27|191

299 53 0
                                    

191: Runaway

Aku buru-buru mengganti pakaian yang diberikan Emily kepadaku, dan meninggalkan kamar setelah memeriksa sekali lagi barang-barang yang akan kubawa. Anehnya saat ini suasana nya sangat tenang di dalam dan di luar mansion, entah karena mantra Yvonne, atau karena semua ini belum berakhir.

Aku, yang memakai gelang ajaib yang diberikan Derrick kepadaku, dengan cepat dan mudah melewati lubang, dan segera menangkap kereta yang lewat.

"Tolong antar aku mencapai jalan atas, Sir."

Sementara aku yang dengan gugup mengawasi melalui jendela jika ada orang mansion yang mengejar ku, penunggang kuda mengumumkan kedatangan kami didepan jalan besar.
Aku dengan segera bergegas ke gang setelah membayar kusir tersebut.

Aku yang biasa nya hanya diangkut oleh sistem ke atas dan ini adalah pertama kalinya bagiku untuk naik kereta di sini, jadi untuk sesaat aku merasa aneh.

Segera setelah itu, di ujung jalan, sebuah pintu tua dengan pola kelinci yang familiar muncul. Aku bergegas menaiki tangga dan mengetuk pintu, berharap tidak ada seseorang akan mengejarku.

Tok...tok...tok...-!

Tapi dengan ketukan pintu yang keras, pintu itu tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak atau akan dibuka dengan segera.

'Apakah dia sedang bekerja? Apakah aku harus menunggu disini sampai dia tiba di sini? '

Aku dengan gelisah melihat sekeliling gang kosong, dan meraih pegangan pintu. Jika terkunci, aku akan langsung pergi ke utara setelah menemui nya Verdandi.

Click, click-.

Tapi kenop pintu terbuka terlalu mudah untuk dibuka.

"Apa..."

Aku mendobrak pintu tanpa penundaan lagi. Dan aku berlari kepada tuan bertopeng kelinci di depan pintu yang keluar dari dinding rahasianya.

"Ah, kamu ... ugh!"

Mungkin karena dia yang terkejut akan kehadiran ku, tembok itu tiba-tiba mulai menutup.
Aku sendiri yang bingung dengan sosok anehnya yang setengah terbungkus di dinding.

Bahkan, Aku sendiri yang tidak sadar dengan perlakuan ku merasa hal ini sangat tidak lucu. Tetapi aku menutup pintu depan dan dengan cepat mendekatinya dan berbisik.

"Beri aku uang."

"...Iya?"

"Aku berada di sini untuk mengambil sebagian dari uang ku yang tersisa di sini."

"Apa ... tolong tunggu sebentar, sialan ini."

Vinter bergumam, dengan kutukan rendah. (Heeh, untuk pertama kalinya Luna ndengar vinter ngomong kasar🤧)

Segera Setelah beberapa saat pintu dinding terbuka lagi dan dia akhirnya lolos dari posisi aneh karena terjebak di dinding tadi.

"Apa yang kamu bicarakan, nona muda?"

Dia menghela nafas saat dia melepaskan pakaiannya yang tertutup oleh debu dinding bata.
Aku yang penuh dengan pikiran tentang uang dan rencana untuk meninggalkan ibukota, jadi aku  menggigit bibir bawah ku dengan tidak sabaran dan mengucapkannya.

"Yang harus kau lakukan adalah memberi ku uang milikku."

"Silakan duduk dulu. Kita bisa duduk dan bicara."

"Tidak, aku tidak punya waktu...."

"Tanganmu."

Vinter memotong ucapanku dan menunjuk ke tangan ku yang memegang kenop pintu.

White Lily Means Death[✓]Where stories live. Discover now