5. Badmood

328 37 3
                                    

Aura mencekam  terasa begitu pekat memenuhi lorong sekolah. Apalagi jika sedang berjalan di lorong dan berpapasan dengan Muichirou, sang pemilik aura mencekam. Aura tak mengenakkan pasti akan terasa begitu mencekik.

Suasana hati Muichirou sedang tak baik saat ini. Pemuda itu baru saja meninggalkan Nezuko dan kakaknya berserta gengnya di kantin setelah kejadian pelukan tak disengaja. Hati Muichirou sakit bukan main melihat Nezuko yang disentuh wajahnya oleh pemuda bersurai kuning, yang diketahui Muichirou bernama Zenitsu.

Bisa dikatakan Muichirou sedang cemburu.

Muichirou tak suka ada pemuda lain yang menggoda Nezuko. Tak suka jika ada pemuda yang bertingkah romantis di hadapan Nezuko. Muichirou ingin pemuda lain itu adalah dirinya. Dirinya yang bisa dengan mudah menggoda Nezuko, yang membuat tulang pipi gadis itu menampilkan semburat merah yang menggemaskan.

Muichirou ingin pemuda lain yang bertingkah romantis dihadapan Nezuko adalah dirinya. Tapi nyatanya, hubungan keduanya adalah sahabat, bukan kekasih.

Sial, suasana hati Muichirou semakin memburuk. Ia takkan bisa berkonsentrasi dalam pelajaran jika perasaan buruk ini masih ada dalam hatinya. Muichirou mengganti tujuannya. Yang semula ia akan pergi ke kelas berganti pergi ke rooftop sekolah.

Mungkin semilir angin dan suasana tenang akan sedikit membuat suasana hati membaik, pikirnya.

Sesampainya di rooftop, Muichirou duduk di sofa yang sudah ada. Rasa lembut dan empuk menyambut pantat Muichirou saat mendudukinya. Ia menyandarkan kepala ke belakang sambil melakukan pernafasan dalam.

Hembusan angin yang menerpa wajah dan kesunyian rupanya sangat ampuh untuk mengalihkan rasa cemburu Muichirou.

Baru sebentar rasanya Muichirou menikmati ketenangan berada di rooftop, saat seorang tiba-tiba membuka pintu rooftop dengan keras. Membuat Muichirou terjingkat kaget.

Dari sana munculah seorang pemuda bersurai orange dengan bekas luka yang khas di sisi kiri wajahnya, Sabito.

"Disini lo rupanya, Mui. Nezuko nyariin lo noh di kelas." ujar Sabito seraya berjalan ke arah sofa kemudian duduk tepat di samping Muichirou.

"Oh."

"Oh doang?"

"Terus gimana? Gue harus lari ke Nezuko kayak drama India?"

Sabito tertawa mendengar ucapan Muichirou. Bukan karena kata-katanya yang lucu melainkan raut wajah Muichirou yang bisa-bisanya saat melucu, tapi berwajah datar. Muichirou sendiri tak ambil pusing dengan reaksi berlebihan Sabito atas ucapannya.

Sabito mengusap ujung matanya yang berair. Ia tertawa terlalu berlebihan.

"Btw, Nezuko khawatir sama lo, katanya lo belum sempat makan makanan, eh udah pergi duluan." Sabito membuka percakapan. Membahas bagaimana tadi Nezuko yang mencari Muichirou di kelas bak orang kesetanan. "Pasti ada sesuatu yang terjadi antara lo sama Nezuko."

"Bukan urusan lo." Balas Muichirou dengan sengit.

Ah, tidak. Suasana hati Muichirou yang semula sudah begitu tenang, mulai kembali memburuk. Dasar sabito, sialan!

Sudut bibir Sabito terangkat, membentuk sebuah cengiran. Pemuda bersurai orange itu tahu kemana arah pembicaraan mereka. "Lo suka kan sama Nezuko?"

Mendengar pertanyaan Sabito, membuat Muichirou terdiam mematung.

Dilihat dari respon Muichirou yang tak langsung membalas ataupun menyanggah ucapannya, membuat spekulasi Sabito tentang perasaan Muichirou pada Nezuko sama seperti yang selama ini ia pikirkan,

Fall | Muichirou X NezukoWhere stories live. Discover now