Berandalan ♣︎ [lty • lls] ✔

•06•

☸⚛☸

Lisa sedang mencari novel yang ia incar dari beberapa hari lalu. Saat sedang fokus mencari, tiba-tiba matanya tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal.

"Kok postur tubuhnya familiar ya?" Batin Lisa.

Lisa tak dapat melihat wajah orang itu, karena dia membelakangi Lisa. Ia pun mencoba untuk tidak peduli, tapi orang yang Lisa pikir kenal langsung membalikkan badan membuat Lisa terkejut melihat orang itu.

"LUCAS!!!" Orang yang tadi Lisa anggap familiar langsung menghampiri gadis itu.

"Kak Lisa! Kok kakak disini? Sama siapa kesini nya?"

Wong Yuk Hei atau Lucas adalah adik kandung Lisa yang hanya berbeda 1 tahun lebih muda.

"Gue lagi nyari novel, kesini sama temen-temen gue. Lo sendiri ngapain?" Lisa pun duduk di salah satu kursi Gramedia, dikuti Lucas yang duduk di sebelahnya.

"Gue cuma nganterin temen doang, terus iseng kesini mau beli komik" Ujar Lucas seraya menunjukkan komik yang ia katakan.

Keduanya terdiam sesaat.

"Lo tadi malem kemana? Kok gak pulang?" Lisa langsung bertanya tentang tak pulangnya Lucas.

"Hehe, gue pergi balapan terus nginep di rumah temen" Lucas berucap sambil tersenyum lebar.

Lisa mendecak kesal, "lo balapan lagi? Kan gue udah gak ngizinin lo, kenapa masih ngebantah aja? Gue aduin ke mama papa ya!"

Lucas langsung panik dengan ucapan Lisa, "jangan dong, kak. Lagian sekali ini aja, besok-besok gak lagi kok. Janji deh!"

Lisa memicingkan matanya, sudah berapa kali adiknya ini mengatakan seperti itu, tapi buktinya masih dilakukan juga.

"Janji nya doang, tapi tetep aja dilakuin besoknya. Pokoknya bakal gue aduin, gak peduli deh lo mau bujuk gue gimana pun. Lo nya gak nurut sih!" Setelah mengucapkan itu, Lisa beranjak pergi namun tangan nya di tahan oleh Lucas.

"Yaelah, kak. Kejam banget sih sama adek sendiri. Gue beliin lo apa aja deh, asala jangan aduin ke mama papa" Bujuk Lucas dengan wajah memelas.

Lisa mendelik malas, "ck! Yaudah deh, gak bakal gue aduin. Tapi lo harus bayarin novel gue, terus traktir gue makan"

Lucas langsung tersenyum lega, ia pun berdiri dari duduknya.