25.5 Selingan 4 - Mas Suna Ultah

2.8K 652 236
                                    

Seperti biasa, kuliah pagi.

Aku tidak benci, juga tidak terlalu suka. Hanya saja kuliah pagi mengharuskanku untuk bangun lebih awal. Padahal aku mager kalau harus pergi pagi-pagi.

Aku berada di parkiran, mengambil helm yang kuletakkan di spion dan hendak mengenakkannya di kepala--akan tetapi pergerakkanku terhenti ketika mendapati mas Suna berjalan menuju motornya. Tatapan sang lelaki terkunci pada ponsel yang berada di genggaman, membuatku menyapanya sejenak lalu mengenakkan helm-ku.

"Pagi, mas," sapaku.

"Oh, pagi," balasnya, menyimpan ponsel ke dalam saku celana dan mengenakkan helm.

"Sibuk banget kayaknya? Pagi-pagi udah mantengin hape." Aku berucap seraya menyalakan motor.

"Iya, anak-anak berisik udah ngucapin ulang tahun dari tadi malam."

"Owalah, ulang tahun toh."

Aku mengangguk-angguk lalu memegang kedua stang motorku.

Sebentar, sepertinya ada yang aneh.

Ulang tahun?

"Loh, mas ulang tahun hari ini?!" tanyaku, agak sedikit memekik karena terkejut. Mas Suna tersentak saat dirinya hendak menyalakan motor. Ia menaikkan kaca helmnya dan menatapku.

"Iya, tanggal 25 Januari. Kenapa emang?"

"Lah, apanya yang kenapa?!" Aku protes, bisa-bisanya ada yang menganggap enteng bertambahnya umur. "Gak ada yang ngasi surprise gitu?"

"Gak ada, ngapain," jawabnya ogah-ogahan. "Makin deket sama kematian kok dirayain."

Ya, bener juga sih.

Tapi kasihan tahu mas Suna gak dikasi apa-apa :(.

"Gini deh, mas mau apa? Nanti pulang ngampus aku beliin!"

Mas Suna terdiam. Ia mematikan mesin motornya sejenak dan memangku tangan, tampak sedang berpikir.

"Emang mampu?"

"Ya apa dulu ...."

"Aku gak minta barang sih," jawabnya. "Temenin aku jalan ke mall aja gimana? Kamu selesai kelas jam berapa?"

Kali ini aku yang terdiam, menatapnya dengan kedua mata mengerjap. Maksudnya apa nih minta ngajakkin jalan? Apa karena mas Suna ulang tahun, aku disuruh bayarin dia gitu?

"Jalan ke mall...?"

Mas Suna mendengkus. "Berat ya, ya udah gak usa--"

"E-Eh, aku loh belum jawab!" Kedua tanganku terulur, hendak menghentikkan mas Suna yang telah menghidupkan motornya. "Iya deh! Aku temenin tapi ...," Aku menyentuh kedua jari telunjukku. "Anu ... kalau minta bayarin a-aku gak bisa ya."

"Elah, siapa juga yang mau minta dibayarin?" tanyanya lalu menurunkan kaca helm. "Dah ya, nanti aku pc ketemuan jam berapa."

Mas Suna pun pergi meninggalkanku di parkiran. Sungguh, baru kali ini aku bertemu orang yang tidak terlihat bahagia saat ulang tahun. Ya bener sih apa yang dibilang, mendekati kematian kok malah dirayain. Tapi ya tetep aja, seneng kek seenggaknya! Tadi kulihat wajah mas Suna lempem banget, kayak kerupuk dikasi air.

Kalau dia ngajak aku jalan-jalan ... bakalan susah nih buat nyari hadiah.

~~~

Sekitar pukul tiga sore, aku dan mas Suna pun pergi ke mall. Jalan-jalan. Sebenarnya aku juga was-was, takut kalau mas Suna minta bayarin.

"Tenang, duitku banyak. Ngapain minta cewek bayarin?" ujarnya tiba-tiba, membuatku mengangguk pelan.

Kos-Kosan! [✓] || InarizakiWhere stories live. Discover now