Part 19

2.5K 275 31
                                    




Happy Reading Chinggudeul



Renanda tidak main main dengan perkataannya pada Chandra, tentang hal untuk tidak bertemu lagi. Nyatanya sekarang Renanda yang memilih meninggalkan Chandra. Menjauh pergi dari jangkuan pemuda berkulit tan itu.

Lama dia dan juga Narra berdebat tentang hal ini, Narra bilang Renanda boleh saja melarikan diri dari Chandra tapi tidak sampai sejauh ini. Apalagi Renanda adalah mahasiswa semester akhir di kampusnya.

Untung saja keluarga Narra memiliki koneksi yang cukup besar di kotanya dan juga kampus Renanda. Sehingga dia bisa mengurus semuanya dengan baik. Renanda di beri kesempatan oleh kampus untuk melakukan penelitian serta penugasan akhir secara online saja. Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan kampusnya semuanya serba online, entah itu urusan proposalnya sampai pada skripsinya nanti.

Sudah sebulan penuh setelah kejadian di club itu, hari hari yang Renanda jalani terasa berbeda, tidak ada lagi wajah yang dihiasi oleh senyum indahnya, raut wajahnya kebanyakkan mendung meredup. Dan waktu Renanda lebih banyak dihabiskan di dalam kamar saja.

Renanda menjauh dari jangkauan Chandra, memutuskan semua kontak yang kira kira bisa di hubungi oleh Chandra. Renanda tahu ini terlalu berlebihan, tapi Renanda pikir hanya ini caranya agar bisa melupakan lelaki berkulit tan itu. Dan hanya ini cara yang bisa dia lakukan untuk menjauh dari kehidupan lelaki itu.

Dan juga sudah dua minggu ini Renanda mencoba membuka hatinya untuk sahabatnya Narra, awalnya memang Narra menolak permintaannya, namun dengan segala permohonannya akhirnya Narra mengiyakan permintaan Renanda agar bisa membantunya melupakan Chandra.

Renanda tahu ini jahat, Renanda tahu yang dia lakukan salah. Tidak seharusnya dia mengajak Narra memulai hubungan dengannya hanya untuk melupakan Chandra, kasarnya sih orang bilang pelampiasan. Narra pun juga tahu dan sadar bahwa hati Renanda masih sepenuhnya di miliki oleh Chandra. Makanya dia sempat menolak permintaan Renanda. Dia memang mencintai dan juga mengingini sahabatnya itu, tapi bukan dengan cara seperti ini. Bukan dengan terpaksa Renanda mau menjadi pasangannya.

Renanda yang tengah berdiam diri di balkon jendela kamarnya menatap pemandangan di sekitarnya yang jauh berbeda dengan kota tempat tinggalnya sebulan yang lalu. Di kota yang cukup kecil ini, suasananya lebih tenang, pemandangannya jauh lebih asri, dan juga jauh dari kebisingan kota. Udara segar selalu menyapa penciuman hidungnya.

"Ren ayo makan sayang"

"Ren belom laper yah, ayah duluan aja kalo emang udah laper"

Ya, benar sudah sebulan ini Renanda menetap di kota kelahiran ayahnya, kota kecil Takayama di Jepang.

Awal kedatangannya kesini dia dan ayahnya terasa begitu canggung. Kejadian beberapa tahun lalu menjadi alasannya, setelah sekian lama terpisahkan dan akhirnya di pertemukan kembali. Membuat ayah dan anak itu seperti bertemu dengan orang asing saja terhadap satu sama lain.

Apalagi bagi ayah Renanda, baginya ini semua adalah kesalahannya. Melepaskan serta menelantarkan harta paling berharga terakhir yang dimilikinya. Maka dari itu kedatangan tiba tiba anaknya dan juga Narra, membuat rasa rindunya seakan terbayarkan. Namun juga membuatnya merasa begitu menyesal telah melepaskan putra kesayangannya ini yang telah tumbuh menjadi pemuda manis nan tampan dan juga dewasa.

Dua hari setelah kedatangan putra kesayangannya ini, Yuta yang pertama memecah kecanggungan yang terjadi di antara mereka. Meminta maaf atas kesalahan yang telah di lakukannya dulu terhadap darah dagingnya sendiri, yang ternyata bukan di sebabkan oleh putra kesayangannya itu. Dia merasa sangat bahagia dengan kedatangan kembali Renanda. Rubah kecilnya yang sangat di sayanginya itu akhirnya kembali lagi.

Selfish [HyuckRen]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant