2. Jatuh pada pesonanya

602 69 2
                                    

Muichirou tak berhenti mengumpat dalam hati. Tujuan awalnya  adalah mengantarkan barang titipan bundanya pada tetangga baru, kemudian setelah itu pulang dan melanjutkan game yang sempat ia tunda.

Tapi malah sekarang ia terjebak di ruang tamu keluarga Kamado, si tetangga baru.

Jika saja tadi saat mengantar barang ia bertemu dengan anak salah satu keluarga Kamado atau asisten rumah tangganya, pasti pekerjaannya akan cepat selesai dan ia bisa pulang ke rumah.

Sialnya, Muichirou malah bertemu dengan sang kepala keluarga Kamado, Tanjuro Kamado. Tanjuro menyuruh Muichirou untuk masuk ke dalam dan berbincang sebentar. Awalnya, tentu saja Muichirou menolak. Tapi melihat betapa gigihnya Tanjuro melunakkannya, ia jadi luluh dan menurut saja.

Secangkir teh hangat dihidangkan tepat di hadapan Muichirou bersamaan dengan munculnya Tanjuro dari arah sisi kirinya. Muichirou mengangguk singkat ke arah asisten rumah yang menghidangkan teh padanya.

Tanjuro mengambil tempat duduk tepat di hadapan Muichirou.

"Siapa namamu?" Tanjuro membuka obrolan dengan bertanya nama Muichirou.

"Muichirou Tokito." jawab Muichirou singkat, padat dan jelas

Tanjuro mengangguk singkat sebelum kembali berbicara. "Oh, kamu anak dari keluarga Tokito rupanya. Selamat datang di keluarga Kamado, nak Muichirou. Semoga nanti kita bisa menjadi tetangga yang saling tolong-menolong dan pengertian, yah."

Muichirou mengangguk samar. Ia mengambil teh yang disiapkan untuknya, kemudian menyesapnya perlahan.

"Berapa umurmu, nak?" Tanjuro kembali bertanya.

"14 tahun."

"Kamu sepantaran dengan putriku, Nezuko. Sepertinya cocok jika kalian berdua dijodohkan."

Penuturan Tanjuro barusan sontak saja membuat Muichirou tersedak dan terbatuk. Perjodohan katanya? Yang benar saja! Muichirou benci, jika ada seseorang yang mencoba mengatur jalan hidupnya.

"Aduh, kok malah tersedak. Ucapan saya barusan pasti bikin kamu kaget, yah? Padahal niat saya cuma mau bercanda, lho."

Tanjuro panik bukan main saat melihat Muichirou yang tiba-tiba terbatuk saat mendengar ucapannya.

Memang yah, candaan orang tua bagi anak muda itu lucu, enggak. Jayus dan cringe, iya.

"Papa, kami pulang." Suara seruan riang terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu utama.

Dari sana muncul seorang gadis yang terlihat seumuran dengan Muichirou. Gadis itu mengenakan dress selutut berwarna merah jambu. Surai hitam legamnya dibiarkan terurai hingga punggung. Dibelakang gadis itu, muncul seorang anak laki-laki bersurai hitam kemerahan diujungnya. Anak laki-laki itu tersenyum manis melihat Muichirou.

Dan yang terakhir masuk adalah seorang wanita paruh baya, yang bersurai sama dengan milik gadis kecil yang seumuran dengan Muichirou tadi.

Gadis cantik itu duduk tepat disamping Tanjuro seraya memeluk sang ayah erat.

Sejak kedatangan gadis itu, pusat atensi seorang Muichirou Tokito sepenuhnya tertuju padanya.

"Muichirou."

Panggilan tiba-tiba dari Tanjuro tak pelak membuat Muichirou kelagapan. Sepertinya ia sudah tertangkap basah oleh Tanjuro sedang memandang lekat putri dalam pelukannya.

Tanjurou terkekeh melihat respon Muichirou. "Lihatnya biasa saja. Aku tahu putriku memang cantik."

Wajah Muichirou memerah. Malu. Ia pun menunduk tak berani mendongak.

Tanjuro kembali terkekeh. Ide jahil terlintas di benaknya. Pandangan Tanjuro beralih pada putrinya. Ia mencolek pundaknya pelan kemudian berbisik.

Mendengar perintah yang dibisikan ayahnya, gadis cantik bersurai hitam itu pun mulai bertindak. Ia berpindah tempat duduk dari yang semula bersama ayahnya, beralih bersama dengan Muichirou.

"Kenalkan dirimu padanya, Nezuko." ujar Tanjuro.

Nezuko mengangguk patuh lantas mengulurkan tangan ke arah Muichirou. "Halo perkenalkan namaku Nezuko Kamado. Namamu siapa?" kata Nezuko riang tak lupa diakhiri dengan senyuman manis yang bisa membius siapapun lawan bicaranya, baik perempuan maupun laki-laki.

Masih dengan menunduk saat Muichirou membalas uluran tangan Nezuko. "Muichirou Tokito." cicit Muichirou pelan.

Meskipun tak berani memandang Nezuko secara langsung, Muichirou masih berani untuk mencuri-curi pandang.

Kesan pertama Muichirou kala melihat Nezuko, adalah begitu cantik, ramah dan baik. Tiga hal itulah yang membuat Muichirou tanpa sadar jatuh ke dalam pesona seorang Nezuko Kamado.

Mengingat betapa manis senyum Nezuko, membuat Muichirou rela mengantar entah barang ataupun makanan ke rumah Nezuko setiap hari. Bahkan setiap jam pun Muichirou rela.

Karena Muichirou ingin melihat senyum manis gadis itu. Melihat iris teduh yang ditunjukkan gadis itu. Mendengar suara lembut yang bagai alunan piano di telinga Muichirou.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Fall | Muichirou X NezukoWhere stories live. Discover now