Chapter 7

39.6K 3.1K 112
                                    

Malam ini sungguh nyaman. Bulan yang lebar dan cerah membuat gadis yang berada dibalkon itu turun menyunggingkan senyum nya.

"Dek." panggil Devan dari luar kamar.

"Masuk bang,"

"Lo ngapain?" tanya Devan menghampiri adiknya.

"Liat masa depan yang cerahnya kayak muka abang," Velin tertawa.

"Ada-ada aja," cowok itu menggeleng. "Oh, iya. Kesupermarket sono,"

"Kenapa bukan abang aja?"

"Lo kan perempuan jadi.. pergilah," kata Devan kemudian berjalan keluar dengan santai.

"Gaje lu bang!" teriak Velin.

Meskipun begitu, Velin tetap akan kesupermarket, juga untuk berjalan-jalan menghilangkan penat.

Gadis itu memakai hoodie abu-abu dengan celana training hitan dengan garis putih.

"Beli apa aja, Mom?" tanya Velin duduk dikursi bar.

"Buah-buahan abis jadi beli aja secukupnya, roti, gula, garam, dan juga.. Cemilan buat abang-abang kamu, kalo kamu terserah mau beli apa aja yang penting jangan es cream. Boleh aja tapi jangan kebanyakan nanti giginya ngilu." kata Bunga pengertian.

"Okey, Mom!" Velin mengulurkan tangannya. "Duit?"

"Nih," Bunga mengulurkan uang sejumlah 500 ribu. "Hati-hati dijalan."

"Siap Mom!"

Bunga tersenyum penuh arti.

***

"Coklat mana sih.." gumam Velin dengan telunjuk didagunya.

"Nyari apa kak?" tanya salah satu karyawan.

"Coklat."

"Oh ada dibagian sebelah sana kak, mari." pelayan itu tersenyum kemudian pergi.

Velin mengambil beberapa coklat, es cream, dan minuman bersoda. Setelah itu ia berjalan kekasir dan membayar semua belanjaannya.

Jalanan malam ini cukup sepi, disamping kanan ada lapangan basket sedangkan disamping kiri ada lapangan futsal. Seseorang baru saja memegang bahunya.

Sontak Velin menjatuhkan belanjaan dan membanting orang tersebut.

"Shit! Velin!!" adu Revan mengelus bokongnya.

"Lho bang Revan?"

"Jahat lu Vel sumpah! Kakak sendiri dibanting. Gue gak yakin kalo lu cewek, tenaga lo kuat banget." Revan bangkit dan memasang kembali tudung hoodie nya.

"Situ sendiri yang ngagetin," Velin memutarkan bola matanya kemudian memunguti barang belanjaannya.

"Ngapain malem-malem jalan sendiri?" tanya Revan sedikit meninggikan suaranya.

"Lo gak tau disini banyak jambret? Geng motor unggal-unggalan??" kata Revan.

"Kalo lo diapa-apain gimana!?"

"Ya maaf bang, mommy nyuruh kesupermarket tadi. Lagian, gue gak takut kok sama jambret apalagi geng-geng motor yang barusan bang Revan bilang." kata Velin cemberut.

"Astaga.. Adekku sayang, kenapa gak minta Devan buat nemenin??" tanya Revan greget.

"Aku gak lemah ya!"

I'M QUEEN MAFIA GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang