A Black Angel and A Sinner

553 118 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang lelaki berfreckless berjalan dengan malas memasuki hutan. Jika bukan karena dare dari sahabat tupainya, ia tak akan mau memasuki tempat terlarang ini. Terlebih lagi, sekarang sudah tengah malam, tentu saja ia tak ingin mati konyol karena tersesat di hutan.

"Ck...si Jisung hyung itu menyebalkan sekali."

Ia sedikit menepuk-nepuk hoodie yang membalut tubuh kecilnya yang ternodai cairan besi berwarna merah pekat. Ia pun menggerakkan tungkainya sedikit lebih cepat. Berharap Dewi Fortuna masih selalu bersamanya, agar ia segera bertemu dengan 'dia'.

Sebenarnya, dare dari Jisung —sahabat tupai seperbobrokannya- cukup mudah. Hanya pergi ke hutan terlarang yang disebut sebagai tempat persemayaman seorang iblis setelah melakukan 'kebiasaan malamnya'. Ia hanya harus bercakap-cakap dengan iblis itu dan memberikan buktinya.

Lelaki berfreackle itu mendegus kesal. Mana ada iblis di era modern ini?! Kenapa sahabatnya itu terlalu percaya dengan takhayul? Kenapa sahabatnya itu begitu ingin tahu tentang iblis-iblis ini?

"Ah, sudahlah. Fokus Lee Felix, ia tak akan datang hanya karena kau menggerutu."

"Siapa yang tidak datang jika kau hanya menggerutu?"

Deg!

Felix membeku. Ini tengah malam dan manusia gila mana lagi yang berani memasuki tempat terlarang ini selain dia? Apakah hantu itu nyata seperti yang dikatakan Jisung? Apakah hantu itu akan membawanya ke alam mereka? Astaga, ia tak mampu berpikir dengan jernih.

'Han Jisung, si sialan ini benar-benar mengkontaminasi nalarku.'

"Aku sudah mencatatnya, berkata kasar dan menyalahkan orang lain padahal ia tak salah."

Felix langsung berbalik begitu saja. Tak ada orang lain selain dirinya. Ia kembali mendegus. Pasti dia berhalunasi karena jam tidurnya sudah terlewat terlalu jauh. Memilih abai, ia pun kembali melanjutkan jalannya. Tubuhnya total membeku, kala sebuah suara kembali menginterupsi rungunya.

"Pulanglah."
Dan seakan tersihir, ia berjalan pulang ke rumahnya.

🌙 NIGHT & MAGIC 🌙

Felix terbangun dari tidurnya. Kepalanya pening, ia kurang tidur. Ia memegang kepalanya, mencoba mengingat kenapa ia kurang tidur. Ah, ia ingat, kemarin ia menjalankan dare dari sahabatnya.

"Sial, aku kalah. Rip my mo—

—AAAAAAKKKKHHH!!!! KENAPA BANYAK BULU HITAM DI SINI?!?!"

Felix menganga di ranjangnya. Ranjang dan lantai kamarnya dipenuhi oleh bulu berwarna hitam pekat. Lumayan indah, karena bulu-bulu itu mengeluarkan cahaya-cahaya kecil saat bergesekan. Terkesan seram namun terlalu indah untuk dilewatkan.

"Sudah bangun?"

Deg!

Felix menolehkan kepalanya ke arah pintu; sumber suara yang baru ia dengar. Tak ada siapapun, lagi. Suara itu, suara yang sama seperti suara yang menghipnotisnya kemarin malam.

NIGHT & MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang