20

3.5K 320 19
                                    

"Maaf kak Jae, Nana, maaf kalo kesannya aku ga sopan nanya gini, tapi, emang Jaemin udah sering ya kaya gini? " Tanya Jeno.

"Iya, tapi Jaemin gapapa kok, cuma asma aja. " Balas Jaehyun.

"Yaudah deh, oh iya kak, aku mau pulang dulu ya, dirumah ada ayah sama bunda, ga enak kalo pulangnya kemaleman. "

"Mau kakak anter Jen? "

"Ga usah kak, gapapa, kasihan kalo Jaemin ditinggal sendiri. "

"Echan, anter Jeno dong. " Ucap Jaemin.

"Ah sorry aku ga bisa, aku mau ke ayah dulu, tapi kalo Jeno mau nunggu gapapa sih. " Ucap Haechan.

"Gausah, gapapa kok, aku pulang sendiri aja. Yaudah aku pamit ya? "

"Beneran gapapa kamu sendiri? " Tanya Jaemin.

"Iya Na, gapapa kok. "

"Yaudah hati-hati ya Jen. "










***

Jeno berjalan sendiri menuju rumahnya, jalanan sudah mulai gelap karena hari sudah mulai malam.

Namun saat berada disuatu jalanan yang sepi, Jeno merasa dirinya diawasi dan diikuti oleh seseorang dibelakangnya. Namun Jeno membuang pikiran buruk itu dan tetap melanjutkan langkahnya.

Jeno masih merasa dirinya diikuti oleh seseorang, ia pun mempercepat langkahnya.

Namun tak lama, langkahnya terhenti kala ada seseorang yang menarik lengannya. Orang dengan pakaian serba hitam dengan topi dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Lepas! Siapa kamu? " Ucap Jeno sembari memberontak agar orang tersebut melepaskan genggaman pada lengannya. Orang itu tidak menjawab dan hanya memandang Jeno dengan senyum miring dibalik maskernya.

"Aku bilang lepas! Kamu ga denger? Sebenernya siapa kamu! " Bentak Jeno lagi.

"Lee Jeno, mau bermain denganku? " Ucap orang tersebut dan mampu membuat tubuh Jeno menegang seketika.

Jeno terdiam tak menjawab ucapan orang tersebut, kini yang ia rasakan hanyalah rasa takut. Ia takut jika orang didepannya akan berbuat yang tidak-tidak kepadanya.

"Kamu siapa? Aku mohon lepasin aku. " Lirih Jeno.

"Permainan akan segera dimulai Jeno. " Bisik orang itu tepat didepan telinga Jeno sehingga membuat tubuh Jeno kembali menegang.

Setelah mengucapkan kalimat itu, orang itu pergi meninggalkan Jeno yang masih dalam kondisi ketakutan. Tubuh Jeno bergetar, ia tak bergerak dan masih tetap pada posisinya, tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja.

Tubuhnya merosot, kini dirinya memegang kedua lututnya yang dutekuk dan menenggelamkan wajahnya. "Ayah, bunda hiks.. Jeno takut. "











***

Disisi lain, Haechan sedang bersiap untuk pulang. "Yasudah aku pulang dulu, Nana cepat sembuh ya. " Ucapnya sembari tersenyum.

"Makasih ya Echan. " Jawab Jaemin.

Haechan pun tersenyum dan setelahnya ia keluar dari ruangan Jaemin, dan tak lupa untuk mampir ke ruangan ayahnya.

Setelah cukup lama berada di ruangan ayahnya, kini Haechan berjalan keluar rumah sakit untuk kembali kerumahnya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan normal.

Namun saat ditengah perjalanannya, ia melihat seseorang yang sedang duduk dipinggir jalan dengan wajah yang ditenggelamkan pada kedua lututnya. Haechan mendekati orang tersebut karena ia pikir orang itu mungkin sedang memiliki masalah. Haechan menghentikan motornya dan menghampiri orang tersebut.

OMNIA (END)Where stories live. Discover now