18. Silent

9.4K 844 40
                                    

Kebahagiaan dan kesedihan itu balance. Tidak sepenuhnya setiap orang sadar akan hal itu, begitu juga Taehyung.

Dia benar-benar lupa dengan segala rasa kesedihan karena asik dibawa terbang bersama kebahagiaan dengan suami dan keluarganya. Lupa bahwa semua di dunia ini saling berdampingan. Lupa jika teramat bahagia, pasti ada kesedihan yang melambaikan tangan menunggu untuk dihampiri.

Seperti halnya dia menjalani tugasnya sebagai pilot, dia membawa diri jauh ke langit dengan menikmati pemandangan indah diatas namun dia juga harus sadar jika dia harus kembali turun ke daratan. Dia tidak bisa menetap diatas walau tujuan belum sampai, dia harus turun untuk mengisi kembali pesawatnya.

Dan sekarang, Taehyung serasa jatuh menukik dari ribuan atau jutaan kaki langsung menuju ke perairan yang langsung memecah jendelanya dan menghantamkan diri langsung pada media berbeda tekanan. Hancur.

Taehyung tidak menyangka jika didalam tubuh Jungkook ada hasil jerih payah keduanya. Belum sampai rasa bahagia itu hinggap, dia sudah terlebih dulu mencapai batas full of happiness.

Taehyung kembali terisak melihat wajah Jungkook yang terlelap akibat dosis penenang dari dokter setelah Jungkook memberontak hebat. Taehyung merasa semakin gagal menjadi sosok suami dan juga... calon ayah, bagi bayi yang sekarang sudah tidak bersama mereka.

"Koo... hiks Kookie." Suara Taehyung teramat lirih dan tercekat.

Membelai rambut suaminya lalu pipi yang Taehyung sangat suka saat menunjukkan semburat merah jika dirinya berhasil menggoda suaminya.

Taehyung kembali menangis tersedu tanpa suara memeluk tangan Jungkook. Sungguh dirinya tidak siap dengan keadaan saat ini. Dirinya saja tidak siap, bagaimana Jungkook?

Mengingat Jungkook yang menangis memberontak membuat Taehyung merasakan seperti seluruh meteor menubruk tepat di jantungnya secara bergantian dan terus menerus tanpa jeda.

"Sayang, mari lewati ini bersama, kita harus bisa." Batin Taehyung.




Isak tangis kembali memenuhi ruang inap Jungkook setelah Jungkook sempat tersadar dan kembali meraung hingga suster dengan terpaksa kembali menyuntikkan obat penenang membuat Jungkook kembali terlelap.

Mama Baekhyun dan mama Luhan berpelukan di sofa menangis bersama melihat bagaimana hancurnya sosok Jungkook hanya dengan pandangan matanya.

Taehyung menelungkup disamping Jungkook memeluk tangan Jungkook menangis tanpa suara.

Menurut dokter, akar dari kegagalan janin Jungkook karena benturan yang cukup keras dan kestabilan imun Jungkook yang rendah menunjang keadaan.

Papa Chanyeol tadi sudah akan ke tempat taekwondo Jungkook mengobrak-abrik kalau bisa tidak hanya menghancurkan pelatihan itu namun juga gedungnya, sebelum Mingyu dan papa Sehun menahan papa Chanyeol.

Mingyu sangat-sangat terkejut setelah mendengar kabar dari bawahan papanya. Papa Sehun juga merasa hancur sehancur-hancurnya saat mama Luhan mengatakan anaknya keguguran dengan linangan air mata.

Tidak ada yang bisa disalahkan, bahkan Jungkook sekalipun karena kehadiran calon penerus Kim itu belum ada yang mengetahui.

"Guncangan psikis kemungkinan besar akan terjadi, kami harap pihak keluarga mampu menguatkan psikis pasien." Pesan dokter pada papa Sehun yang mewakili Taehyung.

✈✈✈

Dua hari sudah Jungkook terbangun mengamuk dan berakhir kembali diberikan dosis Ativan lewat jalur infus.

Untung Taehyung masih dalam masa rehatnya setelah melakukan penerbangan beberapa hari lalu. Jadi dia bisa mendampingi Jungkook sama sekali tidak beranjak dari ruangan Jungkook setelah Jungkook di masukkan ke ruang inap.

I love you, Captain [ Taekook ] ✔️Where stories live. Discover now