101|265|34

165 34 7
                                    

Di bawah sinar bulan yang terang saat menyinari malam, rambut abu-abu kusut dengan lembut bersinar dibawahnya.

Aku perlahan membuka mulutku saat melihat wajah pria yang telah mengulurkan tangannya untuk menolong ku hari ini.

Apakah aku sedang bermimpi dengan mata terbuka lebar? Aku meragukannya di dalam hati, tetapi itu tidak tampak nyata di mata ku. Orang didepanku ini...

Dia, yang meninggal lima tahun lalu, sekarang berjalan kearahku.

".....eklise?"

Aku membuka bibirku dalam waktu yang lama dan bergumam seperti jeritan kecil yang tak terdengar.

"Kau....kau, apakah ini benar-benar dirimu yang ternyata masih hidup selama ini?"

Callisto telah mencari diseluruh penjuru Kekaisaran selama beberapa waktu dan pada akhirnya memutus pencarian terhadap dirinya karena dia tidak dapat menemukan dirinya bahkan jasad tubuhnya selama lima tahun terakhir ini.

Itu untuk menemukan semua pemimpin pemberontak dan mengeksekusi mereka agar tidak meninggalkan sisa penyesalan.

Aku mendengar setiap laporan pencarian para pemberontak dengan hati yang gugup.

Namun pada akhirnya, tubuh Eclise memang tidak pernah ditemukan.

Sekarang, ini sudah lima tahun kemudian, dan sudah diyakini bahwa naga yang sempat bangkit itu telah menghilang bahkan tanpa meninggalkan sisa nafasnya sedikitpun.

Sebenarnya, ada cukup banyak orang yang tubuhnya tidak dapat ditemukan karena alasan tersebut.

Namun, aku bahkan tidak dapat membayangkan dalam mimpi tersebut bahwa aku akan menghadapi situasi yang tidak terduga juga di tempat yang tidak terduga.

"....bagaimana....apa yang sebenarnya terjadi?"

Aku duduk didepannya Dan bertanya, menatapnya dengan mata bingung.

"Kemana saja kamu? Tidak mudah untuk menemukan mu selama bertahun-tahun ini, bagaimana...."

Itu dulu.

Saat dia menatapku seperti boneka tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia tiba-tiba membuka mulutnya.

"Apakah nama asli ku adalah Eclise?"

"...apa?"

Aku menatapnya dengan tatapan kosong seolah-olah aku tidak mendengar apapun saat ini.

Lalu dia perlahan-lahan berjongkok di depanku agar tinggi kami sesuai dengan ketinggian mata kami.

"Aku...tidak ingat kejadian lima tahun lalu."

"Itu....apa..."

"Salah satu tentara bayaran menemukan ku yang berdarah disebuah gang belakang. Mereka memanggilku Hamilton. Itu adalah nama gang belakang tempat aku terbaring sekarat....."

"...."

"Apakah kamu kebetulan mengetahui sesuatu, tentu diriku?"

Dia bertanya padaku dengan tenang, dan terus mengawasiku.

Seperti lilin, aku tercermin dalam pupil coklat keabu-abuan miliknya.

Aku merasa tatapan itu sangat asing dan akrab pada saat yang bersamaan.

Karena Eclise akan selalu menatapku dengan wajah ini, begitu saja, tanpa ada kegelisahan tertentu.

Jadi sulit untuk mempercayai kata-katanya tentang dia yang kehilangan ingatannya.

".....jangan berbohong."

Aku memelototinya, yang tampak seolah-olah dia meminta diriku untuk benar-benar memanggilnya dengan nama Hamilton bukan Eklise.

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang