48. Sakit banget (revisi)

112 14 5
                                    

"Kak Rindu!!"

"Eh Keyla, makin gedek aja ya kamu." Rindu mencubit pipi gadis kecil itu nampak sangat gemas.

"Kakak mau kemana sama bang Rey?" Tanya gadis kecil itu masih setia di dekat Rindu

"Mau jalan sama gue." Malah Rey yang menjawab

"Ikut!" Rengek gadis itu dengan mata berbinar andalannya.

"Ih masa kamu ikut juga sih Key, bang Rey sama kak Rindu kan mau kencan, nanti kamu malah ganggu." Sahut Iren

"Tapi kan Key juga mau kencan sama kak Rindu." Jawab gadis kecil itu polos

"Key."

"Iya ma, Key ngalah sama abang." Ucap gadis itu nampak cemberut

"Ngga papa kok." Rindu perlahan berjongkok menyamakan posisinya pada gadis kecil itu-Keyla

"Key boleh kok ikut sama kakak." Sambungnya.

"Beneran kakak, yey! Makasih kakak Rindu." Gadis itu melompat-lomapat kegirangan.

"Kenapa dibolehin sih." Gumam Rey pelan.

"Asik loh Rey kalo Key nya diajak." Sahut Rindu lalu tersenyum lebar.

"Yang ada ni anak berantakin semuanya." Rey lagi-lagi mengumpat.

Iren menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali menuju dapur. Ah, dia baru ingat barusan dia sedang membuat bubur kacang hijau, masakan kesukaan Rey dan Key. Ya kedua anaknya.

"Ma papa kapan pulang?" Ucap Key menghampiri sang mama yang kini meletakkan bubur kacang ijo diatas meja

"Doain aja ya nak, besok kita tengok papa ke Singapura." Sahut Iren

"Yey, ketemu papa. Key udah kangen banget."

"Rey kamu juga ikut besok nak?" Tanya Iren pada Rey

"Hemm, iya." Jawab Rey lalu kembali menyuapkan bubur kacang ijo itu ke mulutnya.

Papa Rey kenapa?

Ingin gadis itu melontarkan pertanyaan itu, namun diurungkannya.

"Gih di makan sayang."

"Iya ma." Jawab Rindu lalu tersenyum.

"Ma Key mau tambah." Pinta anak itu.

"Rakus!" Sahut Rey cepat.

"Biarin deh Rey adeknya, biar cepat gedek." Sahut Iren lalu kembali ke dapur.

"Emang adek sama kayak Abang, buncit!" Balas Key seraya menjulurkan lidahnya ke arah Rey.

Rey yang tak terima dikatakan buncit oleh adiknya, pria itu spontan langsung berdiri dan memamerkan perut suspek milikinya.

"Wah perut Abang ada kotak-kotaknya." Ucap key polos.

Rindu yang mendengar ucapan key langsung melirik kearah Rey dan-

"Masnyaallah." Tanpa sadar gadis itu bergumam.

"Gimana-gimana?" Tanya Rey ada Rindu.

Gadis itu spontan menutup telinga, ah-Rindu bodoh!

Yang ditiup itu seharusnya mata bukan telinga!

"Rey di tutup itu perutnya nanti masuk angin." Sahut Rindu.

Rey pun menurunkan bajunya kebawah, sedangkan key sudah lari ke dapur menghampiri mamanya.

Memeluk Rindu [TAMAT] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang