Suudzon

3.7K 773 320
                                    

Si pirang Miya bisa bernapas lega karena mereka hanya disuruh untuk membeli arang. Osamu hampir suudzon dan siap menyumpah serapah kembarannya karena dirinya juga ikut diseret menghadap mas Kita, untungnya mereka tidak dimarah dan memang akhir-akhir ini dia merasa tak berbuat salah (Ya kalau pun memang berbuat salah rasanya mustahil, tapi kalau Atsumu yang buat salah biasanya dia juga ikut-ikut diseret juga).

"Kok mereka yang beli arangnya?" Gin bertanya guna membunuh rasa penasaran karena dia juga terkejut ketika melihat si kembar menghadap ketua kosan. Iya, benar-benar menghadap Kita Shinsuke. Lelaki yang menjabat sebagai ketua kos itu duduk di kursi pendopo dan si kembar berdiri di hadapannya.

"Gak tau sih. Gegara Atsumu sering ngemil arang kali." Suna menjawab asal-asalan.

"Heh kalau mau ngadi-ngadi jangan jelek gitu alasannya, Suna!" Atsumu menepis ucapan Suna, tidak terima kalau dirinya dicap sebagai orang yang suka ngemil arang. Lagian apa banget arang dicemilin. Emang dia kuda lumping apa?

"Gue denger dari nyokap dulu lo suka nyuri arang dari toke kumisan yang jualan di pasar. Ngaku gak lo?" Saudaranya Atsumu menuntut, membuat lelaki pirang itu mengernyit.

"Kagak ada ya, Sam. Sumpah dah!" ujarnya seraya mengacungkan dua jarinya. "Lagian gue ngapain nyuri arang toke kumisan itu coba? Dia ngomong aja air liurnya muncrat kemana-mana. Kalau gue nyuri ntar yang keluar bukan air ludah lagi, tapi cairan lambung."

Gin ketawa ngakak, sementara Suna menahan tawanya. Beda lagi sama Osamu yang menatap saudaranya dengan tatapan datar.

"Pas tadi lo ngomong muka lo kayak anjing."

"Loh loh, lo juga sama dong, Sam. Kita 'kan kembar."

"Iya, tapi gue kayak Alaskan Malamute. Lo kayak Neopolitan Mastiff."

"Neopolitan Mastiff kayak apaan dah mukanya? Pasti ganteng 'kan."

Suna berinisiatif untuk mencari jenis anjing tersebut, setelah hasil pencarian keluar dia pun membandingkan wajah anjing tersebut dan Atsumu lalu tersenyum lebar. Gin mengintip ponsel Suna, mendapati foto anjing tersebut dan lagi-lagi tertawa ngakak membuat Atsumu menatap temannya bingung.

"Apaan sih? Gimana emang wujudnya? Kok Gin malah ngakak kayak setan gitu." Si pirang bertanya-tanya, membuat Suna menunjukkan layar ponselnya dan Atsumu pun tersentak, lalu menoleh pada kembarannya dengan tatapan bengis. "Tai."

"Mirip 'kan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mirip 'kan?"

"Ngeri banget, anying. Tutup dah Sun, ngeri gue."

"Muka lo juga mengerikan."

"Sam, 'kan dah gue bilang kita kembar! Muka kita udah pasti sama, dodol."

"Iya sih, muka lo berdua sama-sama kayak malaikat," Suna menyela. "Samu kayak jibril, lo kayak izrail."

Gin bengek karena ngetawain Atsumu ter-bully. Osamu yang gak bisa ketawa akhirnya pecah juga gara-gara kembarannya dikatai kayak malaikat pencabut nyawa. Atsumu sebenernya udah naik pitam, tapi wajahnya mendadak berubah ketika melihat seorang gadis melewati mereka seraya membungkukkan sedikit badannya.

"Misi, mas." [Name] berujar, membuat Osamu dan Suna mengangguk. Gin mengusap air matanya dulu dan sedikit melambai pada sang gadis.

"Iya, lewat aja, mbak."

"Neng [Name] yang caem. Habis pulang dari kampus ya?" Atsumu bertanya. [Name] menghentikkan langkah dan mengangguk.

"Iya, mas."

"Jangan panggil mas, dong. Kakak lah, kayak kamu ke 'Samu."

"Oh, iya lupa," ujar sang gadis seraya menggaruk pipi. "Maaf ya, kak Atsumu."

"Hehe, gak papa cantik~ Masuk ke kamar gih, panas-panas gini gak cocok buat kamu."

"Iya, kak. Aku duluan ya."

"Oke~"

Setelah melihat [Name] masuk ke kamarnya, Atsumu pun terlihat seperti orang kegirangan dan menepuk pundak Osamu dengan keras sampai membuat pemiliknya memaki.

"Anjing! Lo kenapa sih?"

"Yok yok, Sam! Kita beli arang, cepetaaan."

"Iya iya, gak usah ganjen lo jadi cowok. Baru ngomong sama [Name] aja jadi gatal banget." Osamu menyindir. "Awas ya kalo sampe [Name] minggat gara-gara lo."

"Iya nih, Atsumu punya pawang apaan sih sampe bikin cewek-cewek pergi?" Gin menyambung seraya berkacak pinggang.

"Bukan pawang. Emang dasar dia kayak setan makanya pada gak betah." Suna menjawab seraya mendengkus.

Atsumu yang mendengar itupun menggeleng pelan. "Gini, cewek-cewek sebelumnya itu pada kek babi. Masa' mereka cuma mau godain gue sama 'Samu doang. Wajarlah gue bikin mereka gak betah."

"Siapa yang kamu sebut babi?"

"Kamu--EH, MAS KITA AMPUN MAS MAAP TSUMU KHILAF, SUMPAH!"

Entah darimana asalnya si ketua kosan muncul ketika Atsumu menoleh, membuat si pirang itu yang tak sengaja mengatai ketuanya babi (beneran gak sengaja, sumpah) mengatupkan kedua telapak tangannya di atas kepala dan berjongkok di hadapan Kita.

"Maap, mas. Jangan hukum Tsumu. Tsumu capek jalan kaki ke TPS." Ia memohon, membuat Kita menggeleng.

"Iya, tapi jangan diulangi lagi," ujar sang ketua kosan. "Ngatain orang aja gak baik, apalagi pake sebutan binatang."

"Iya, Tsumu khilaf, mas."

Baik Suna, Gin dan Osamu menahan tawa karena melihat Atsumu mengakui kesalahannya sendiri begitu cepat. Lagian salah sendiri, pake ngatain orang lain akhirnya kena imbasnya 'kan.

"Kalau udah enggak panas kalian boleh turun ke pasar cari bahan-bahan ya," ujar Kita membuat ketiganya mengangguk. "Udah, Atsumu. Kamu istirahat dulu sana nanti baru beli arangnya."

"Siap, mas!" Atsumu berdiri tegak dan memberi gestur hormat, membuat Kita tersenyum tipis dan menepuk bahu lelaki pirang itu.

"Jangan diulangi lagi ya."

Anggukkan tercipta, Atsumu pun menepi dan membiarkan Kita melewati mereka. Ketika ketua kosan tersebut mulai menjauh ia pun menghela napas kasar.

"Mampus lo, kena gep mas Kita." Suna mengejek.

"Mulut lo udah banyak setannya itu," hardik Gin.

"Kurang ngucap," Osamu menimpali, membuat si pirang mendecak.

"Bodo' ah, kalian mah sama aja semua. Ngehina aku teros."

"Tampang sama kelakuan lo emang udah jadi bahan hinaan, jadi terima aja ya."

"Anjing lo, Sun."

~~

EA NUNGGU SEMINGGU BERASA SEBULAN GA SIH? ///GA as the writer aku juga nunggu2 hari sabtu loh biar bisa update bhaks.

Sebenernya aku rada ke-stuck juga nyari judul chapter ini tapi ya udahlah ya. Ujung2nya juga isinya Miya twins saling ngatain.

Kos-Kosan! [✓] || InarizakiWhere stories live. Discover now