Chapter 10 : Bloody Hell

219 14 0
                                    

Agen L terus menunjukan kemampuannya menembak dalam kegelapan. Dua meter dari arahnya, satu lagi kepala lawan berhasil tertembus pelurunya. Tapi semakin lama peluru yang ada di pistolnya semakin berkurang. Ia kemudian memungut peluru yang ada di pistol para teroris yang tergeletak tak bernyawa.

Sementara itu Agen Face tidak bisa berbuat apapun. Karena ia tidak memiliki indra ke enam yang tajam. Ia masih menempel di tembok. "Sial," katanya. "Kapten L aku tidak bisa 

bergerak dalam kegelapan!"

Agen L tidak tinggal diam. Ia berteriak pada Agen Cat. "Cat berapa lama lagi kau melacak tempat tuan putri berada?"

"Entahlah Agen L, ada Aura kuat yang mengacaukan semua alat elektronik di sini," jawab Agen Cat dengan wajah kesalnya. "Kurasa bukan milik salah satu dari kita. Sepertinya Aura yang kuat ini terletak di gedung lantai teratas."

Agen L segera menghubungi Agen Eye yang berada di luar gedung. "Iblis merah saatnya kau turun tangan. Di sini butuh bantuan untuk menyapu bersih target."

Agen Eye segera   membuang kantong darah donornya. Lalu kembali melakukan pemanasan. "Akhirnya L. Aku sudah bosan di luar gedung."

Dengan cepat Agen Eye berlari dan memanjat sebuah gedung lumayan tinggi di sebelahnya. Setelah sampai di atas gedung, ia meluncur ke bawah. Jubah yang di pakainya tiba-tiba sobek dan keluarlah sayap kelelawar yang cukup besar. Dengan kecepatan penuh ia menerobos kaca gedung yang menjadi sarang teroris di seberang gedung tempatnya berdiri.

Prang! Kryang!

Sekelompok teroris terkejut mendengar suara kaca jendela yang dipecahkan Agen Eye. Para teroris menyadari bahwa ada penyusup yang masuk lewat jendela. Lalu mereka menembakkan peluru-pelurunya ke arah kaca yang pecah itu.

Agen Eye tidak menghindari serangan peluru itu. Karena arah peluru akan memberi tahu di mana tempat penembaknya berada. Ia mengeluarkan suara kelelawarnya. Setelahnya ia mendekati seorang penembak, dengan cekatan ia menggigit leher korban dan mencabik tubuh korban agar tidak menjadi vampir sepertinya. Sedangkan bekas luka yang terkena peluru dengan cepat segera menutup kembali. Lalu ia mengambil senapan korban. Ia membalikkan badannya. Senapan di tangannya telah siap dan peluru-peluru melesat dengan brutalnya. Beberapa teroris yang terkena seranggannya langsung tergeletak tak bernyawa.

Seorang teroris dari arah lain melihat kejadian itu berteriak histeris. "Sial kau bukan manusia. Kau iblis penghisap darah!"

Agen Eye mengeluarkan suara kelelawarnya lagi. Sungguh malang nasib teroris tersebut. Agen Eye tidak membiarkannya kabur begitu saja. Eye menghampirinya lalu mencabik jantung korban dan membelah tubuh korban sambil berteriak keras. "Bloody Hell!"

Darah yang keluar dari tubuh korban diubahnya menjadi api, untuk menerangi seluruh ruangan. Begitu melihat ada api yang menerangi seluruh ruangan, Agen Face bergerak cepat dan membantai teroris yang tersisa dengan Killer Mokakunya, sebuah pisau besar sejenis golok yang ada di lengan kanannya.

Agen L segera menyalakan panel lampu yang tadi ia padamkan. "Cat bagaimana analisamu?"

Agen Cat menghembuskan napas panjang. "Bos ada yang aneh pada tiap lantai berikutnya ada satu penjaga teroris yang kurasa Aura Chi mereka sangat kuat. Semakin tinggi lantainya semakin kuat kekuatan chi yang mereka miliki. Sementara yang ada di puncak gedung memiliki chi yang lebih kuat dari yang dimiliki Agen Eye. Mungkin disitulah Putri berada. Sepertinya mereka telah mengetahui keberadaan kita di sini."

Agen Eye mendekati teman-temannya sambil menyembunyikan sayap kelelawarnya. Api yang ada di tangannya juga telah ia padamkan. Ia menatap Agen L. "Jadi mereka telah mengetahuinya." Agen Eye menoleh ke arah Agen Face. "Lama tidak bertemu."

Agen Face mengubah dirinya ke wajah aslinya. Lalu ia menepuk pundak Eye. "Fang. Kau menolongku lagi. Aku payah sekali tak bisa membalas semua kebaikanmu."

Agen Eye mengangguk pelan. "Leone. Bukan tidak bisa tapi belum bisa. Walau begitu kau berada divisi ini dan itu cukup untuk membalasnya."

Sementara Agen Cat kembali ke wujud manusianya. Bersama Face ia berjalan di belakang Agen L. Sedangkan Eye berada paling belakang. Mereka menuju ke lantai dua.

Third Eye : Supranatural JusticeWhere stories live. Discover now