44. isi surat Aryan

138 23 8
                                    

Hay Cinta

Lo harus tau ta, gue nulis surat ini susah banget, karena gue bukan seorang puitis apa lagi tukang surat. gue nulis surat ini dari gue kecil sampai detik lo baca surat ini

Lama ya? Ya gitulah...gue gak bisa semudah itu menuangkan apa yang gue rasa dalam bentuk tulisan, satu surat aja lamanya segitu apalagi gue bikin dua surat buat lo Ta

Gue lagi bingung ta, sama diri gue sendiri, kenapa gue selalu salah dimata lo? Kayaknya apa pun yang gue lakukan pasti gak pernah buat lo bahagia

Waktu kecil, lo masih inget gak ta, Waktu itu kita suka banget bertengkar, iya gak?... eh salah, kayaknya gak waktu kecil aja sih, bahkan sampai sekarang kita masih terus bertengkar. Tapi bedanya saat bertengkar diwaktu kecil kita sering banget baikan lagi seolah lupa ingatan tentang kejadian kemarin, tapi saat remaja kita bertengkar dan lupa cara baikan lagi

Intinya disurat ini, gue mau minta maaf, minta maaf soal apapun ta, maaf gue selalu nyakitin lo, selalu nyakitin perasaan lo

Dari kecil gue selalu bingung minta maaf sama lo gimana, karena lo galak banget, makanya gue gak pernah minta maaf, tapi ujung-ujungnya lo sendiri yang datang ke gue terus minta maaf

Sekarang kita baikan aja ya....

Lo bisa hidup bebas sekarang Ta, tanpa adanya Aryan yang ngeselin di hidup lo, karena setahun ini gue pergi ke Australia untuk pertukaran pelajar dari sekolah kita.

Awalnya gue ragu, antara mau mengambil undangan ini atau enggak, kalau gue pergi, orang tua gue pasti bakal sedih banget, keluarga, temen-temen, tapi kalau gue gak pergi sayang banget, gak semua orang dapet kesempatan kayak gue

Dan juga gue mikirin lo, setidaknya kalau gue pergi, saingan lo untuk menjadi ketua OSIS berkurang satu, dan pendukung lo bertambah satu, gue akan jadi pendukung terdepan lo Ta

Gue yakin lo bisa jadi ketua OSIS, gue kenal banget Cinta, orang yang ambisius, apapun yang lo mau pasti harus lo dapetin bagaimanapun itu caranya

Tapi kalau gue boleh kasih nasihat buat lo, gak lo dengerin juga gakpapa, gue tetep mau nulisnya, lo boleh ambisius ta, lo boleh punya impian besar, tapi segala sesuatu yang diraih dengan tidak baik, hasilnya pun akan tidak baik. Lebih baik sekarang lo mulai bersaing dengan cara-cara yang baik, gue yakin lo bisa Ta, yakin seratus persen ketua OSIS selanjutnya akan terpampang foto lo.

Selamat menjadi ketua OSIS

Gue ucapin sekarang, karena nanti pas pemilihan ketua OSIS, gue tau pasti gue gak ada disana buat ucapin kata-kata itu

Dan sekali lagi gue minta maaf,
Sampai jumpa

Salam dari orang yang selalu buat Lo kesel,
Aryan Fayyad Richard

***

Cinta melipat surat itu, ia menangis memeluk Sahila yang berada di sampingnya "hiks...hiks..hiks.. gue mau minta maaf sama dia La, gue bener-bener nyasel, Aryan udah baik banget sama gue...gue yang egois selama ini hiks...hiks...hiks.. gue mau minta maaf sama dia"

Sahila berusaha menenangkan sahabatnya ini "udah lo tenang ta" Sahila menghelus-elus punggung Cinta, agar wanita ini tetap tenang

Cinta menggeleng "gue gak bisa tenang kalau kayak gini, gue pasti bakal hidup dalam rasa bersalah La"

"Kita samperin aja kalau kayak gitu, masih ada waktu lima belas menit lagi" ujar Ina

"Bener, kalau gitu kita samperin sekarang" ujar Sahila

Lalu mereka langsung berlari keluar kelas dan menuju keparkiran. Saat di parkiran mereka sibuk mencari mobil Sahila "mobil lo mana La?" Tanya Ina masih melirik setiap sudut parkiran Ini

"Mana ya? Gue lupa lagi tadi markir dimana" mata Sahila masih menyapu seluruh parkiran ini sambil mengingat ia parkir mobil dimana

"Nah tu dia!" Cinta menunjuk mobil Sahila dipaling pojok

Mereka semua bergegas berlari masuk kedalam mobil Sahila. Sahila menyalakan mesin mobilnya, tapi tidak bisa menyala, ia terus mencobanya tapi nihil mesin mobilnya tak kunjung menyala

"La ayo dong!" Ujar Cinta gelisah

"Aduh nih mobil kenapa sih? Ah elah anjim banget...gak bisa nyala" sorak Sahila kesal

"Terus gimana dong" Sorak Cinta

Ina masih berusaha mencari akal, tiba tiba matanya tersorot menatap pria yang baru datang ke sekolah dan keluar dari mobilnya

"Woi ikut gue cepetan" ajak Ina, Ina bergegas keluar dari mobil dan berlari kearah pria itu

"AGUSS...TUNGGU!" Pria itu yang merasa namanya disebut menoleh menatap tiga wanita yang berlari kearahnya

"Ada apa nih? Eh ada Cinta, kamu cantik banget ta pagi ini" ujar Agus

Ketiga wanita itu melotot menatap Agus, Agus bergidik ngeri melihatnya "ada apa nih"

"Buka mobil Lo cepet!" Bentak Sahila

"Buat apa?" Tanya Agus

"Buka cepet!" Bentak Ina

Agus membukanya, Sahila langsung mendorong Agus masuk ke mobil, dan mereka bertiga masuk ke mobil itu "Cepetan jalan, ke Bandara, gak pake lama cepetan" sorak Sahila yang duduk disamping Agus

Agus ragu-ragu menjalankan mobilnya, mobil ini berjalan pelan sekali "ngebut dong Agus" teriak Sahila

"Ini udah ngebut, kalau kecepatannya ditambah lagi nanti ditangkap polisi" ujar Agus

Sahila menjambak rambutnya kesal melihat pria ini "HEHHH...MISI-MISI GUE YANG NYETIR" Sahila berdiri dan meminta pindah posisi ke bangku kemudi

Agus ditarik begitu saja oleh Sahila, lalu wanita ini langsung menggas kencang mobil ini melaju menuju Bandara.

"MASYA ALLAH, ALLAHUAKBAR, LAILAHAILALLAH, BERENTI, ADUH PALA GUE PUSING, MAU MUNTAH" ujar Agus disepanjang jalan

"Muntah aja, mobil Lo ini" sorak Sahila

Sahila tak mengurangi kecepatan mobil ini, ia tetap melajukan mobil ini dengan kecepatan tinggi

Sampai akhirnya mereka tiba di bandara. "Lo diem aja disini, gak usah ikut masuk, kita cuma sebentar, awas kalau sampai Lo pergi" Ancam Sahila pada Agus sebelum turun dari mobil

mereka turun dari mobil Agus dan langsung berlari masuk ke dalam Bandara

Cinta terus berlari, sampai dimana kakinya tiba-tiba berhenti berlari melihat pesawat yang ditumpangi Aryan telah terbang. Cinta terdiam menunduk kebawah lalu kakinya terasa sangat lemah sekali hingga ia terduduk disana sambil menangis sejadi-jadinya, sekuat mungkin ia menangis tanpa mengeluarkan suara.
"Hiks...hikss...Semuanya udah terlambat"

"Ta bangun Ta, udahlah...gak usah disesalin lagi, yang penting kan kita udah berusaha" ujar Sahila berusaha menenangkan Cinta

"Iya Ta, Lo harus sabar" ujar Ina

Cinta masih terus terduduk dilantai, menangis

"Cinta!"

Cinta terdiam, ia mengenali suara itu, itu suara yang sama persis dengan...

Cinta menegakkan kepalanya, ia berdiri lalu menoleh kebelakang "ARYAN...."

Aryan tersenyum menatap Cinta

Cinta berlari kearah Aryan lalu memeluknya seerat mungkin sambil menangis "gue minta maaf" ujar Cinta terisak tangisnya

***

Heyy

Sabar ya

Ayo dong spam Next kalau mau langsung update

Seriusan, part selanjutnya udah kelar

Pokoknya aku terima kasih banget sama kalian yang masih stay

Salam sayang,
Intandafri

Kenapa Harus Cinta [END]Where stories live. Discover now