113|277|46|6

228 39 1
                                    

"B-bagaimana benda ini ... "

Aku tergagap dan perlahan berjalan ke cermin.

Aku tidak tahu apakah ini mimpi yang sederhana atau kebenaran nyata dari 'cermin kebenaran'.

Seorang wanita dengan wajah kosong.

Saat aku mendekati cermin untuk melihat lebih dekat, dan...

"Hah?"

Sesuatu muncul di telapak tanganku.

Aku melihat tanganku secara refleks.

Sebelum aku menyadarinya, ada pecahan cermin itu di tangan ku.

Sekilas aku mengenali benda apa itu.

"Itu barang yang dibawa Judith."

Maksud ku, bagaimana bisa ada kebetulan seperti itu?

Setelah melihat potongan itu sebentar, aku segera mengangkatnya seolah-olah aku telah mengambil keputusan

Aku sudah tahu itu bodoh memilih tinggal di sini, tapi aku masih ingin melihatnya.

'Kenapa, bagaimana benda ini masih hidup?'

Ketika aku berada di dunia ini, aku tidak tahu bahwa tubuh asliku masih hidup.

"Tidak apa-apa kan melihat ke cermin."

Aku perlahan mendorong pecahan cermin yang ada di tanganku ke wajah wanita yang sangat hampa terpotong karena keberadaan cermin yang tiada.

Potongannya pas.

Segera setelah itu, cahaya putih mulai keluar dari bagian yang tertanam.

"Uh."

Itu sangat cerah sehingga aku menutupi wajah ku dengan tangan ku, dengan sedikit erangan.

Beep, beep, beep.

Dan pada satu titik, cahaya menghilang dan suara mekanis yang monoton terdengar di telinga.

Aku menurunkan lenganku dan perlahan membuka mataku.

Dan aku sangat malu.

Sebelum aku menyadarinya, aku sudah terpantul masuk di dalam cermin.

Dan aku berdiri tegak di kamar rumah sakit.

'Apa? Apa yang terjadi? Apakah aku diseret ke cermin? Atau ... apakah aku kembali? '

Whi-wi-

Angin sejuk bertiup dari suatu tempat dan menyapu rambut panjangku.

Saat aku berjalan berkeliling, aku bisa melihat jendela modern di satu sisi interior terbuka lagi setelah sekian lama aku tidak melihatnya.

Aku mengulurkan tanganku dan memegangi rambut terbangku.

Untungnya atau sayangnya, itu tidak kembali ke bentuk aslinya.

Rambut merah muda gelap membungkuk di atas piyama putih, dan dua tangan yang sangat berbeda dari tubuh asliku.

Aku masih berada didalam tubuh Penelope.

Dan di depanku...

Dengan Mengandalkan berbagai peralatan medis dan respirator oksigen, aku dapat melihat seorang wanita hampir tidak bernapas bebas karenanya.

Itu adalah tubuh asliku.

"...Jadi kamu benar-benar masih hidup."

Aku bergumam seolah-olah sedang melihat tubuh orang lain.

White Lily Means Death[✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora