Part 14- REGRETS

35 4 1
                                    


Lee Yeong berjalan gontai di lorong rumah sakit setelah menemui dokter yang merawat Raon. Usia janin Raon baru 2 minggu dan kondisinya masih sangat lemah. Ditambah stres berat yang dialami Raon, membuat janinnya tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Stres berat. Stres berat. Kata-kata itu yang terus terngiang di telinga Yeong. Selama ini dialah yang membuat Raon mengalami stres. Semua karena keegoisannya yang tidak ingin lebih memahami istrinya. Padahal Raon hanya ingin menjadi orang terdekatnya. Apa itu salah? Bukankah itu wajar bagi seorang istri jika ingin menjadi orang yang paling mengenal suaminya? Yeong sendiri pasti tidak terima jika Raon lebih dekat dengan orang lain dari pada dirinya. Tapi keegoisan telah membutakannya. Yeong sangat menyesal. Amat sangat menyesal. Tapi apa gunanya menyesal? Waktu tidak akan terulang kembali. Mereka telah kehilangan calon buah cinta mereka.

Yeong membuka pintu kamar rawat Raon. Dia melihat Raon duduk di tempat tidurnya, masih menangis. Yeong tidak bisa menahan diri lagi. Dia pun segera menghampiri dan memeluk Raon sambil mengucapkan beribu-ribu kata maaf, meskipun dia tidak yakin apakah masih ada maaf yang tersisa untuknya.

"Maafkan aku, Raon-ah. Semua ini salahku. Aku tidak tahu kau sedang hamil. Maaf Raon-ah. Maaf. Aku menyesal," ucap Yeong penuh penyesalan sambil menangis.

Tangis Raon pun semakin pecah. "Aku bahkan tidak tahu dia hidup di dalam perutku. Aku benar-benar ibu yang buruk," sahut Raon. Meskipun dia masih marah pada Yeong, tapi saat ini dia sangat membutuhkan seseorang untuk bersandar. Seseorang untuk mencurahkan kesedihannya. Dan seseorang yang paling diinginkannya ada di sisinya tidak lain adalah suaminya, Lee Yeong.

"Tidak Raon-ah. Akulah yang buruk. Aku suami yang buruk. Aku bahkan tidak menyadari kau sedang hamil. Aku malah membuatmu stres karena keegoisanku. Maafkan aku," ucap Yeong lagi. Raon tidak sanggup berkata-kata lagi. Hatinya sedang sangat sedih. Yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah menangis. Barangkali itu bisa mengurangi beban berat di dadanya.

Yeong pun merawat Raon dengan penuh kasih dan kesabaran selama dua hari Raon dirawat di rumah sakit. Meskipun Raon masih tidak berbicara banyak padanya. Raon hanya berbicara jika Yeong menanyainya saja. Selain itu, Raon tidak pernah mengajaknya bicara. Yeong paham, mungkin Raon belum bisa memaafkannya. Untungnya ayah Raon, Presdir Hong, tidak tahu mengenai insiden ini. Kebetulan, Presdir Hong sedang ada di luar negeri selama seminggu. Raon pun sudah berpesan pada Hamyung untuk merahasiakannya pada semua orang. Cukup mereka bertiga saja, ditambah Byung Yeon tentunya yang tahu. Yeong masih bisa bernafas lega saat ini. Itu berarti Raon masih belum berpikir untuk meninggalkannya dan kembali pada ayahnya.

Sepulang dari rumah sakit, Yeong langsung membawa Raon pulang ke rumah mereka. Dan dia pun membawa Raon kembali ke kamar mereka, tanpa menanyakannya dulu pada Raon. Raon pun tidak menolak, tapi juga tidak mengatakan apapun. Sikapnya masih dingin pada Yeong. Malam harinya pun dia masih tidur dengan memunggungi Yeong. Tapi Yeong tidak protes. Dia akan menunggu dengan sabar, sampai Raon bisa memaafkannya. Pagi harinya, Yeong terkejut saat sedang menyiapkan sarapan, karena melihat Raon keluar kamar dengan pakaian rapi siap berangkat kerja.

"Kamu mau berangkat kerja, Say?" tanya Yeong.

"Ne," jawab Raon singkat.

"Tapi kamu kan belum pulih. Baru kemarin kamu keluar dari rumah sakit."

"Besok ayahku sudah kembali. Akan aneh jika aku terlalu lama tidak masuk kerja."

"Tapi, Raon-ah..."

"Aku baik-baik saja," sambar Raon datar dengan tatapan tajam pada Yeong. Yeng pun tidak berani melawan lagi.

"Baiklah. Kalau begitu aku antar saja ya. Kamu jangan menyetir dulu."

LOVE REINCARNATION (BoYoo Fanfiction)Kde žijí příběhy. Začni objevovat