Part 16

2.3K 279 51
                                    




Happy Reading Chinggudeul



Sudah lama Renanda tidak menikmati jalanan kota saat malam hari seperti ini bersama Narrendra.

Tadi sewaktu Narrendra menjemputnya di halte bus. Narra menghampirinya dengan berbagai macam pertanyaan, tersulut emosi dari tatapannya. Tapi tidak ada satupun yang di jawab oleh Renanda. Dia hanya mengatakan jangan terlalu banyak bertanya dulu, dia capek dan sedang tidak ingin berbagi.

Narra bukan hanya baru setahun mengenal Renanda, dia paham kalau saat ini pasti sahabatnya itu sedang terbebani akan suatu hal. Wajah redup yang di berikan Renanda, membuat Narra memilih diam tidak melanjutkan berbagai pertanyaan yang dia lontarkan. Narra yakin ini pasti ada kaitannya dengan Chandra. Karena saat Renanda mengatakan bahwa dia akan pergi ke acara launching tadi melalui telfon, bicara Renanda masih nampak ceria berbeda dengan sekarang ini. Makanya, Narra memperlambat laju mobilnya, agar Renanda bisa menikmati suasana kota di malam hari yang katanya angin malam cukup mampu menenangkan pikiran banyak orang.

Jalanan yang tidak cukup ramai, seakan mendukung raut redup dari Renanda. Hanya alunan musik yang tidak terlalu kencang yang menemani perjalanan mereka.

Renanda menurunkan kaca mobil, mengeluarkan sebelah tangannya lalu menyembulkan sedikit kepalanya keluar kaca mobil. Matanya terpejam menikmati terpaan angin. Sesak di dadanya sedikit berkurang, ternyata memang benar angin malam mampu menenangkan perasaan bagi sebagian orang.

"Na? Pantas gak sih orang yang gak terikat sama hubungan yang pasti untuk cemburu?" Renanda bertanya dengan tiba tiba.

Narra yang mendengar pertanyaan Renanda, menoleh sebentar ke arahnya.

Dia paham, dia tahu, dia mengerti sekarang kenapa sampai sahabatnya seperti sekarang ini.

"Pantes gak pantes sih sebenarnya Ren." Narra menghela nafasnya, "Chandra kan Ren?" lalu melanjutkan kalimatnya.

Renanda cepat menoleh ke arah Narra, bagaimana bisa sahabatnya itu bisa menebak apa yang dia maksud.

Renanda mengangguk kecil pada Narra.

"Kamu udah sayang banget sama dia Ren?" tanya Narra dengan senyum kecutnya.

Renanda menghelah nafasnya lagi, dan hanya bisa membalas pertanyaan Narra dengan senyum kecil.

Mobilnya masih berjalan dengan kecepatan di bawah rata rata. Masih menikmati jalanan malam yang senggang menuju apartment Renanda.

"Kalo dia udah ngasih harapan sama kamu, dan udah buat kamu kayak nunggu kepastian dari dia, kamu pantes cemburu Ren, kamu gak salah kalo cemburu. Tapi kalo dia sama sekali gak ngasih kamu harapan, tolong berhentih ngarepin yang gak pasti dan liat sekitar kamu Ren, ada orang yang juga sama nunggu kamu, ada orang yang bahkan sayang kamu lebih dari dia sayang dirinya sendiri"

Renanda diam tidak menanggapi ucapan Narra. Dia tahu, sangat tahu siapa yang di maksud oleh sahabatnya tentang orang di sekitarnya itu.

———

Di lain sisi, masih pada jam yang sama. Chandra dan Lami sedang menikmati suasana malam dari rooftop apartmen Lami. Dulu tempat ini sering menjadi tempat mereka berdua saat melepaskan penat dari kesibukkan masing masing, tempat berbagi cerita saat mereka masih menjalin kasih.

Selfish [HyuckRen]Where stories live. Discover now