kita hanya perlu bicara

333 84 12
                                    

"Aku sudah dapat kabar dari Sunghoon kemarin malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku sudah dapat kabar dari Sunghoon kemarin malam. Aku dengar dia sudah membaik."

Jay, ketua kelas yang sangat dikenal di sekolah itu memberikan kabar tersebut kepada Lee Heeseung.

"Ah... Syukurlah. Setidaknya aku tahu bahwa dia baikan. Terima kasih, Jay."

"Eh... Tunggu..."

"Ada apa?"

"Bukannya hari ini seharusnya Sunghoon sudah pergi dari sekolah ini? Bagaimana dengan itu? Apakah dia benar - benar pindah karena orang tuamu?"

Heeseung menghela nafas beratnya "Entahlah... Aku tidak ingin dia pindah darisini. Semuanya juga karena kesalahanku."

"Kamu bisa mendatanginya ke rumah sakit, mudah bukan?"

Heeseung membalasnya "Itu memang terkesan mudah, tapi... Orang tuaku sudah melarangku untuk bertemu dengannya. Aku kehabisan akal untuk memberi alasan izin kepada mereka."

Jay menatap pemuda bermarga Lee itu dengan pilu, tapi tetap saja dia memberi saran padanya "Aku rasa hanya satu hal yang membuat kamu dan orang tuamu jadi senggang seperti ini."

"Hah...? Memangnya apa?"

"Kalian kurang berkomunikasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian kurang berkomunikasi. Padahal aku yakin kunci nomor satu dari penyelesaiannya adalah saling berbicara."

"Dengar ya Heeseung. Aku tahu kamu memang tidak salah, tapi apa salahnya untuk mengalah? Mengalah bukan berarti kalah. Tapi... Kau bisa bilang kepada orang tuamu untuk mengunjungi Sunghoon. Setelahnya, kamu bisa berjanji untuk membalas kebaikan mereka."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ruang hampa ✓Where stories live. Discover now