7. Alvaro - The Accident

5.3K 296 7
                                    

Saat ini aku sedang bersama Your Favorite Astronauts di rumah Kevin. Memang, rumah Kevin sudah seperti basecamp untuk kami. Selain rumah ini luas, anggota keluarga Kevin sangat ramah pada kami, namun sayangnya saat ini Kevin sedang sendirian di rumah. Kami-atau lebih tepatnya mereka-sedang mengobrol tentang kampusnya masing-masing. Aku hanya sekedar menanggapi sedikit karena pikiranku sedang tidak berada di sini. Pikiranku sedang dipenuhi oleh Revita yang saat ini sedang bertemu dengan Jovan. 

Jujur, ada perasaan tak suka saat Revita meminta ijin untuk bertemu dengan Jovan. Ada perasaan tak rela? Seperti itulah pokoknya. Revita yang sangat lama dalam membalas pesanku membuatku menggerutu dalam hati. Lihat saja jika nanti sudah bertemu, bakalan habis dia ditanganku karena mengabaikan pesanku. Tidak sepenuhnya diabaikan sih sebenernya, hanya saja aku mengetik panjang lebar kali tinggi sehingga dapat membentuk sebuah volume balok dan dia hanya membalas dengan beberapa kata atau paling panjang satu kalimat saja. Bukankah itu menyebalkan? 

Kira-kira apa yang mereka bicarakan, ya? Apa mungkin Jovan mau ngajakin Revita balikan? Atau Revita serius dengan omongannya kemarin yang mengatakan bahwa dia ingin merebut Jovan dari Farah? Sial! Pikiranku jadi tak tenang sama sekali. Harusnya aku tetap memaksa untuk ikut dalam pertemuan mereka. Harusnya aku tak membiarkannya sendiri untuk bertemu Jovan. Bagaimana jika nanti Jovan berhasil membuat Revita kembali ke pelukannya? Bag- 

"Back to the earth, Var!" tegur Billy 

"Eh..Ada apaan?" tanyaku 

"Nyawa lo kemana sih? Perasaan dari tadi bengong aja sambil liatin hape. Fyi, hape lo nggak akan berubah jadi mobil meskipun lo pelototin kayak gitu" ujar Daniel sesudahnya dia memakan kentang goreng bikinan kami. 

"Revita lagi?" tanya Kevin yang ku jawab dengan anggukan serta helaan nafas panjang. 

"Kenapa sama Revita?" tanya Billy penuh ingin tau 

"Ketemuan sama Jovan" jawabku sambil sekali lagi menarik nafas panjang 

"Kayaknya temen kita beneran jatuh cinta deh" goda Kevin sambil mengeluarkan seringaiannya 

"Menurut lo, gue cinta gitu sama Revita?" tanyaku 

"Hmm...Jealous itu tanda cinta sih katanya. Katanya sih, gue juga nggak tau" ujar Daniel seraya mengedikkan bahu 

"Gimana bisa lo tau, lo aja hobinya nyakitin hati perempuan" ejek Billy yang langsung membuatku dan Kevin terbahak. Memang, Daniel adalah heartbreaker para perempuan. Mau tau yang lebih mengherankan? Para perempuan itu seperti tak peduli dengan status Daniel yang heartbreaker tadi dan tetap mengejar Daniel. 

"Sialan lo, Bil!" umpat Daniel sambil melemparkan bantal sofa yang ada di belakangnya. 

"Tapi kayaknya sih emang lo udah jatuh cinta sama si Revita, Var" sahut Kevin 

"Halah, bilang aja lo takut si Varo masih ada rasa sama Naira" balas Daniel 

Ucapan Daniel sukses membuatnya dapat dua timpukan bantal. Pertama tentu saja dariku, dan kedua dari Kevin. Anehnya, aku tak merasa tersinggung atau sakit hati. Rasa tidak enak tentu ada, namun lebih ke tidak enak karena Daniel membahas perasaanku di depan pacarnya Naira yang notabene sahabatku sendiri. 

"Tapi emang beda sih. Pandangan matanya Varo ke Revita sama Varo ke Naira dulu. Lebih dalem ke Revita kayaknya" ujar Billy menanggapi. Yap, pada akhirnya mereka semua tau kalau aku pernah memiliki perasaan kepada pacar sahabatku sendiri. 

"Udahlah, ntar juga hati lo sendiri yang nge-jawab. Mending sekarang kita nyanyi ajaa, gimana?" usul Daniel 

Setelah setuju dengan ide Daniel, kami segera menuju studio rumah milik Kevin. Studio rumah Kevin ini lebih kecil dibanding studio musik milik sekolah kami dulu maupun studio langganan kami kemarin. Namun, masih nyaman jika kami buat bermain. Mungkin memang lebih baik jika aku mengesampingkan Revita sebentar. Memberinya sedikit kepercayaan. Memberinya waktu untuk berdamai dengan masa lalunya. 

The Same FeelingsWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu