❄ - 𝗜𝗟𝗢𝗠𝗜𝗟𝗢¹

170 39 3
                                    

*Inspired by Billie Eilish's song, Ilomilo. Perhaps this story unrelated with that song, but hope you guys like it!



*Bold : Flashback

.

Sudah cukup Liu Yangyang kehilangan orangtuanya dan tiga kakaknya ; Xiening, Yuxin, dan Meng, kehilangan semua sahabatnya ; Renjun, Jeno, Haechan, Jaemin, Shotaro, Heejin, Hyunjin, Gowon dan Jongho karena kecelakaan ketika sedang pulang dari liburan musim panas, kini Yangyang tak mau lagi kehilangan pria yang dia cintai, Qian Kun, yang juga mencintainya.

Yangyang takut. Yangyang takut sendirian untuk kesekian kalinya. Yangyang sudah cukup merasakan bagaimana dia harus menjadi saksi dari orang orang yang dia sayangi harus dikubur karena jiwanya sudah kembali ke sisi-Nya. Hal itu bahkan membuat ia terpaksa terjaga setiap malam karena rasa depresi dan kesedihan yang terlalu mendalam hingga kesehatannya menurun. Apalagi, dia sendirian dan tak ada orang yang menemaninya bahkan menyemangatinya -walaupun sebenarnya beberapa tetangga bersimpati dan menenangkan Yangyang, menyuruh Yangyang tetap sabar dan tabah, tetapi bagi Yangyang itu belum cukup- serta pernah beberapa kali mengalami pelecehan -namun tak sampai ke tahap pemerkosaan- menjadi sebuah trigger untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Dia pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 3 kali. Pertama, hampir minum cairan pembersih toilet namun gagal karena dipergok oleh tetangganya yang niatnya ingin membawakan makanan secara sukarela. Kedua, gantung diri walaupun akhirnya gagal juga karena kaki kursinya entah kenapa mendadak keropos sedangkan dia belum memasukkan kepalanya ke lingkaran tali itu, hingga membuat dia terjatuh dengan kepalanya terbentur di meja. Kemudian ditolong tetangganya dengan membawanya ke Puskesmas terdekat karena mendengar suara grasak grusuk yang bersumber dari rumah milik lelaki manis bermarga Liu itu. Terakhir, menenggelamkan diri ke laut dan disitulah pertama kali dia bertemu orang yang sialnya dia cintai dan dia sayangi hingga membuatnya nyaman namun juga makin merasa takut kehilangan lagi.

Qian Kun, cinta pertama Liu Yangyang yang sempat menghilang.



Yangyang menatap datar hamparan laut yang sangat luas, nampak tenang walaupun sebenarnya belum saatnya menunjukkan betapa bahayanya ombak lautnya.

Yangyang menatap kakinya yang telanjang, kemudian menoleh ke belakang dimana sepatu berwarna pastel pink tertata rapi. Di dalam salah satu sepatu tersebut, ada surat yang akan dia sampaikan ke pada tetangga dan orang - orang yang sering kali melecehkannya.

Bang Chan, Lee Minho, Seo Changbin, dan Hwang Hyunjin.

Yangyang kembali menatap laut, lalu menghela nafas. Dia pun melangkah kedepan.

Selangkah, dua langkah, tiga langkah, dan seterusnya. Semakin dia melangkah, semakin menjauh, semakin masuk ke dalam air laut. Jika kehilangan kendali dan tak bisa berenang, maka tamat riwayatmu.

Tapi Yangyang sebenarnya bisa berenang.

Dia pun mulai menenggelamkan dirinya. Dia kini merasa sesak karena pasokan udara dalam paru - paru semakin menipis seiring waktu dia tenggelam.

Akhirnya, pingsan.

Akan tetapi, Tuhan tak semudah itu membiarkannya mati begitu saja.

Ada seseorang yang melihat aksi bunuh diri dari kejauhan, yang kini berlari, kemudian berenang ke dalam air laut dan menemukan Yangyang yang terlihat tak sadarkan diri, lebih tepatnya proses menuju kematian.

Pria berambut biru itu menyelamatkannya.

- • - • -

"HAH HAH HAH!!!" Yangyang tiba - tiba terbangun hingga salah satu perawat yang sedang memeriksa keadaannya terlonjak kaget hingga papan alas yang terdapat lembaran data follow up dan pensil pun terbang. Aneh.

"DOKTER, PASIEN SUDAH SADAR!" perawat itu pun berlari keluar untuk memanggil dokter, meninggalkan Yangyang yang terbangun dengan kondisi 'blank'.

Apa - apaan ini? Kenapa Tuhan tidak membiarkannya mati begitu saja? Harusnya dia sudah mati tenggelam 'kan? Siapa yang berani - berani menyelamatkannya?

"Yangyang? Akhirnya sudah sadar."

Yangyang menoleh kearah pintu, dimana seorang pria berambut biru menatapnya khawatir.

"Kau siapa...?" Tanya Yangyang. Sebenarnya rasa kesal akan orang yang menyelamatkannya itu masih ada, tetapi dia tidak bisa langsung memarahinya begitu saja.

"Aku Kun. Kamu masih ingat 'kan?" Tanya pria bernama Kun tersebut. Yangyang langsung mengingat - ingat tentang Kun ini.

"Aku beruang madumu, Domba Kecil." Perkataan Kun selanjutnya membuat Yangyang langsung melotot kearah Kun.

Yangyang mengingatnya! Kun selalu mengajaknya bermain dan berkencan ketika Yangyang masih SMP, namun sayangnya berpisah ketika Yangyang pindah ke Korea untuk melanjutkan pendidikan SMA-nya. Juga mereka tidak sempat bertukar nomor/alamat e-mail, jadi mereka 'lost contact'.

"KUN-GE!" Yangyang bangkit dari brankar lalu memeluk Kun erat. Kun membalasnya tak kalah erat disertai senyuman.

"Aku kangen Kun-ge." Yangyang mulai terisak pelan.

"Aku juga, Sayang. Ssstt... Jangan menangis." Mereka mengendurkan pelukannya, kemudian tangan Kun terangkat untuk mengusap pipi Yangyang yang basah akan airmata, lalu menangkup wajahnya.

"Aku disini. Aku kembali untukmu. Jangan coba - coba untuk akhiri hidupmu lagi, ya?" Kun lalu mengecup dahi Yangyang.

"Iya, ge. Aku takkan coba - coba lagi!"

"Nah, bagus!" Kun tersenyum bangga lalu menguyel - nguyel pipi Yangyang yang kini tersenyum bahagia.

Beberapa saat kemudian, mereka pulang.

-•-•-

Pertemuan yang memang sangat indah pada saat itu.

Setelah Yangyang membaca cerita pertemuannya dengan Kun yang dia tulis dalam bentuk seperti karangan fiksi, Yangyang membuka ke lembar selanjutnya.

Namun, dia tiba - tiba menghela nafas.

Kemudian menatap matahari di ufuk barat yang sebentar lagi akan tenggelam, yang semburat cahaya oranye-nya bertebaran di langit hingga membuatnya menjadi indah. Sangat indah.

Seperti pria-nya yang tercinta.

"Kun-ge, aku kangen kamu."

Di pantai itu, ketika pertama kali takdir mempertemukan mereka, Liu Yangyang merindukan Qian Kun-nya.

❄️❄️❄️

Aku kan dah kasih ¹ berarti ini chaptered hohooooo. Draft lama, tapi untung gak terlalu lama kena writer block 😅

SNOWDROP | KUNYANGWhere stories live. Discover now