesterDonde viven las historias. Descúbrelo ahora