33. Classmeeting

1.8K 200 9
                                    

Jersey warna hitam seling kuning sudah menempel pas di tubuh Ara. Gadis itu membalut lengannya yang terekspos dengan jaket parasut dan segera memakai sepatunya lalu bersiap pergi ke sekolah untuk tanding classmeeting basket antar kelas.

"Kak Ara keren banget pake jersey." kagum Mawar ketika Ara keluar dari kamarnya.

"Biasa aja." balas Ara tersenyum simpul, berusaha merendah untuk meroket.

Ya kali biasa aja, player basket cewe demage-nya not brain euy!!!!

Mawar menunduk menelisik sejenak penampilannya. Insekyur banget melihat Ara berbakat dalam segala hal, sedangkan dirinya saat ini hanya mengenakan seragam putih abu-abu yang artinya ia tidak ikut andil dalam segala acara sekolah. Ia hanya murid biasa yang tidak banyak orang mengenalinya.

"Kenapa?" tanya Ara yang masih diam depan pintu kamarnya, melihat Mawar di seberangnya yang tampak memikirkan sesuatu.

"Aku pengen jadi kak Ara yang multitalent, dikenal banyak orang, semua bisa dilakukan." ucap Mawar.

Ara tersenyum, "Lo bisa kok dikenal banyak orang. Dengan jadi diri lo sendiri."

Mawar menggeleng, "Aku lemah kalau jadi diri sendiri." katanya dengan senyum getir.

"Ada caranya. Semua orang pasti bisa memperbaiki dirinya dengan keyakinan dan niat. Tapi yang di pandang belum tentu orang itu bahagia dengan cover dan bakat yang dimilikinya, padahal itu hanya penutup segala masalahnya." ujar Ara memberi pengertian.

Mawar berusaha mencerna kata-kata Ara yang terselip arti. Walaupun ia pintar, kalau masalah memahami perkataan Mawar sedikit telmi. Maklum, takut salah pengertian.

"Dipikirin boleh, tapi jangan jadi pikiran. Ayo turun, sarapan dulu!" ajak Ara menuruni tangga. Mawar mengikuti di belakangnya.

Ketika keduanya sampai di lantai dasar, mereka berpapasan dengan Adrian yang keluar dari kamarnya sudah rapi mengenakan celana dan kaos hitam lengkap dengan sepatu ketsnya.

"Hari ini lo berangkat sama gue." ujar Adrian.

Mawar dan Ara saling mengernyit dan melempar tatapan satu sama lain.
Bingung...
Siapa yang berangkat bareng?
Siapa yang diajak bicara oleh Adrian?

Adrian berdecak, "Ck, sarapan Ra, terus kita berangkat." katanya, menatap Ara.

Ra... Ara.. Ra! oke baik bund, pupus harapan Mawar ketika Adrian bersuara menusuk jantungnya.

Kira ngajakin bareng aku gitu.. halu banget sia. Sadar Mawar, kamu teh bukan siapa-siapa disini, wajar kalo kak Adrian mau antar adiknya. Jangan ngarep banyak plisss. batin Mawar, miris.

Kerutan di dahi Ara semakin terlihat jelas, "Gue bawa motor sendiri." cetusnya.

"Pulang sekolah gue mau ngajak lo ke suatu tempat." balas Adrian.

"Gue gak bisa." tolak Ara.

"Kenapa? Lo mangkal?" tuduh Adrian semakin membuat Ara geram.

"Nggak usah ikut campur urusan gue!" pekik Ara.

"Urusan lo urusan gue juga." kekeuh Adrian.

"Mawar, gue berangkat dulu." pamit Ara pada Mawar yang sedari tadi diam memperhatikan pertengkaran kedua kakak adik itu.

"Eh i-iya kak Ara, hati-hati." jawab Mawar gugup.

Adrian menatap tajam punggung Ara yang semakin menjauh kemudian hilang di balik pintu.

"AAH!" teriak Adrian menendang kursi bar dapur, membuat Mawar berjengkit kaget mengelus dadanya, kemudian mengerjap ketika Adrian menatap dirinya.

Fakboy Kelas SebelahWhere stories live. Discover now