Bab 14

2.5K 161 3
                                    

2 minggu sudah berlalu dari kejadian terakhir tu. Keadaan masih dalam keadaan duka dan Boboiboy diserahkan kepada Maksmana, dia yang mengurusi autopsi karena Maksmana masih mau meneliti tanda yang ada di pergelangan tangan Boboiboy.

Amato pun masih berada di TAPOPS sambil meminum hot chocolate Tok Aba dan melihat Gopal yang berjalan depan dapur dengan sedih dan masih ada mata sembap nya.

Semua kawan Boboiboy pun diberi waktu rehat untuk tidak mengikuti misi apapun karena kondisi mereka.

Ochobot pun sempat meminta dirinya dinonaktifkan karena tuannya sudah tiada tapi Fang pun menyemagati Ochobot sehingga Ochobot pun tidak jadi dengan rencananya.

"Laksamana"  Amato pun menoleh ke samping kanannya dan melihat Fang duduk di sebelah.

"Fang.. bagaimana kabarkau" kata Amato dan Fang hanya tersenyum sedih dan mengangguk.

"Seharusnya saya yang bertanya ke anda" kata Fang.

Amato pun hanya terdiam dan menatap ke minumannya.

"Memang sesuatu hal yang buruk tidak bisa dihindarkan, kalau bisa pun saya seharusnya masih berada di sisi ibu dan ayah saya" kata Fang.

Amato hanya melihat Fang yang tiba-tiba berbicara hal seperti itu. "Tenang saja laksamana, Boboiboy sangat bangga padamu" kata Fang sambil tersenyum.

Amato pun ikut tersenyum karna tak sangka kawan Boboiboy sendiri yang memberikan kata dukungan padanya.

"Apa kau sudah tak bersedih lagi Fang?" Tanya Amato. Fang hanya menatap ke depan.

"Jujur aku masih merasa kehilangan karena dia kawan pertama aku" kata Fang yang mulai menatap Amato.

"Tapi kalau bersedih terus, Boboiboy pasti tidak akan senang" kata Fang dan Amato tersenyum lagi.

"Seadainya saya bisa berpikir seperti itu nak" kata Amato sambil meminum hot chocolate.

Jauh dari stasiun TAPOPS, Maksmana sedang mengetik sambil menulis laporan dan pendataan tentang masalah yang baru saja terjadi. Dia masih mencari informasi tentang Taranda yang tak kunjung dapat.

"Siall, apa kelemahan dia. Susah sekali ini" kata Maksmana sambil memukul meja.

Maksmana pun mulai mengetik lagi, dari dekat pintu sudah ada yang mengamati yang dilakukan oleh Maksmana.

"Apa kau perlu bantuan"

Maksmana pun menoleh ke samping dan melihatnya yang sekarang bersandar dekat meja.

"Sudah saya bilang untuk tetap istirahat" kata Maksmana sambil mulai mengetik lagi.

"Tapi aku tak bisa diam saja dengan keadaan sekarang, lagipula aku hanya mencari informasi" Maksmana pun menoleh dan berjalan kepadanya.

"Lebih baik kau istirahat sebelum hal buruk terjadi" kata Maksmana dengan tegas.

"Tidak"

"BOBOIBOYY" kata Maksmana dengan suara yang makin keras.

Boboiboy dan Maksmana saling menatap dan Boboiboy pun menghela napas.

"Baiklah, untung kau sudah merencanakan dari awal. Masih baik aku masih bisa berdiri di sini" kata Boboiboy.

Flashback

Setelah Boboiboy memberi tahu mimpinya dan ayahnya beserta maksmana pun mengantar ke kamarnya.

Boboiboy pun beranjak dari kasurnya dan keluar dari kamar tanpa mengganggu Gopal. Boboiboy pun melihat Maksmana sudah berdiri dekat dengan pintu kamarnya.

Maksmana pun hanya melipat tangan sambil menatap ke Boboiboy.

"Ada apa laksamana?" Kata Boboiboy yang didatangi oleh Maksmana sendiri.

"Boboiboy, apa yang kau ceritakan itu benar?" Tanya Laksamana dan Boboiboy pun mengangguk.

"Memang sebenarnya saya dapat info ada penyerangan di Stasiun Sunnova dalam waktu dekat dan ada retakan kristal yang diberi tahu oleh Tok Kasa" kata Maksmana.

Boboiboy pun terdiam, "Kalau begitu, apa kau mau membunuhku agar semua hal itu tidak terjadi" kata Boboiboy dengan tenang.

Maksmana pun hanya terkekeh-kekeh. "Mau bunuh kau pun saya sudah dibunuh ayah kau" kata Maksaman dan Boboiboy ketawa terkekeh-kekeh.

"Daripada membunuh kau, bagaimana kalau kau hanya melakukan sandiwara dari awal dan menggunakan mantra yang saya berikan" kata Maksmana

"Hah?"

Secret Season 1 [ Boboiboy Fanfiction ]Where stories live. Discover now