51. Violet, bisa-bisa gagal move on (revisi)

87 11 9
                                    

Yang kemaren minta visualnya pak Bintang, nih udah aku kabulin.

Happy reading
R&R




"Gais Lo pada ciwi-ciwi lama amat dah keluarnya!" Raka berdecak pinggang memandangi kaum hawa yang masih nongkrong di kelas.

"Lah ketua kelas di kacangin, karma ntar kalian baru tau rasa."

"Bentar atuh Beben Raka, skinker gue belum kelar ke pake ni!" Sahut Wulan lantang.

"Iya Raka ganteng anak pak Anton sama buk Dona, nih kita udah mau keluar kok." Sahut Violet seraya mendekati sang ketua kelas yang berdiri di ambang pintu kelas.

"Sis kuy!" Sahut Violet.

"Yoi sis." Sahut Wulan.

Mereka akur sekali, aku tersenyum lebar.

Kami bertiga pun melangkah ke lapangan. Entah apa yang merasuki sekolah ini tiba-tiba kami disuruh berbaris di lapangan.

Keuntungannya ya sedikit refreshing.

"Rezeki nomplok benget ini ya, kita free mapel kimia." Ucap Wulan girang.

"Demi apa anjim kata orang kita sampe pulang nge free." Kata Violet

"Demi apa astaga, kimia, fisika, matematika sama biologi terlewatkan." Ucap Wulan

"Berada plong." Sahut Violet nyengir

"Udah ih suara kalian gedek amat, malu tau diliatin adek kelas." Sela ku

"Adek kelas doang, kecil itu mah." Jawab Violet

Ah-mereka berdua sangat susah di bilangin, aku membuang muka cemberut jengkel

"Buset itu bukanya si Manda, anjing masih berani-beraninya tu anak ya nginjakin galaksi lagi, ngga habis pikir gue." Lagi-lagi mereka berucap histeris-Violet

"Mana...ah... ngga ada kaca kali ya dia nya sis." Balas Wulan mengarahkan pandangan nya kearah barisan kelas X

"Gih kita kasih dia kaca, biar bisa ngaca." Sahut Violet lalu tertawa terbahak-bahak

"Hay." Lintang, untung saja ada dia, bisa-bisa aku mati pingsan mendengarkan celotehan dua manusia yang ada di samping kiri ku ini

"Eh hai." Balasku lalu tersenyum ke arah Lintang

"Lagi ngomongin apaan tu dua bocah." Ucap Lintang langsung ke topik

"Biasa ngengibah." Sahut ku seadanya, lalu nampak Lintang menggeleng-gelengkan kepalanya

Beberapa detik kemudian kami pun telah sampai dibarisan kelas kami tentunya.

Raka selaku ketua kelas sudah berdiri didepan menyiapkan barisan, dan kamipun mengikuti arahan dari Raka.

"Tes-res!"

"Selamat pagi anda sekalian."

"Siang bapak!" Sahut murid-murid galaksi serentak, membuat pak Erik langsung menciut, sedetik kemudian pak Erik tertawa terbahak-bahak.

"Siang ya? Bapak kira udah malam." Sahut pak Erik namun tak sedikitpun melirik siswa malah enggan menanggapi candaan dari pak Erik.

"Maaf, oke kalian pasti tentunya bertanya-tanya kenapa kalian semua bapak kumpulkan di lapangan ini?"

"Iya pak!" Sahut kelas ku lantang, suara Rido lah yang paling terdengar keras.

"Kalian masih ingat sekarang hari apa?" Tanya pak Erik

Krik-Tak ada jawaban

"Hari apa pak?" Tanya seseorang dari barisan IPS seperti suara, Alex

"Kamu ini masa lupa, apakah kamu benar-benar SMA Galaksi?"

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang