02. Hyunsuk

858 134 162
                                    

07;00kst

“Kau sudah menyiapkan semuanya, bukan?” Sekali lagi Hyemi memastikan. Ia tak mau bekal Hyunsuk sampai ketinggalan.

“Bibi, kau tak perlu menyiapkan apa pun untukku.” Sambil mengunyah Hyunsuk mengangguk dengan mulut penuh.

Wanita paruh baya itu tersenyum, jemarinya bergerak menutup resleting tas Hyunsuk sebelum pergi ke dapur. “Kau akan kelaparan nanti.”

“Tapi uangku tak akan habis hanya karena untuk membeli makanan, Bi.”

Mendengar penuturan Hyunsuk, mata gadis di seberangnya dengan cepat memicing, “Dasar pamer! Lagi pula siapa yang menanyakan uangmu?”

“Apa salahnya jika memberitahu? Kalau butuh bilang saja. Sini mendekat! Mau kuberi berapa, hm?”

“Tidak mau ya, Monyet!”

Yang harus mereka lakukan cukup tenang dan nikmati sarapan begitu seharusnya. Tapi karena ketidakcocokkan Hyunsuk dan Heejin, pagi yang cerah ini diawali dengan kekacauan.

Mereka sedang berkumpul untuk sarapan pagi. Hyemi, putrinya dan juga Hyunsuk. Ayah Heejin tak ikut karena sudah berangkat pagi-pagi sekali. Di meja bundar ini, dua anak berseragam sekolah duduk berhadapan sambil melayangkan tatapan kebencian.

“Aku nggak sudi nyentuh uangmu! Asal kau tahu, uang seperti itu tak berlaku di sini.”

“Kau sungguh sebodoh itu? Dolar ini jika ditukarkan, kau akan dapat banyak.”

Heejin berdiri, hendak membentak tapi tak jadi karena ibunya keburu datang. Keduanya berpura-pura tak terjadi apa-apa. Dari belakang Hyemi memegang pundak Hyunsuk, mengusap rambutnya lembut layaknya putra kandung sendiri. “Bawalah ini ... Kau tidak akan menemukan makanan di sekolah nanti, di sana hanya ada camilan untuk dibeli,” jelasnya memberi tahu.

“Di sini tidak ada kantin? Atau restoran umum begitu?”

Heejin mendesis. “Kau kira ada restoran? Atau jangan-jangan kau berpikir ada mall juga, ya?” Gadis itu mengejek sambil tertawa.

Dengan polos Hyunsuk menjawab, “Memangnya tidak ada?”

“Astaga Hyunsuk!” Tawa Heejin pecah. Demi ubur-ubur yang tak bisa hidup di darat, kali ini Heejin benar-benar dibuat terkejut sungguhan.

Dia benar-benar tidak tahu? Astaga kenapa bagus sekali menggoda Hyunsuk, dan lihat wajah itu.

Heejin terpaku sejenak, melihat binaran di mata Hyunsuk membuatnya jadi lupa diri. Dengan cepat Heejin sadar.

“Asal kau tahu ya, Anak Manja! Satu-satunya bangunan bertingkat di sini, itu hanya dimiliki oleh tempat yang kau tiduri itu. Selainnya tidak ada, restoran, mall atau apa pun yang kau maksud.”

“Lalu, bagaimana bisa kau hidup di tempat seperti ini?”

Tawa Heejin memudar. Mulut Hyunsuk memang tidak memiliki sopan santun, dia malah mencibir kehidupan Heejin.

“Hei, urusi saja hukumanmu! Lagi pula kau juga akan seterusnya hidup di sini,” balasnya tak kalah kesal.

“Sudah-sudah! Heejin, tolong maklumi Hyunsuk. Dia baru pertama kali di sini, beritahulah dengan baik!” Pembelaan Hyemi akhirnya menghentikan perdebatan.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt