Part 12- CONFLICT 2

42 3 3
                                    

"Hai. Lama tidak bertemu," sapa Raon pada Yeong yang sudah berdiri di depan pintu. Raon sudah saking kesalnya pada Yeong sehingga dia sudah tidak sanggup menegur suaminya lagi.

"Raon-ah," panggil Yeong pada istrinya. Dia yakin Raon pasti sangat marah, dilihat dari caranya menyapa Yeong.

Raon pun segera bergegas dan meninggalkan suaminya yang masih berdiri di depan pintu.

"Raon-ah, tunggu dulu," panggil Yeong sambil mengejar Raon. Dia ingin memberi penjelasan pada istrinya. Tapi Raon sama sekali tidak berniat untuk mendengarkan.

"Raon-ah. Dengarkan aku dulu,"kata Yeong yang berhasil meraih tangan istrinya.

"Dengar Lee Yeong-ssi! Aku tidak akan menuntut penjelasan darimu semalam kau pergi ke mana. Aku sudah tidak peduli kau mau tidur di rumah atau di tempat lain. Tindakanmu benar. Kita sebaiknya tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing. Itu kan maksudmu?" kata Raon kemudian berjalan menuju mobilnya.

"Bukan begitu, Raon-ah. Maafkan aku. Aku tahu aku salah," lanjut Yeong. Tapi Raon sudah keburu masuk mobil dan menyalakan mesinnya. "Raon-ah! Aku mohon!"pinta Yeong. Tapi Raon tetap menjalankan mobilnya dan meninggalkan Yeong sendiri. Yeong sudah menebak hal ini pasti akan terjadi. Kalau saja semalam dia ingat untuk menghubungi istrinya itu 5 menit saja, tidak, mungkin cukup 1 menit, pasti Raon tidak akan semarah ini padanya. Atau setidaknya mengirimkan satu pesan singkat saja, tidak akan begini jadinya. Kali ini Yeong telah menyepelekan hal kecil yang berdampak sangat besar pada kehidupan rumah tangganya.

Yeong pun masuk ke dalam rumah dan mengaktifkan ponselnya. Ternyata Raon telah menelponnya sebanyak 20 kali dan mengirimi puluhan pesan dari bertanya, khawatir, cemas, sampai akhirnya tidak peduli lagi. Yeong benar-benar sangat menyesalinya. Apa yang harus dilakukannya supaya istrinya itu tidak marah lagi padanya?

Seharian, Raon bekerja terlalu fokus kembali. Hamyung yang menyadari perubahan sikap Raon sudah menebak gadis itu pasti sedang ada masalah. Tapi Hamyung tidak berani menanyainya, mengingat Raon sudah menikah. Apalagi masalah seorang wanita yang sudah menikah kalau bukan soal rumah tangganya. Sampai larut malam, Raon masih menyibukkan diri dan tidak berminat pulang. Hamyung pun menegurnya.

"Raon-ah, kenapa kau belum pulang?" tegur Hamyung.

"Aku harus mengecek hasil pemeriksaan beberapa pasienku," jawab Raon sambil terus memperhatikan layar komputer di depannya.

"Sudah malam. Suamimu pasti sedang menunggumu."

"Tenang saja. Mungkin dia juga masih sibuk dengan urusannya sendiri."

"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya Hamyung akhirnya.

Raon menghela nafas. "Aku sedang tidak ingin membahasnya, Sunbae."

"Baiklah. Tapi aku harap sekarang kau pulang."

***

Sesampainya Raon di rumah, Yeong sudah menungunya di depan pintu gerbang.

"Kenapa kau pulang larut, Yang? Banyak operasi ya?" tanya Yeong khawatir.

"Apa kau pernah memberitahuku kenapa kau pulang larut? Tidak, kau justru tidak pulang," jawab Raon sambil berlalu. Yeong pun segera mengejar istrinya sampai ke dalam rumah.

"Semalam aku minum-minum di rumah Byung Yeon, dan aku ketiduran sampai pagi. Makanya aku lupa menghubungimu," jelas Yeong. Walaupun penjelasannya itu 100% adalah kebohongan.

"Kau tidak perlu repot-repot menjelaskannya padaku. Sudah kubilang aku tidak akan mencampuri urusanmu. Terserah kau mau ke mana, aku tidak peduli lagi," sahut Raon ketus.

LOVE REINCARNATION (BoYoo Fanfiction)Where stories live. Discover now