Chapter 12 : Pengendali Bayangan

242 15 0
                                    

Kali ini Agen Eye, Cat dan L telah menaiki tangga menuju lantai ke empat. Agen L menanyakan kondisi Cat pada Eye. Lalu Agen Eye tanpa ekspresi menjawab, "dari tadi jantungnya berdetak kencang. Kurasa dia tidak benar-benar pingsan."

Agen L melirik Cat dan menjewer telinga Cat. Cat pun berteriak kesakitan. Benar juga Agen Cat ternyata pura-pura pingsan, agar bisa lebih dekat dengan Eye. Agen Cat telah mengagumi dan mengidolakan Agen Eye sejak sepuluh bulan lalu. Saat itu Eye hadir di acara kelulusannya sebagai anggota pencari jejak di kepolisian atau NEPS (National Emergency Police of Searching) dan memberi sambutan. Betapa bahagianya, saat Cat direkrut oleh Agen L di UISJ (Unit Inteligent Supranatural Justice) sekitar satu bulan lalu. Keinginannya memecahkan kasus bersama idolanya telah tercapai.

Kini ketiga Agen UISJ telah sampai di lantai empat. Agen Eye menatap dingin seorang pria berpakaian rapi sedang bersandar di sebuah meja. Sementara pria itu dengan santai menyapa ketiga Agen di depannya. "Silakan masuk, tuan dan nona-nona manis! Tidak usah sungkan-sungkan!"

Agen L tanpa basa-basi segera mengambil pistolnya yang telah terisi peluru ketika berada di lantai dua. Sambil menarik pelatup pistol ia berkata, "Eye, Cat naiklah ke lantai lima! Biarkan dia menjadi lawanku."

"A apa yang terjadi?" Agen L bertanya keheranan saat ia menyadari tangannya tidak bisa mengarahkan pistolnya ke kepala pria itu.

Begitu juga Agen Eye dan Cat, mereka tidak bisa bergerak dan berhenti melangkah. Sementara pria itu tersenyum ramah melihat tiga agen yang mematung tak bergerak. "Sebagai tamu yang baik seharusnya kalian bertiga menghargai tuan rumah. Tapi kalian, kalian mengacuhkanku bahkan berani mengacungkan pistol ke arahku. Beginilah akibat dari ketidaksopanan kalian. Hahaha!"

Agen Cat berteriak, "tipuan apa yang kau lakukan? Mengapa kami tidak bisa bergerak?"

Pria ramah itu mengambil pedang yang diletakkan pada tempat penyimpanan di salah satu sudut ruangan. Lalu dia mengasahnya dengan sapu tangan setelah keluar dari sarung pedangnya. "Oh ya, sebagai tuan rumah yang baik. Aku akan memperkenalkan diri sebelum membunuh kalian bertiga. Namaku Yami Kokurawa IX, salah satu dari Tujuh Topeng Neraka. Aku merupakan pewaris ilmu Magento no Yami generasi ke sembilan, itu yang membuat kalian tidak bisa bergerak. Hahaha."

'Ilmu pengendali bayangan, Yami Magento atau Magento no Yami diciptakan oleh Yami Shikamaru. Saat terjadi pertempuran dahsyat antar klan Shinobi, Shikamaru harus kehilangan salah satu kakinya. Beruntung ia memiliki kekuatan aura yang cukup besar sehingga ia masih bertahan hidup. Ketika itu gelar pahlawan ninjanya, Kokagure Shinage seperti sia-sia, karena ia cacat dan sering merepotkan keluarganya. Suatu hari pada saat siang, ia hendak keluar untuk mengobati kakinya, ia melihat bayangannya. Lalu terlintas dipikirannya sebuah ide untuk melakukan sesuatu dengan bayangannya, dan terciptalah jutsu Jigen no Yami. Jigen no Yami yaitu teknik membelah diri antara bayangan dan dirinya. Akhirnya Shikamaru tidak memerlukan bantuan orang lain lagi, karena bayangannya yang melakukan semua pekerjaannya sesuai perintah dan pikirannya.

Tapi hal itu hanya berlangsung beberapa bulan saja. Si bayangan tidak lagi mematuhi perintah tuannya. Ia bahkan mulai berpikir sendiri. Ia menganggap dirinya lebih kuat daripada tuannya yang cacat dan hanya bisa memerintah. Sedang ia bisa melakukan segalanya. Si bayangan berubah menjadi jahat. Ia merampok dan membunuh penduduk kampung. Shikamaru yang merasa bersalah, akhirnya ia menciptakan jurus Magento no Yami untuk dapat menghentikan bayangannya. Bayangannya tidak akan mati jika pemilik bayangan masih hidup. Maka dari itu Shikamaru mengambil belatinya dan menusuk jantungnya.

Dengan wafatnya Shikamaru, bayangan jahatnya pun musnah. Sebelum meninggal, ilmu Magento no Yami telah ditulis di selembar kertas segel. Sehingga keturunan nya dapat mempelajari ilmu tersebut.'

Yami perlahan melangkah menuju Agen Cat. Lalu ia mengitarinya sambil tertawa. "Hahaha. Baiklah akan kumulai dari yang paling imut dulu."

Agen L segera berteriak dengan lantang. "Hey! Kau menyebut dirimu tujuh penjahat bertopeng. Tapi kau memilih yang terlemah dahulu untuk kau siksa? Betapa memalukannya dirimu!"

"Oh, jadi aku harus menyiksa yang terkuat dulu ya? Okey, karena aku tuan rumah yang menghormati para tamuku. Aku akan menyiksa dia dulu!" Yami menunjuk ke arah Agen Eye. Lalu perlahan ia menuju ke arah Agen Eye. "Apa kau punya permintaan terakhir sebelum mati?" Pedang Yami bersiap-siap menuju ke Jantung Agen Eye. Jleb! Agen Eye pun terhunus pedang Yami. Yami tertawa puas setelah berhasil menghunuskan pedangnya ke Agen Eye.

Agen Cat dan L serentak berteriak. "EYE!" Tapi terlambat, Agen Eye tertunduk diam.

Sementara Yami masih tertawa puas dan sedang menuju Agen L. Agen L hanya menatapnya waspada dalam posisi mematungnya. "Hahaha. Sekarang giliranmu, seksi. Sayang sekali aku tak bisa bermain denganmu, karena kau harus mati sekarang juga."

Lalu Agen L memejamkan matanya dan berdoa dalam hatinya. Di sisi lain Agen Cat berteriak panik saat Yami mulai menghujamkan pedangnya ke arah jantung L. Tanpa sadar air mata Cat pun mengalir di pipinya.

"Percuma saja berteriak! Di sini malaikat tidak akan mendengar teriakan atau doa kalian. Di sini tempat Tujuh Topeng Neraka! Hahaha."

"Argh!" Yami terbelalak mata dan menjerit ketika sebuah lengan tiba-tiba mencabik jantungnya. "Apa, kau masih bisa bergerak? Tidak mungkin. Aku sudah mengunci bayanganmu!" ucapnya saat menyadari lengan itu milik Agen Eye.

Agen Eye tersenyum sinis dengan wajah dinginnya. Ia berdiri di belakang Yami. "Permintaan terakhirku adalah semoga kau menjadi lebih pandai. Kau tahu? Vampir tidak mempunyai bayangan. Maka dari itu mereka tidak terlihat di cermin! Dan satu lagi, mereka tidak mempunyai jantung. Berkali-kali kau menusuk di tempatnya percuma saja."

Yami memuntahkan banyak darah dari mulutnya. Matanya melotot seperti mau copot. "Jadi kau menipuku?"

Agen Eye tersenyum dingin. Sementara lengannya masih menembus dada Yami. "Aku tidak pernah menipumu! Anggap saja aku suka mendengar curhatan korbanku sebelum membunuhnya. Sekarang beristirahatlah dengan tenang di neraka. Bloody Hell!" Sekejap Agen Eye mengubah darah Yami menjadi Api dan membakarnya.

Yami berteriak kesakitan sebelum ia terjatuh dan mati terbakar. Sesaat ruangan itu menjadi terang benderang karena api dari Yami yang terbakar.

Agen L bernafas lega. Ia menghampiri Eye yang sedang membersihkan lengannya yang kotor. Sementara Agen Cat berteriak heboh. Berbeda terbalik ketika dia panik. Lalu ia memeluk punggung Agen Eye.

"Heh, kau memang idolaku Letnan Eye. You are so cool and so silent. Suatu saat aku harus menjadi hebat sepertimu. Hehehe."

Agen Eye dan L hanya menanggapinya dengan menepuk dahi mereka masing-masing.

Third Eye : Supranatural JusticeWhere stories live. Discover now