07. Vio Vs Rey

373 85 60
                                    

Vote dulu yup!

Oh ya, kalo ada yg taypo bilangin aja langsung biar bisa dibenerin!!


——Happy Reading——





Pagi hari di kediaman rumah ku sepi seperti biasanya.

"Non mau berangkat sekarang non?" tanya mang Ujang tiba-tiba sudah berada di samping ku.

"Iya mang!"

Cuaca nampak tidak bersahabat langit terlihat gelap dan di selimuti awan-awan hitam, tak seperti biasanya.

"Sebentar mang, Rindu kedalam dulu mau ambil payung!" ujar ku dan kembali masuk ke dalam rumah.

Tak butuh waktu lama, payung pun sudah berada ditangan ku.

"Ayok mang!" Pinta ku dan dibalas anggukan oleh mang Ujang.

Mobilpun langsung menerobos jalanan yang lumayan ramai, ku arahkan pandangan kearah luar jendela. Nampak tetes demi tetesan air jatuh dari langit ke bumi dan berakhir dengan hujan yang deras.

"Hemm mang, papi keluar negri ya mang?" tanya ku pada mang Ujang disela-sela hujan yang deras.

"Iya non, katanya ada urusan bisnis di Australia non."

"Kapan baliknya mang?

"Kalo nggak salah ya non, bapak disana tiga Minggu."

"Padahal Minggu besok aku terima lapor" gumam ku.

"Mang Minggu besok temenin Rindu ambil lapor ya!?" ujar ku pada mang Ujang.

"Siap non" jawabnya dan berikan jempol kearah ku.

Jangan heran memang sudah biasa seperti itu papi sedikitpun tak pernah mendampingi ku saat menerima lapor selalu mang Ujang. Tapi tidak apa-apa lah aku selalu bersyukur, masih ada mang Ujang yang selalu menganggap ku seperti anaknya sendiri.

"Non sudah sampai non, belajar yang rajin ya non jangan bolos. Nanti mamang jemput non disini ya!" ujarnya padaku.

"Iya mang, Rindu pamit dulu assalamualaikum mang" jawab ku dan langsung turun dari mobil tersebut, tak lupa memakai payung dan berjalan ke gedung sekolah dengan langkah lumayan cepat.

Didepan kelas XII IPA bintang, kelas masih nampak sepi dan lumayan gelap. Aku letakan payung dipojok kelas, tak ada setupun orang yang terdapat di kelas hanya ada aku dan bangku-bangku yang tersusun rapi, ku putuskan untuk meletakkan tas terlebih dahulu dan melangkah ke kantin sekedar mengisi perut.

Hujan masih deras mengguyur bumi, membuat tumbuh-tumbuhan bersorak-sorak ria menyambut air yang jatuh dari langit.

Dedaunan juga nampak merunduk kebawah, seakan-akan mereka sedang mengucapkan terimakasih kepada Tuhan karena telah memberikan mereka sebuah rahmat.

Sesampainya aku dikantin, nampak juga masih terlihat sepi ku putuskan untuk duduk disana, di meja paling pojok dekat jendela.

"Eh neng Rindu, mau pesan apa neng?" tanya mpok inces pada ku.

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang