3. Ungkapan tak terdengar

543 48 6
                                    

Italic = flashback/kata bahasa asing

Selamat membaca♡
.
.
.

Matahari bahkan belum terlihat di cakrawala saat Muichirou terbangun dari tidurnya. Rasa nyeri dan pegal di lengan kirinya yang memaksa sepasang mata beriris tuquoise miliknya terbuka lebar.

Pemandangan wajah Nezuko yang tengah terlelap beralaskan lengan miliknya, menjadi hal pertama yang Muichirou lihat.

Wajahnya terlihat begitu damai dan candu tuk selalu dipandang. Walaupun dalam pencahayaan yang remang-remang.

Jemari kanan Muichirou terangkat untuk membelai surai legam Nezuko. Muichirou mengusap surai itu dengan begitu lembutnya. Tak lupa ia juga menyingkirkan beberapa anak rambut yang sekiranya menganggu.

Puas mengusap surai, Jemari Muichirou beralih turun mengusap pipi Nezuko. Terasa begitu halus dan lembut di tangan. Fisik Nezuko sudah banyak berubah. Gadis itu menjadi sedikit lebih tinggi meskipun masih lebih tinggi Muichirou. Nezuko juga menjadi semakin lebih cantik dan manis.

Sifat Nezuko lah yang tak berubah. Nezuko masih tetap sama, seperti Nezuko yang Muichirou kenal 3 tahun yang lalu.

Nezuko yang masih selalu ramah pada orang lain. Nezuko yang masih selalu bersikap baik pada orang lain, bahkan yang tak ia kenal sekalipun. Tapi yang paling penting adalah, senyumnya yang masih selalu terlihat tulus dan ikhlas. Bukan senyum yang karena terpaksa apalagi dibuat-buat.

Dan, satu hal lagi yang tak pernah berubah.

Perasaan Muichirou pada Nezuko.

Perasaan yang dulunya hanya sebatas kagum, kini naik satu level menjadi suka. Ya, Muichirou menyukai Nezuko. Rasa itu muncul sejak keduanya pertama bertemu. Sejak pertama kali Muichirou melihat senyum dan mendengar suara gadis itu, Muichirou sudah menyukai Nezuko.

Tapi hingga keduanya beranjak remaja, Muichirou tak kunjung mengungkapkan perasaannya pada Nezuko. Pemuda itu takut hubungan pertemanan mereka menjadi hancur. Muichirou tak ingin hanya karena perasaannya seorang, ia mengabaikan hubungan yang sudah dibangun susah payah oleh Nezuko. Muichirou sadar, ia tak boleh egois.

Muichirou menghela napas panjang. Ia hanya bisa berdoa, semoga sampai waktu yang tepat dimana ia akan menyatakan perasaan tiba, Nezuko masih belum menjadi milik orang lain.

Muichirou meletakkan telapak tangan kanannya ke belakang kepala Nezuko lalu mendorongnya perlahan. Saat dirasa jarak keduanya cukup dekat, Muichirou menempelkan bibirnya di kening Nezuko. Banyak kata indah yang ingin sekali diucapkan Muichirou untuk Nezuko. Kata indah yang merujuk pada satu kalimat inti,

Aku menyukaimu.

Wangi sampo yang tercium dari surai selegam gagak milik Nezuko, berbau seperti wangi tanah selepas hujan begitu menusuk indra penciuman Muichirou. Wangi yang begitu menenangkan dan nyaman.

Muichirou melepaskan kecupan di kening Nezuko saat merasa ia sudah melakukannya cukup lama. Dari ekor matanya, Muichirou bisa melihat warna langit yang mulai berubah menjadi nila. Pertanda bahwa matahari tak lama lagi akan terbit.

Muichirou menatap Nezuko lekat sebelum akhirnya mengangkat perlahan kepala Nezuko dan menarik lengannya. Lengan kiri Muichirou terasa begitu pegal dan nyeri. Muichirou sudah menduga ini. Sudah pasti jika sebuah lengan digunakan sebagai bantal semalam, esoknya pasti rasa nyeri dan pegal tak bisa dihindarkan.

Rasa sakit itu ia abaikan. Muichirou harus keluar dari kamarnya secepat mungkin sebelum Nezuko bangun. Atau teriakan kencang Nezuko takkan terelakan.

Fall | Muichirou X NezukoDär berättelser lever. Upptäck nu