Satu | Kebiasaan Nail

89 41 12
                                    

Pukul lima tiga puluh pagi datang di sambut oleh hujan gerimis, banyak sekali mungkin orang yang bermalas-malasan dan enggan untuk berangkat pergi bekerja ataupun sekolah, sama halnya dengan Nail.

Meskipun alarm nya telah berbunyi berulang kali, Nail tetap melanjutkan tidur nya, hingga mamanya Nail membangunkannya.

"Kakak! bangun, udah pagi. kamu sekolah ga?"

"Iya ma bentar lima menit lagi," ucap Nail sambil manarik kembali selimut nya.

Aqilla, mamanya Nail yang melihat kelakuan anaknya seperti itu, hendak meninggalkan kamar Nail dan membiarkan Nail kesiangan. Namun di saat akan menutup pintu kamar tanggannya di tahan oleh Dika abangnya Nail.

"Biar sama Dika aja mah."

Mamahnya mengangguk dan meninggalkan Dika yang siap siap memarahi adiknya, sudah menjadi kebiasaan disaat Nail susah di bangun dan Abang nya yang membangunkan nail.

"Idih anak cewe kalah sama gue masa... woy kebluk bangun lu!" Dengan nada sedikit meninggi yang membuat Nail membuka matanya perlahan.

"Berisik setan, gausah teriak benter ih gue masih ngantuk." Nail kesal dan kembali menutup matanya.

"Nail Azima Agnesia gue hitung sampai tiga kalo lo ga bangun juga.."

"..Gue berangkat bareng Ulfa terus lu sendirian." Ancam dika

"Ih abang ma."

"SATU"

"Ya jangan dong, bentar ngumpulin nyawa dulu."

"DUA"

"Iye iye gue bangun nih, dah sana lu keluar dari kamar gue, gue mau mandi, rese banget punya abang kaya lu untungnya sayang."

"Ye malah ngedumel lagi, kalo ga di gituin lu gakan bangun, cepet mandinya udah jam 6 nih." Setelah itu dika keluar dari kamar nail dan berjalan ke arah kamarnya.

***

Diruang tamu.

Nail kebiasaan banget si lu, bangun lama mandi lama belom lagi make up nya adeuh, sabar dik sabar dia adik lu, stress gue lama lama ngadepin dia untungnya aja cakep adik gue pula.- batin Dika

Setelah selesai sarapan, dika memainkan ponselnya sembari menunggu Nail yang belum juga keluar dari kamar nya.

"Pagi mah, hehe" sapa Nail sambil cengengesan.

"Lama lu udah siang ini buruan napa." Omel Dika

"Masih pagi di omelin mulu sebel" Nail menekuk bibirnya ke bawah.

"Udah udah kamu sarapan dulu nih, terus langsung berangkat." Mamahnya Nail memberikan sarapan nya.

Setelah Nail menghabiskan sarapan nya, Nail dan Dika pamit untuk berangkat ke sekolah.

"Mah Dika sama Nail berangkat sekolah dulu ya." Pamit dika, mereka salim dan berangkat sekolah dengan menggunakan motor sport Abang nya.

Sepanjang perjalanan nail melamun, padahal biasanya nail paling cerewet dan tidak bisa diam jika di bonceng oleh dika menggunakan motor nya, katanya 'kecepatan nanti gue jatoh, woy gila gas aja udah, eh bego anginnya kekencengan....'

Tapi untuk kali ini nail hanya diam memperhatikan jalan saja dan tidak banyak bicara. Dika dengan inisiatif nya memulai pembicaraan duluan kebetulan sedang berhenti karena lampu merah.

Difficult Choice (Hiatus)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora