Satu - Kafe

777 120 51
                                    

WELCOME BACK TO THE JUNGLE!!
WOHOO MAKASIH SAMBUTAN HANGATNYA KEMARIN GAISSS AKU TERHARU SUMPAAAAAAAAAHHH GA NYANGKAAAAAA KALIAN MASIHHHHHHH MAU BACA KISAHKUUUUUUU.

PART INI MASIH 1000AN, MAAF YAAAAA MASIH PENDEK, TENANG DEHH PELAN-PELAN KITA NAIKIN JADI 15000 KATA, SAMPE 2000 KATA HAHA.

SELAMAT MEMBACA 😗😗😗


Alice menatap Kurt, kekasihnya yang sedang menangis didepannya. "Alice aku... dengar... Aku tidak selingkuh!! Kamu salah paham!"

Alice memutar bolamatanya jengah. Jika gadis lain akan menangis saat mengetahui kekasihnya selingkuh maka Alice adalah kebalikannya. Sejak awal dia tau Kurt ini mengincarnya hanya karena paras Alice bisa di pamerkan ke teman-teman Kurt, tapi Alice tau Kurt memiliki kekasih lain, yang sah, yang bisa membahagiakan dia lahir batin.

"Kurt, kamu harus bahagia dengan Zidan." Alice mendekati Kurt dan mengelus punggungnya "Bukan salah mu mencintai pria, hanya saja aku kecewa kamu menjadikanku tameng agar tidak dianggap menyimpang." Alice tersenyum "Kalau sejak awal kamu jujur tentang ini, aku janji tidak akan marah. Tapi sudah terlambat, aku mau bebas."

Kurt menatap Alice "Kamu tau aku... Gay?"

Alice tersenyum lembut "Iya, Tau."

"Sejak kapan?"

Alice menghela nafasnya "Sejak awal. Dua tahun yang lalu." Alice menarik Kurt untuk berdiri dan menghapus air mata Kurt "Aku menunggu sampai kamu jujur tapi sepertinya kamu tidak akan jujur, jadi hari ini aku putuskan untuk mengakhiri hubungan kita."

"Apa kamu membenciku Alice?" Kurt menatap Alice "Aku menjadikanmu tameng dari hubungan kami, menggunakan wajahmu untuk membohongi orang lain. Kamu membenciku? Kamu pasti membenciku.."

"Aku kesal. Tapi yasudahlah, hidupku penuh drama akhir-akhir ini Kurt." Alice menggandeng Kurt "Sekarang ayo berteman! Kenalkan aku dengan kekasihmu, aku yakin dia menahan cemburu selama ini."

Kurt mengangguk "OKE!!"

****

Alona memukul kepala Alice yang lagi-lagi menatap beberapa pengunjung yang menurutnya mencurigakan. "Alice ini sudah seminggu. Jangan sampai kamu di panggil Boss dan di pecat!"

Alice meringis sambil mengelus kepalanya yang dipukul Alona "Alonaaaaa bagaimana aku bisa tenang kalau aku tidak tau siapa penjahat sosial yang mengambil fotoku dan menjadikanku pemeran utamanya di novelnya! Parahnya lagi novel itu berseason, endingnya gantung, bagaimana kalau endingnya aku mati? Aku tidak mau mati, akuu mampphhh__"

"Selamat siang , mau pesan apa? Kami ada menu spesial yang bisa anda baca di papan atas kami." Alona tersenyum sambil menutup mulut Alice "Saya yakin anda akan menyukai menu kami."

Alice melepas tangan Alona dan segera membersihkan mulutnya, merapikan bajunya dan tersenyum menatap sang pembeli yang nampak bingung hendak memesan apa. Alice menatap penampilan pria itu, santai seperti orang yang sedang berlibur di hari kerja,membawa tas ransel dan.... Kamera yang menggantung di lehernya. Alice terdiam, apa mungkin pria ini yang memotretnya diam-diam? Tapi pria ini baru pertama kali muncul di kafe.

"Saya mau Carabian Coffenya dua." Pria itu menatap Alona "Dan dua Hotdog."

"Okee segera di antar. Anda potographer ya?" Alona menulis pesanan pria itu sambil bertanya.

The WritterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang