9| Mysterious

278 51 4
                                    

"Sinbi!?" panggil Claudia berkali-kali setelah si pemilik nama sama sekali tidak menggubris, ketika namanya disebut.

"Ah ya Claudia, maafkan aku. Ada apa?" jawab Sinbi setelah menyadari keberadaan Claudia disampingnya karena terlalu sibuk melamun.

"Kau yang ada apa, sebenarnya kau kenapa? Apa ada masalah? Akhir-akhir ini kau banyak melamun dan suka duduk sendirian."

Sinbi yang merasa jika dirinya tidak begitu hanya mengernyit kebingungan. Apakah akhir-akhir ini dirinya bersikap sama seperti yang Claudia jabarkan?

"Benarkah?"

Claudia mengangguk mantap, gadis itu masih memasang ekspresi khawatir kepada Sinbi.

"Aku baik-baik saja kok. Tidak ada hal buruk yang menimpaku." kata Sinbi menenangkan Claudia. Namun Sinbi nampak terdiam memikirkan sesuatu setelahnya.

"Ah lihatlah, jika kau baik-baik saja kau tidak akan terdiam setelah mengatakan itu. Sinbi serius, aku khawatir. Katakan apa masalahmu padaku, siapa tahu aku bisa membantumu." sogok Claudia kepada Sinbi agar gadis itu mau menceritakan masalahnya.

Hwang Sinbi menghela nafas, sepertinya menceritakan kegelisahannya kepada gadis itu tidak akan membuat masalah kan? Terlebih lagi di dalam Istana ini hanya Claudia lah yang dekat kepadanya. Memang ada Renoir dan Katy juga disini, tapi dibanding mereka berdua ia lebih intens bertemu dengan Claudia setiap waktu.

"Hmm, Claudia? Apakah aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?"

Claudia mengangkat sebelah alisnya, "Oh tentu. Kau boleh bertanya tentang apapun padaku, Sinbi."

Sinbi menggigit bibirnya mulai gelisah kembali setelah memikirkan akar permasalahan kegelisahannya.

"Apakah kau pernah menyukai seseorang?"

"Huh? Menyukai seseorang?" Claudia nampak berpikir. "Tentu saja pernah." jawabnya kemudian.

Sinbi mengangguk-anggukkan kepalanya paham, gadis itu terlihat serius lagi.

"Lelaki seperti apa yang pernah kau sukai itu? Apakah dia--" Sinbi menjeda kalimatnya. "Masih single?"

Claudia tertawa mendengar pertanyaan Sinbi, "Hahaha! Apa maksudmu? Tentu saja dia masih single, aku mana berani menyukai lelaki yang sudah memiliki pacar, tunangan, atau is-- tunggu!"

Claudia berdiri dari posisinya, "Jangan bilang kau sedang menyukai seorang lelaki yang sudah beristri?!" histeris gadis itu.

Sinbi otomatis langsung membungkam mulut Claudia karena sikap gadis itu barusan. Orang-orang bisa salah paham jika mendengar apa yang Claudia katakan.

"Claudia, bukan dirimu saja yang memiliki mulut disini dan semua orang bisa beranggapan aneh-aneh padaku jika mereka mendengar perkataanmu."

Claudia melepaskan bungkaman tangan Sinbi dimulutnya, "Sinbi, jawab pertanyaanku dulu. Kau tidak begitukan?"

Sinbi lagi-lagi menghela nafas, "Tentu saja tidak! Kau pikir aku gadis macam apa yang menyukai lelaki yang sudah beristri?!"

Kini Claudia bisa bernafas dengan lega, namun ketika Sinbi mengatakan jika masalahnya terasa lebih kompleks dari itu, Claudia bersiap-siap mendengar penjelasan tak terduga darinya.

"Aku tidak mau menerka-nerka karena aku takut terkaanku bisa jadi salah. Ayo coba jelaskan padaku permasalahanmu."

"Claudia, sepertinya aku sudah jatuh cinta kepada Raja Seonghwa."

Claudia nampak terkejut, "Benarkah?! Sinbi kau--" kemudian tergelak dengan begitu kerasnya.

Sinbi yang mendapatkan reaksi tak terduga dari Claudia menatapnya bingung.

"Apakah ada yang lucu dari pengakuanku?"

Claudia menggeleng, dengan setengah masih menertawakan tingkah Sinbi, gadis itupun kembali duduk dikursinya.

"Sinbi, kau bukan orang pertama yang jatuh cinta kepada Raja Seonghwa."

"Apa?"

"Ah maksudku, semua rakyat Kerajaan Phillips juga berlaku demikian. Mereka sangat mencintai Raja Seonghwa karena kebaikan-kebaikannya."

Ya, memangnya rakyat Kerajaan mana yang tidak mengeluh-eluhkan Rajanya sendiri kecuali jika rakyat itu hidup dalam ketidakmakmuran, sementara selama ini Kerajaan Phillips dikenal sebagai Kerajaan paling makmur diantara Kerajaan-kerajaan lainnya bahkan disebut-sebut sebagai Kerajaan adidaya.

Walaupun Raja Seonghwa baru saja menggantikan singgasana ayahnya sendiri, kontribusi Raja Seonghwa di Kerajaan Phillip tak perlu diragukan.

"Tapi Claudia--"

"Sudahlah, Sinbi. Kau tidak perlu merasa bersalah. Ya, aku tahu kalau Raja Seonghwa sudah memiliki tunangan, tapi mencintai Raja Seonghwa bukanlah suatu masalah karena orang-orang juga melakukannya. Rakyat wajib mencintai rajanya sendiri bukan?"

Tapi ini berbeda, Sinbi bukan hanya menyukai jasa-jasa Raja Seonghwa pada Kerajaan. Dan bahkan ini lebih dari itu, karena ia menginginkan pria itu.

Ia jadi teringat percakapannya dengan Jendral Mingi beberapa hari yang lalu.

"Benarkan?"

Sinbi menunduk, ia tidak mengerti mengapa hatinya seakan mengiyakan tuduhan Jendral Mingi.

"Kau tidak perlu mengelak karena itu terlihat begitu jelas."

Kini Sinbi berani memandang Jendral Mingi yang terus memojokkannya.

"Apakah anda menyuruh saya datang kemari hanya untuk menuduh dan memojokkan saya?"

Jendral Mingi terkekeh, "Hwang Sinbi, kurasa mengalihkan pembicaraan bukan cara yang tepat saat ini."

Sinbi terkejut, "Tidak, aku--"

"Jangan pernah meragukan insting seorang pemimpin kemiliteran."

Nyali Sinbi menciut, semenjak bertemu dengan Jendral Mingi, ia jadi tidak mengerti mengapa pria itu seperti terlalu ikut campur pada hidupnya.

"Anda tidak perlu khawatir, Jendral Mingi. Saya bukan perempuan murahan yang akan menggoda lelaki yang sudah memiliki tunangan."

Jendral Mingi melipat tangannya didepan dada menelisik dengan teliti wajah putih yang bahkan tanpa bedak ataupun polesan pewarna dibibirnya namun anehnya masih saja terlihat cantik.

"Jadi itu daya tarikmu."

"Apa maksud anda? Jangan mentang-mentang anda memiliki jabatan yang tinggi dengan seenaknya anda merendahkan saya."

Bukannya marah, Jendral Mingi malah tertawa melihat sikap Sinbi yang begitu tidak sopan jika disangkutpautkan dengan peraturan.

"Ini akan berjalan sangat menyenangkan. Kita lihat siapa yang akan mendapatkanmu pada akhirnya nanti." ucap Jendral Mingi.

Dan itu adalah hal lain yang membuat Sinbi merasa gelisah. Apa maksud Jendral Mingi waktu itu? Mengapa dia jadi misterius begini? Sejujurnya ia lebih suka Jendral Mingi yang suka membuatnya kesal daripada Jendral Mingi yang bersikap misterius.

Ia benci bermain teka-teki atau semacamnya. Sinbi tidak mau berlagak menjadi detektif dadakan yang mampu berteori ria. Tidak, ini bukan bidangnya.

"Sinbi!"

Sinbi lagi-lagi dikagetkan oleh panggilan Claudia yang masih bersamanya.

"Apalagi?"

"Raja Seonghwa mencarimu."

Oh tidak.

Tbc.

The Duke of GloucesterWhere stories live. Discover now