Perhatian !!!
Sebelum membaca cerita ini, sebaiknya baca dulu MARRIED WITH OPPA, agar tidak bingung dengan pemain-pemainnya.Karena cerita ini lahir dari cerita MWO.
***
Jimin menghela napas, paham betul perasaan Suho "kalau begitu, pertanyaanku sama...
Selamat Malam semuanya, bagaimana hari ini semoga dalam keadaan sehat yah ? Stay at home saja jangan dulu nongki² gak jelas. Hehe, Btw udah gak kerasa yah Part cerita Signal Of Destiny sudah 36an yang menandakan cerita ini akan tamat. Huhu 😢 sedih gak kalian cerita ini mau tamat ? 😃
Happy Reading yah 🥰
Amarah kembali menguasai Jaemin mengingat kejadian itu.
"OPPA MELIHAT DIA MENYENTUHMU ! KALIAN SALING TERSENYUM DENGAN MESRA !. JADI, PEMUDA YANG DUA HARI LALU MENCIUM---"rasanya dia tidak sanggup melanjutkan tanpa menumpahkan amarah.
Namun jika Jaemin hilang kendali lagi dia tidak akan menyelesaikan masalah namun akan membuat masalah ini bertambah rumit lagi. Karena itu Jaemin diam sejenak sambil menghela napas untuk menenangkan diri.
"Jadi pemuda yang makan bersamamu waktu itu sama sèperti yang dua hari lalu ?"
Heejin mengangguk pelan, mulai khawatir melihat api amarah di mata Jaemin. "Ya, tapi setelah makan siang hari itu aku memang sudah berniat tidak menemuinya lagi. Dari sikapnya sudah kelihatan jelas bahwa dia seorang pemain perempuan"
"Tapi ternyata kau tetap menemuinya lagi"geram Jaemin.
"Itu pertemuan kedua kami setelah makan siang. Dia lagi-lagi mencegatku sepulang sekolah karena aku terus mengabaikan pesan dan telepon darinya. Dan sebenarnya di pelataran Mall aku sudah memberitahu bahwa aku sudah menikah. Namun dia tidak menerima penjelasanku dan menganggap aku hanya mencari alasan untuk menolaknya. Aku bilang saja tidak peduli dia percaya atau tidak. Tapi saat aku hendak berbalik tiba-tiba dia menarikku lalu menciumku"
Heejin menceritakan itu sambil meremas agak keras tangan Jaemin. Dia tidak lagi peduli bahwa dirinya tengah berpura-pura lemas. Yang dia inginkan saat itu hanya Jaemin memahami posisinya.
Selama beberapa saat tidak ada yang bersuara. Mereka hanya saling pandang dalam diam. Yang satu dengan tatapan cemas menanti reaksi sementara yang lain dengan tatapan datar yang tak bisa diartikan.
Tapi beberapa saat kemudian, Jaemin mengerutkan kening seolah berusaha mencerna sesuatu yang tidak dimengertinya.
"Kau memberitahu pemuda itu bahwa kau sudah menikah ?"
Heejin mengangguk pelan, bingung mengapa Jaemin malah membahas itu dan bukannya mengenai ciuman.
"Aku melakukannya agar dia berhenti menggangguku. Harusnya aku mengajak Oppa sekalian agar dia lebih percaya dan tidak macam-macam. Tapi aku sungguh tidak menduga dia akan senekat itu"
"Hmm, kau tidak khawatir pernikahan kita diketahui teman-temanmu ? Bukankah sebelumnya kau malu jika ketahuan sudah menikah ?"
Heejin semakin bingung karena lagi-lagi bukan masalah ciuman yang Jaemin bahas. Bukankah yang membuat Jaemin marah adalah ciuman itu ?
"Dulu kupikir begitu. Tapi sekarang sebaliknya. Teman-temanku selalu mengagumi Oppa. Mereka bilang Oppa hot, ganteng, dan keren"Heejin merona malu. Jadi---pasti sangat menyenangkan memamerkan bahwa Oppa adalah suamiku"
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.