2| Budak yang Kabur

313 60 9
                                    

"I want to breathe, I hate this night.
I want to wake up, I hate this dream.
I'm trapped inside of myself and I'm dead."

----Save Me, BTS.

***

"Aku tidak mengerti, Yang Mulia. Kerajaanmu makmur dari berbagai aspek, tapi kenapa budak-budakmu selalu kabur ke kerajaanku." Keluh pangeran Yeonjun kepada orang nomor satu seantero Kerajaan Phillip yang juga sahabatnya itu, Raja Seonghwa.

Keluhan Pangeran Yeonjun memang bukan tanpa alasan, karena setiap hari pasti ada saja warga tambahan di kerajaannya dan kebanyakan dari mereka adalah budak-budak yang berhasil melarikan diri dari kerajaan Phillip. Walaupun ia belum secara resmi menyandang status pemimpin nomor satu di Kerajaan Desia, tapi ia sangat prihatin dengan masalah membludaknya kaburnya para budak dari Kerajaan Phillip.

Sementara itu Raja Seonghwa yang sejak tadi diam mendengarkan keluhan Pangeran Yeonjun pun menyesap teh rose congou favoritnya melalui cangkirnya. Teh hitam yang diimport dari kerajaan Demona ini dikombinasikan dengan kelopak bunga mawar kering, perpaduan itu menghasilkan cita rasa nan asam dan mewah kental akan nuansa victorian. Teh ini sangat cocok disajikan bersama scone atau dessert manis penuh krim.

"Yang Mulia, apakah anda mendengarkan saya?" Pangeran Yeonjun memberengut memandang Raja Seonghwa.

"Tentu saja, Yeonjun. Dan tolong jangan bersikap formal begitu padaku seperti kita tidak akrab saja."

Pangeran Yeonjun meringis sambil menggaruk tengkuknya, Raja Seonghwa benar, tidak seharusnya dirinya sekaku ini.

"Well, Seonghwa kau tahu maksudku kan? Aku memang tidak meragukan kemampuan adikmu, tapi tidak bisakah dia lebih ketat menjaga perbatasan? Jujur saja aku mulai mengkhawatirkan daftar indeks budak-budakmu yang berhasil kabur." terang Pangeran Yeonjun.

Raja Seonghwa mengangguk-angguk setuju akan pendapat Pangeran Yeonjun dan kemudian ia pun bangkit dari kursinya merapikan jas yang dipakainya yang terlihat pas ditubuh tegapnya, Raja dari Kerajaan Phillip ini memang tidak salah mendapat julukan pria tertampan diantara semua Kerajaan.

"Tenang saja, Yeonjun. Jika kau memang mempercayai kemampuan Jendral Mingi, tidak seharusnya kau merasa khawatir kan?" ucap Raja Seonghwa dengan tegasnya dan hal itu seakan menyindir Pangeran Yeonjun yang terus-terusan merasa resah. Sahabatnya ini memang memiliki mulut yang pedas, untung saja Pangeran Yeonjun sudah biasa mendapatkan komentar-komentarnya yang terkadang terdengar nylekit itu.

"Baiklah, tidak ada gunanya aku mengkhawatirkanmu, Yang Mulia."

Pangeran Yeonjun turut bangkit dari kursinya, "Bagaimana jika sembari menunggu kedatangan adikku, kita berlomba memacu kuda saja?"

Raja Seonghwa terhenyak, "Lia-- maksudku Putri Lia juga datang berkunjung?"

"Iya, katanya sih dia mau menyusulku tadi dan--" Pangeran Yeonjun memberi jeda. "Ingin mengunjungi tunangannya." godanya.

Dan tanpa aba-aba Raja Seonghwa menendang tulang kering milik Pangeran Yeonjun sampai membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"Seonghwa, apa yang kau lakukan??" keluh Pangeran Yeonjun.

"Upsss, maaf Yeonjun. Aku tidak sengaja. Baiklah, mari ke arena pacuan kuda kalau begitu." ucapnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Ish! Bagaimana mungkin orang seperti dirimu sebentar lagi akan menjadi adik iparku?! Heii!"

Setelah kepergian dua pria tadi, dari kejauhan terlihat dua perempuan yang terlihat memiliki bingkai wajah yang sama, namun mengenakan gaun yang bewarna berbeda.

The Duke of GloucesterWhere stories live. Discover now