📍3. 30 DWR 📖

52 44 63
                                    

Bagian 3 : 30 Days With Ramadhan School

#Happy Reading#

“Bagus banget, kan?” tanya Zanna melihat putrinya memandang takjub bangunan dihadapannya.

Bagaimana tidak takjub, Asrama putri ini sangat bersih,bagus, dan megah. Bahkan lebih bagus dari pada bangunan di sekolahnya. Gadis itu berpikir, jika asramanya saja sudah bagus seperti ini apalagi Aliyahnya?

Tapi segera dia tepis, karna sudah dipastikan Aiyana hanya mengikuti Ramadhan school disini yang artinya seluruh kegiatan bulan ramadhan akan diadakan di lingkungan masjid.

Adam dan Zanna pamit undur diri setelah memastikan Aiyana sudah mendapatkan kamar. Perpisahan mereka seperti pada umumnya yaitu diiringi tangisan. Ketika Abi dan uminya mau pulang, tiba-tiba sang Abi menyodorkan sebuah kunci motor kepada Aiyana. Katanya itu untuk Aiyana jika ada keperluan, dan itu sukses membuat gadis itu senang didalam hati.

Aiyana kembali kekamarnya untuk menyusun barang, katanya dalam satu kamar maksimal 4 orang tapi untuk saat ini Aiyana hanya berdua. Tapi perempuan yang katanya teman sekamar Aiyana itu belum ada bertemu dengannya.

Assalamu’alaikum.”

Aiyana yang sedang membereskan bajunya kelemari menoleh kebelakang saat ada seorang perempuan berniqab diambang pintu. Walau hanya mata yang terlihat tapi Aiyana bisa menebak bahwa gadis ini sangat cantik. Ouh iya, mungkin gadis ini tema sekamarnya.

“Kamu yang namanya Aiyana, ya?” tanyanya. Aiyana mengagguk.

“Kenalin, aku Zeline Leteshia panggil aja Zeline. Teman sekamarmu.”

“Ouh, salam kenal ya aku dari Bandung,” sapa Aiyana sabil tersenyum.

“Kamu cantik banget ya, mirip orang korea.”—Zeline

“Umiku orang korea asli hehe.”

“Ouh ya ampun! Kamu blasteran ternyata,” takjub Zeline.

“Iya hehe.”

“Setelah kamu beres-beres, kita keliling yuk. Sekalian aku  mau liatin Madrasah nya,” ajakan Zeline.

Sesuai ajakan Zeline tadi siang. Sore ini mereka keliling madrasah menggunakan honda, karena jika berjalan kaki pasti capek sekali. Pekarangan sekolah ini luas sekali ditambah asrama cewe dan cowok terpisah dan di seberang sana juga ada masjid Baiturrahman yang takkalah luasnya.

“Oh iya Ai. Nanti malam kita ikut tadarusan ya di asrama. Nanti disana rame, pasti seru,” ajak Zeline.

“Tentu! Kamu tau apa aja agenda kita di hari pertama Ramadhan?”

“Aku blum minta jadwal sama Kahim.”

“Kahim?”

“Ketua himpunan maksudnya semacam Osis gitu tapi cuman berlaku untuk selama bulan Ramadhan. Mereka yang ada dalam himpunan itu yang buat agenda kita selama Ramadhan. Mereka itu orang-orang terpilih lho, bagus akhlaknya, bagus agamanya, bagus juga fisiknya hahahha.” Entah apa yang lucu dengan perkataan Zeline tapi Aiyana ikut tertawa. “Nanti abis tadarus temenin aku ketemu kahim ya Ai, dia ganteng banget lho anaknya ustadz Hendri, pembina Asrama putra!”

“Ustad yang ganteng itu?” tanya Aiyana girang. Zeline mengagguk.

Ayahnya aja ganteng apalagi anaknya’- batin Aiyana.

Astagfirullah.” Aiyana menyadari ucapannya.

“Kenapa?” tanya Zeline bingung dan hanya dijawab Aiyana dengan senyuman.

•••

Zeline dan Aiyana duduk di teras Mushallah menunggu Kahim yang sejak tadi keluar dari sana, sedangkan tadarus sudah selesai dari 15 menit yang lalu.

“Ai!” sentak Zeline melihat gadis itu tengah dilanda kantuk.

“Iya-iya,” ucap Aiyana memaksa matanya membuka lebar. “Lama bang--,” ucapan Aiyana terpotong saat Zeline tiba-tiba berdiri menarik tangannya membuat Aiyana terkejut.

“Ish Zeline!” protesnya.

Assalamu’alaikum Waf.” Zeline menyapa seorang ikhwan yang baru keluar Mushallah.

Waalaikumsalam. Ada apa Zel?”

“Em—anu—“ Bagaimana Zeline tidak gugup, ikhwan dihadapannya ini sangat ganteng dan berdemage. Sudah tinggi, mancung, alis tebal dan kulit kuning langsat, ciri asli cowo Aceh. Ditambah lagi dia menggunakan jubah putih. Aiyana saja melihatnya tidak berkedip.

Ikhwan yang dikenal dengan Khayri Wafi Rivandra atau sering dipanggil Wafi itu hanya diam menunggu kalimat apa yang keluar dari mulut Zeline.

A-ana mau minta jadwal agenda ramadhan.”

“Oh itu, sudah saya berikan pada Sava.”

Alsava Nellya merupakan salah satu murid di sini, Madani Internasional Islamic High School Aceh. Dia juga merupakan ketua asrama putri.

Zeline mengangguk, “Makasih ya, Waf. Nanti ana tanyakan ke Sava. Assalamualaikum.” Kemudian Zeline menarik Aiyana untuk pergi dari sana.

Saat ditarik Zeline, mata Aiyana tidak sengaja bersibobok dengan mata Wafi membuat Aiyana sebal karna Wafi memandannya sinis, padahal seingat Aiyana, dia baru pertama kali bertemu pria itu tapi Wafi sudah memandangnya dengan tatapan ingin berkelahi. Jika Aiyana tidak memikirkan imagenya mungkin sekarang dia sudah mencolok mata pria itu.


--- To Be Continued---
Jangan lupa tinggalin jejak guys ♡

30 Days With Ramadhan [On Going]Where stories live. Discover now