Chapter 18 : Tak Ada Guna Kita di Sini!

317 18 1
                                    

Eye memandang ke arah Anastasia yang membalasnya dengan senyuman puas. Lalu Eye mengeratkan gigi-giginya. "Kau bukan Claire."

"Sudah jelas kan? Kau seharusnya melawanku dengan kekuatanmu."

Eye masih terpikirkan masa lalunya itu. Dengan berat hati akhirnya Eye menerima pukulan-pukulan wanita vampir bernama Anastasia itu. Tak jarang juga Eye menendang atau memukulnya.

"Ini demi kesadaranmu yang tertutup darah makhluk jelek itu!" Eye berteriak sambil melayangkan Bloody Punch Ultimate, pukulan terkuatnya.

Sayangnya wanita itu berkelit menghindar. Seakan dia sudah tahu gerakan Eye. Senyuman berupa ejekan tergambar di wajahnya. Lalu sebuah percikan listrik berselimut salju memenuhi tangan mungil wanita itu. Eye sadar, Ana pasti akan mengarahkan serangan listrik itu ke perutnya. Tidak ada celah untuk Eye menghindari itu.

Tidak, dia akan... Begitulah gumamannya sebelum bola listrik si wanita itu mengenai perutnya. Eye berguling jauh ke tepian gedung yang temboknya sudah berlubang. Lubang itu dibuat oleh pertarungan mereka.

"Fang, kau yang menghancurkan mimpi ku. Oh oh, tidak, maksudku mimpi kita. Andai saja kau berlaku adil dan jujur, tidak akan seperti ini jadinya. Secara tidak langsung kau telah membunuhku dan anak kita." Anastasia mendekati Eye yang masih tergeletak di tepian gedung.

"Kau masih ingat itu?" Eye mengernyitkan dahinya. Ia tak percaya wanita itu masih ingat masa lalunya. Berarti Eye punya harapan bisa menyadarkannya.

Tapi harapannya berbalik dengan kenyataan. Ana mengarahkan cakarannya menuju tempat jantung Eye berada. Eye terlihat pasrah tanpa perlawanan. Darah mengucur dari dadanya.

"Kau selalu mengagungkan Cinta. Tapi kau justru membunuh cinta itu sendiri." Ana melemparkan Eye ke sisi lain. Eye mendarat tepat mengenai tiang satu-satunya yang tersisa di gedung itu.

Atap mulai roboh. Pemandangan kota mulai tampak dari lantai paling atas gedung itu. Helikopter pemerintah ternyata telah berada di sekeliling gedung itu. Lampu sorot mencari-cari sosok agen Third Eye dan si penculik. Para gendarmarie masuk ke lantai itu. Mereka menghampiri ketiga agen Third Eye yang terluka dan meninggal. Sebagian lain menyelamatkan Tuan Putri.

"Jack! Urusi saja mereka. Biar aku menghadapi makhluk ini!" Pinta Eye kepada salah satu Gendarmarie.

"Tapi." Jack menoleh ke sekeliling. Tidak ada siapa-siapa di sana kecuali Eye. Tapi dengan anggukan Eye, Kapten Jack mengerti dan pergi. "Baiklah teman. Aku harap kau kembali dengan selamat."

Ana melihat orang yang bernama Jack itu. Ia merasa terganggu oleh kehadiran Gendarmarie di gedung itu. Ia pun berlari mengejar Kapten Jack, dan ingin meminum darahnya.

Jack beruntung. Bloody Hell mengenai Ana dan melemparnya jauh dari Jack. Jack terkejut dan tak mengerti apa yang terjadi.

"Pantas saja kau tak melihatnya Jack. Musuh ini bukan makhluk yang kasat mata. Lebih baik kalian segera pergi."

Jack dan pasukannya bergegas pergi sebelum Ana bangkit. Eye menelan ludahnya lalu menatap wanita yang telah berdiri kembali. Siap menghajar Eye lagi.

"Aku melakukannya karena aku mencintaimu. Aku tak tega melihatmu menangis dan setiap hari makan roti keras. Namun yang kulakukan salah. Kutukan datang dan hidupku hanya untuk menebus kesalahan. Jika kau mau bunuhlah aku sekarang."

"Diam lah kau! Ku bunuh kau, Fang!"

Saat ujung cakar Ana melesat dan hampir mengenai jantung Fang sekali lagi. Keluarlah cahaya dari tubuh Anastasia. Mata wanita itu bergerak. Namun tubuhnya kaku tak bisa bergerak.

"Fang, kau tau? Aku tak berani menyakiti siapapun bahkan kelinci sekali pun. Apalagi dirimu, oh suamiku. Cepatlah tancapkan belati milik Face di sampingmu itu ke jantungku!" Cahaya yang menyerupai Anastasia berbicara pada Eye. Senyuman khasnya terlihat bahwa dia adalah Ana yang Eye kenal.

"Tapi jika aku melakukannya, kau akan..." Eye meragu dan tidak ingin membunuh istrinya itu.

"Inilah yang membuat Kelelawar raksasa itu mudah menghancurkanmu. CINTA. Dia memanfaatkanku agar dia bisa membunuhmu. Karena kau budak yang tak bisa diatur. Hati nuranimu kuat dan tidak sepertiku. CEPATLAH! Sebelum aku tidak bisa menahan tubuh ini lagi."

Eye telah menyentuh belati Face. Tapi lagi-lagi keraguan muncul. Ana meminta lagi. "Cepatlah! Kau tak boleh mati hari ini. Dan hari ini bukan kematianmu. Kau masih punya banyak janji, ingatlah! Face, memberikan kepercayaanmu untuk menjaga adiknya. Kau janji akan makan malam bersama Cat di restauran Seafood. Kau juga berjanji merayakan pesta ulang tahun Ella di puncak menara Eiffel. Kau berjanji padaku akan menemuiku di surga. Tapi dalam kondisi istrimu seperti ini, apakah istrimu akan berada di surga? Bebaskanlah aku! Jangan PHP-in orang di sekelilingmu yang telah menyayangimu dan mencintaimu Fang."

Fang telah teguh dengan keputusannya. Ia mengambil belati milik Face, menggenggamnya erat dan bersiap menembus jantung Anastasia, istrinya. Tapi sebuah hempasan menepis tangan Eye yang memegang Belati. Sesosok makhluk berwujuh kelelawar mendarat di depan Eye. Lalu beralih wujud menjadi manusia. Manusia yang ia kenal. Manusia yang membantai keluarganya. Makhluk yang menjadikannya Vampir.

"Ku bunuh kau, Alex Fang! SI BUDAK PEMBANGKANG!" Sosok itu mencengkeram leher Eye. Eye tidak bisa berkutik. Seberapa kerasnya berusaha ia tidak bisa terlepas dari cekikan itu.

Heh, tenagaku telah habis saat melawan Ana. Bagaimana ini? Katanya dalam hati.

Tiba-tiba vampir raksasa bermata merah gelap meronta kesakitan. Eye bingung melihat kejadian itu. Lalu mendapati sosok istrinya telah menggigit leher Vampir bertubuh besar itu.

"Kupikir otakmu telah kucuci habis. Ternyata masih ada sedikit ingatan yang belum ku hapus."

"Bukan ingatan, makhluk jelek! Tapi Cinta yang ada di hati ini." Ana memegang erat tubuh Vampir yang lebih besar darinya. "Cepatlah! Tusuk jantung kami berdua. Aku tidak bisa berlama-lama menahannya!"

Eye semakin mantap. Sejenak belatinya di lumuri kekuatannya. Matanya melihat Vampir itu. Manusia bejat itu masih berusaha terlepas dari gigitan dan pelukan erat Anastasia. Eye meneteskan air matanya tepat mengenai belati itu. Belati yang dipegangnya kian memanjang dan berlumuran api darah. Semakin lama semakin membesar. Ia ayunkan dan siap menghunus ke mereka berdua.

Belati itu telah menancap. Api yang dibawanya membakar kedua tubuh vampir itu. Terdengar jelas si vampir berbadan besar bersumpah serapah akan kembali dan menuntut balas kepada Eye, Alex Fang.

Kantor Presiden riuh meriah dihadiri banyak wartawan, masyarakat, militer, polisi dan tak lupa gendarmarie. Jack berada di kursi depan barisan gendarmarie. Eye melihatnya dan menganggukkan kepalanya.

Setelah pemberian anugrah pahlawan ke tiga agen itu, pesta pun dimulai. Tapi ketiga agen itu tak ikut dan langsung meninggalkan pesta. Presiden yang melihatnya mengejar dan mencegah mereka.

"Kenapa terburu-buru pulang? Nikmati dulu pesta ini." Sang Presiden mengangkat gelasnya. Sembari mengajak ketiga agen.

Namun agen L tersenyum kecut. "Maaf Pak. Bagaimana bisa kami menikmati pesta ini. Selagi kami kehilangan sahabat kami dalam misi kemarin." Agen L menoleh ke kiri dan ke kanan. "Kita bekerja untuk negara bukan untuk keegoisan Bapak. Tak ada gunanya kita di sini. Ayo!"

Third Eye : Supranatural JusticeUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum