Chapter 9 : Iblis Merah di Puncak Menara

252 15 0
                                    

Iblis Merah di puncak menara itu segera turun. Saat ia hampir mendekati gedung itu sekitar dua kilometer jauhnya, earsphone-nya berbunyi. Suara yang cukup dikenalnya, suara itu seperti Ella atau Agen L.

"Eye jangan gegabah! Kita belum tahu di mana putri Perdana Menteri ditahan. Biarkan kami yang menangani situasi dari dalam. Kau tunggu aba-aba sampai kami tahu letaknya. Jadi bersabarlah!"

Alex Fang menghentikan langkahnya dan mengerutu. "Hah? Apa? Baiklah Iblis Merah Fang siap menunggu abab darimu."

"Jangan bercanda. Aku setiap hari gosok gigi tau!" Ella menutup pembicaraan.

Fang menutup matanya. Ia kembali meraih kantong darah donor lalu menuangkannya dalam gelas plastik dan meminumnya dengan sekali tenggak. Setelah selesai, ia menghela napas.

"Hessah! Budakku, kau di mana?" Fang kembali melakukan kontak dengan si mayat pembantu wanita.

"Aku sedang ada di sekitar tempat penyekapan tuan putri. Tepatnya di lantai teratas, tuanku."

"Hessah! Aku lebih canggih daripada mereka bertiga!" Fang mendesah pelan. "Tapi kenapa mereka juga mengetahui tempat itu dan telah sampai? Ini pasti ulah para anggota baru itu. Jika saja mayat itu tidak lamban memberitahu keadaan di dalam, aku pasti telah masuk ke tempat itu dan membunuh para teroris itu."

Dua puluh tiga mil dari puncak menara Eiffel. Tepatnya di lantai pertama gedung kosong yang menjadi markas para teroris. Tampak tiga sosok manusia menyelinap masuk ke gedung itu.

Agen L memberi aba-aba kepada dua Agen bawahannya, Agen Cat dan Agen Face. "Cat, Face lakukan tugas kalian! Berhati-hatilah!"

Dengan cekatan Agen Face menyelinap melalui tembok. Ia menggunakan kemampuan kamuflasenya yang mirip Bunglon. Ia menyamar sebagai tembok. Ia mengendap-ngendap di dinding tanpa diketahui para teroris yang  sedang berlalu-lalang di depan pintu. Lalu dengan cekatan pula ia melumpuhkan para teroris itu satu persatu.

Sementara Agen Cat, ia mengubah dirinya menjadi kucing. Ia bergegas menuju sebuah ruang operator. Lalu ia berubah kembali menjadi bentuk 

manusia. Ia mencoba membuka pintu ruangan itu. Tapi ternyata pintu itu terkunci. Spontan tangan kanannya mencari-cari kawat yang disimpan di dalam rambutnya. Setelah menemukannya perlahan ia memasukkan kawat itu ke lubang kunci pintu di depannya. Dalam beberapa detik saja ia berhasil membuka pintu itu.

"Siapa kau?" tanya seseorang sambil menodongkan senapannya.

Agen Cat begitu terkejut saat ia menyadari sebuah senapan mengarah ke kepalanya. Agen Cat segera berlari dan mengubah dirinya menjadi kucing lagi.

Dar! Dar dar dar! Dar!

Suara tembakan mengarah ke Agen Cat. Namun tidak ada satu pun yang mengenainya. Kelincahannya lah yang membuatnya terhindar dari peluru-peluru itu. Lalu Agen Cat mengeong keras.

Agen L yang mendengarnya segera mematikan saklar lampu. Agar Agen Cat selamat dari tembakan-tembakan itu. Para penembak itu pun panik dan menembak asal. Agen L tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menarik pistolnya dan menembak para teroris dalam kegelapan.

Dar dar dar! dar!

Sungguh suatu kemampuan yang menakjubkan. Tidak satu pun peluru Agen L yang meleset. Bahkan saat seorang teroris yang di dekatnya mencoba memukul, Agen L dengan sigap membantingnya. Lalu ia menembak jarak dekat ke arah kepala teroris. Sekejap teroris itu mati mengenaskan di hadapannya.

Agen Cat terkejut dan hampir tak percaya melihat kemampuan Agen L. Yang mana dia hanya seorang wanita biasa. Agen Cat pun menanyakan keheranannya. "Bagaimana kau melakukan itu kakak L? Aku saja yang separuh siluman kucing agak sulit melihat di tempat gelap."

Agen L tersenyum, "itulah mengapa kode sandiku 'L'. Yang artinya Light atau Cahaya. Kau tau? Sejak kecil aku telah melatih indera penglihatanku untuk melihat dalam kegelapan. Salah satunya membaca buku dalam kegelapan. Sehingga indera ke enamku menjadi lebih tajam. Maklum, terlahir dalam keluarga miskin. Rumahku tak pernah tersentuh oleh aliran listrik. Berbeda denganmu, yang berasal dari keluarga berada dan serba kecukupan. Ceritanya amat panjang jika kuceritakan di sini."

"Sekarang lakukan saja tugasmu, Cat. Lacak dari komputer operator itu. Di lantai berapa tuan Putri disekap. Iblis Merah nan pucat itu, kelihatannya sudah bosan menunggu dan mungkin amarah telah meledak-ledak."

Agen Cat segera memainkan keyboard dengan tangannya yang lentik. Sesekali ia memegang tikus kesukaannya, yang bernama Mouse komputer. Klik kanan, klik kiri, bergeser dan skrol ke atas maupun bawah. Matanya juga seirama dengan kursor atau pun huruf-huruf yang menjadi pusat perhatiannya.

Sementara itu Agen L kembali menembakkan pelurunya ke para teroris. Sepuluh teroris kembali dibunuh olehnya. Aroma darah dan bau mayat mulai menyengat. Sekali lagi Agen L menembak teroris yang berusaha menikamnya dari belakang.

Third Eye : Supranatural JusticeWhere stories live. Discover now