99|263|32

250 40 36
                                    

Duo sodara licik numpang lewat sebentar~ btw, mereka mirip padahal gak satu darah 😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Duo sodara licik numpang lewat sebentar~ btw, mereka mirip padahal gak satu darah 😂



"Bobby! Apa yang kamu lakukan sepagi ini?"

Aku menyapa seorang wanita paruh baya dengan kesan hangat saat dia memasuki ruangan.

"Ayahku memetik raspberry di pagi hari. Aku pikir Anda hanya akan memakan sarapan. Jadi Aku sudah mencucinya, jadi cobalah sebagai pencuci mulut."

Bobby mengulurkan keranjang berisikan raspberry di depanku.

"Terima kasih telah mengurus semua itu."

Raspberry seukuran kelereng itu dikemas dalam keranjang.

Aku tertawa dan menerima pemberian Bobby sebagai hadiah untukku.

"Tapi di pagi hari, kamu tidak terluka, kan? Saat fajar, segerombolan mana datang kembali dari gunung."

"Terima kasih kepada para profesor dan yang lain, tidak ada yang salah dengan desa bawah. Silakan dan coba lah."

Bobby tersenyum dan mendesak ku untuk segera mencicipi buah berry itu.

Setelah rasa mual yang menggejolak isi perut ku, aku masih merasa mual, dan aku takut mual itu kembali lagi.

Tetapi aku berhasil makan sedikit karena aku memikirkan ketulusan yang dia bawa untukku.

Untungnya, itu berjalan lancar tanpa masalah.

Saat buahnya pecah, aroma raspberry asam manis menyebar ke seluruh mulut.

Dengan nafsu makan yang tajam, aku kembali memakan nya sambil buru-buru makan raspberry.

"Oh, Bobby, kurasa sup yang kamu buat kemarin sudah rusak. Mungkin karena hari ini semakin hangat."

"Sup?! Saya kira tidak. Itu direbus dengan bahan-bahan yang baru saja saya petik."

Bobby tampak terkejut mendengar kata-kataku, dan segera berlari ke dapur, dan aku tidak bisa menghentikan nya.

"Biar saya lihat, profesor."

'Haruskah aku membuangnya begitu saja tanpa mengatakan apa-apa?'

Aku pikir aku seharusnya tidak mengatakan apa-apa tentang sup buatannya, lalu aku akhirnya mengikutinya menuju dapur.

Bobby, yang sudah membuka tutup panci dengan sup dan mencicipinya, kembali menatapku.

"Kedengarannya ini masih bagus."

"Benarkah? Tapi kenapa aku...Ugh!"

Itu adalah saat aku berdiri di sampingnya dan melihat ke dalam panci yang memiliki banyak sup didalamnya.

Bau menjijikkan yang aku cium tadi kembali menghantam hidungku.

Tidak ada yang bisa menghentikannya, dan rasa mual pun kembali muncul.

White Lily Means Death[✓]Where stories live. Discover now