Potong Paprika

3.4K 768 164
                                    

Di kosan mau ngadain acara barbeque, bakar-bakaran gitu sebagai acara sambutan aku katanya. Aku juga gak tahu menahu tentang acara ini, soalnya waktu aku keluar kamar mereka sudah sibuk menyiapkan tempat berbentuk bundar untuk membakar bahan makanan. Ada juga yang menyiapkan air minum, menaruh barang-barang di atas meja pendopo, menggelar tikar juga. Untung aja aku sempat keluar kamar untuk ambil air minum, kalau enggak mungkin aku gak tahu sama acara ini dan gak bantu sama sekali.

"Ini ... mas Kita belanja sendiri?"

"Enggak, tadi dibantu sama Akagi." Mas Kita menjawab seraya meletakkan 3 bungkus sosis di atas meja. Aku mengambil pisau kecil yang diletakkan di atas meja dan berinisiatif untuk membantu.

"Aku bantu ya, mas."

"Iya, hati-hati ya."

Aku mengangguk, membuka plastik sosis dengan pisau dan sedikit mengirisnya agar terlihat cantik lalu menaruhnya di atas piring. "Kok gak ngasih tahu mau ada acara bakar-bakaran, mas?"

"Sengaja, bikinin suprise buat kamu tapi kamu udah terlanjur tahu."

"Oh, jadi nanti boleh dong aku pura-pura kaget?"

Mas Kita tersenyum dan menggeleng pelan, membuatku terkekeh. Kami melanjutkan kegiatan kami memotong bahan-bahan yang digunakan untuk barbeque, sesekali aku juga bertanya dengan mas Kita cara memotong sayurnya karena jujur saja aku memang tidak pandai memasak selain air dan mie instan.

"Mas Kita, Tsumu boleh ikutan bantu gak?"

Entah darimana, kak Atsumu muncul di hadapan kami--mendekati mas Kita dengan niatan untuk membantu.

"Emang kamu bisa?"

"Bisa dong!" Si pirang itu berujar dengan bangga, membuat mas Kita mendekatkan talenan yang baru saja ia gunakan dan pisau--menyuruh kak Atsumu memotong paprika.

"Ini, saya mau ke dapur dulu mau ambil pisau lagi."

"Oke, mas!"

Setelah mas Kita berlalu meninggalkan kami berdua, senyuman kak Atsumu memudar ketika tangannya memegang paprika merah dan pisau di atas talenan. Kedua matanya mengerjap, sementara aku masih fokus memotong bawang bombay.

"Pstt, mbak."

"Hm?" Aku menyahut, menyelesaikan aktivitasku sejenak lalu menatapnya.

"Cara motongnya gimana?"

"Loh, katanya kakak bisa?"

"Hehe ..."

Aku menggeleng, mendekatkan wajahku dan berbisik padanya. "Kakak tahu gak, kalau aku juga gak tahu?"

"Waduh, parah sih. Gak cocok kita kalau jadi suami istri, sama-sama gak bisa masak."

"Eh? Aku gak ada niatan mau jadi istri kakak, kok."

Kulihat kak Atsumu tersedak ludahnya sendiri, membuatku menahan tawa dan kembali memotong bawang yang belum kuselesaikan. Paprika merah yang masih berada di atas talenan itu pun masih utuh, belum tersentuh oleh pisau sama sekali. Kak Atsumu pun tak menyerah, mengambil ponselnya dan mungkin mencari tutorial memotong paprika.

"Heh!" Kak Osamu datang, memukul punggung kembarannya. "Malah mainan hape disini."

"Apa si, 'Sam! Sakit tahu!" protes kak Atsumu seraya mengelus punggungnya. "Gue lagi nyari cara buat motong paprika."

"Dodol, gitu aja masa' gak tahu."

"Lo tahu, 'Sam?"

"Taulah."

Kak Osamu menggeser tubuh kembarannya secara paksa. Aku pun tertarik untuk melihatnya memotong paprika. Baik aku dan kak Atsumu sama-sama fokus melihat lelaki berambut abu-abu itu memotong, sampai hasil akhirnya membuat kami terkejut ...

... karena paprika yang dipotong bentuknya begitu kecil. Untuk ditusuk ke tusukan sate pun susah.

"Serius dong, bego!" Kak Atsumu protes seraya menoyor kepala kembarannya.

"Ini gue serius, anying! Ya gini cara motongnya!"

"Kayaknya bukan gini deh, kak ... 'kan buat ditusuk ke tusuk sate."

"Ya udah nih, 'Sam. Coba lagi." Kak Atsumu berujar seraya menaruh paprika hijau. Ketika pisau hendak digerakkan guna memotong paprika hijau, kami merasakan hawa menusuk membuatku kembali ke tempatku untuk memotong bawang bombay, sementara dua kakak kembar itu tertangkap basah sedang bermain-main dengan sayuran.

Kos-Kosan! [✓] || InarizakiOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz