"Maaf, ini pesanannya," ucap Jill lagi.
Lelaki itu menyuruh pria di belakangnya untuk membawa kue yang Jill bawa.
"Bisa kita bicara?" tanya pria itu.
Jill mengernyit, "Pardon?"
"Ada hal yang ingin aku sampaikan," jelas pria itu.
"Tapi ini hari pertama ku bekerja dan aku sedang sibuk. Jadi maaf ak-" ucapannya terpotong ketika pria itu memberi tanda kepada salah satu anak buahnya. "Biar mereka yang meminta izin pada bos mu."
Jill sungguh tak mengerti ada hal penting apa yang melibatkan dirinya dengan pria ber-jas mahal ini. Gadis itu menunggu apa yang akan disampaikan pria itu. Mereka berdua masuk di salah satu ruangan yang kedap suara. Dan tentu juga dengan para pria aneh yang berjaga di luar sana.
"Apa kau Jill Elishabeth?" tanya pria itu.
Jill mengangguk saja. "Kau mengenalku tuan?" tanya Jill memastikan.
Pria itu tidak menjawab, ia hanya memberikan sebuah kartu nama. Yang langsung Jill lihat. Ada sebuah nama tertera disana.
Samuel Wilfred.
Kemudian pria itu melepas kacamata nya. Kini Jill bisa melihat wajah tampan rupawan bak seorang model itu di hadapannya.
"Maaf, apa aku mengenalmu, Sir?" tanya Jill hati-hati.
Pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Jill.
"I'm the Lucifer, your favorite writer. Am I right, Jill?" bisiknya sensual.
Jill memundurkan wajahnya. Pipinya mulai terasa panas. Sementara Samuel masih tersenyum pongah. Entah lah, ini asli atau tipuan tapi Jill merasa tak senang? Mungkin.
"S-samuel Wilfred? Are you kidding me, Sir?" gumam Jill.
"Oh, I like your voice, Jill. The way you say my name and calling me, Sir. You make me turn on," bisiknya menggoda, senyum miring tercetak di wajah tampannya.
"Anda benar-benar tidak sopan, Sir," balas Jill pelan.
'Menarik,' batin Samuel.
Pria itu terkekeh dan menjauhkan wajahnya dari Jill. Ada perasaan sedikit tak rela dari Jill tapi ia merasa lega karena tidak sedekat itu dengan wajah tampan pria di depannya.
"Seperti yang tertera di kartu nama yang kau pegang, aku Samuel atau yang kau kenal Lucifer. Bukankah semalam kau mengirimi ku email?" jelas Samuel.
Jill jadi gelagapan sendiri bagaimana pun jika orang ini palsu tidak mungkin ia mengetahui jika Jill mengirimnya email semalam, kecuali ia salah kirim alamat email. Berarti ini bukan sebuah tipuan. Jill harus apa sekarang?
Ia mengangguk. "Dari mana kau bisa tahu, Sir?"
"Hal mudah untukku. Jadi ada bantuan apa yang kau inginkan dariku, Jill?" tanya Samuel serius.
Jill merasa ia harus berhati-hati dengan pria ini, walaupun Jill masih sedikit terkejut dan tidak sesenang itu mengetahui bahwa penulis yang ia sukai ada di depannya saat ini. Tapi bukankah begitu aneh jika dilihat dari penampilannya yang begitu mencolok dengan bodyguard di luar. Apalagi pria itu rela datang ke sini hanya untuk membicarakan ini.
Itu terlalu aneh untuk Jill terima. Walaupun pikirannya selalu dipenuhi dengan hal-hal keromantisan seperti di novel tapi tetap saja harus ia waspada.
"Lupakan email ku, Sir. Aku tidak membutuhkan bantuan apa-apa. Dan terimakasih sudah repot menemuiku," jawab Jill sedikit gugup.
"Are you sure?" geram Samuel dengan raut wajah kesal.
"Umm, y-ya I guess," jawab Jill gugup. Dan Samuel bisa menangkap raut wajah itu.
Ia tersenyum sinis, "Well okay, I don't have much time. You must pay for my time," Samuel berdiri diikuti Jill yang juga refleks berdiri.
Kemudian pria itu menarik tubuh Jill dan mendekatkan wajahnya ke sisi wajah Jill lagi. "Ingat jika kau tidak boleh membocorkan identitas asliku. Atau tubuh seksimu ini akan berakhir di ranjangku," ancam nya dengan nada sensual namun juga begitu tajam.
Lantas membuat Jill sedikit gemetar. Ia juga menahan nafas begitu Samuel mendekat.
"Dan simpan kartu nama ku, siapa tahu kau berubah pikiran. Walaupun aku yakin cepat atau lambat kau akan datang. Aku akan menunggu, sampai jumpa, Jill," ucap Samuel lagi.
Kemudian ia pergi meninggalkan Jill yang menarik nafas banyak-banyak. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi beberapa saat lalu.
Penulis, Samuel, toko Kue, dirinya, email, obrolan dan identitas. Semua berputar dalam kepala Jill. Mencoba mencerna kembali hal-hal itu. Ia terduduk lemas.
Hingga Leah datang. "Are you okay, Jill?" tanya Leah memastikan. Jill mengangguk.
"Siapa pria tadi dan ada urusan apa denganmu? Di kitchen yang lain mengkhawatirkan mu," Leah memberikan segelas air begitu melihat wajah Jill yang pucat.
Jill menggeleng. "Aku tidak tahu. Maaf sudah membuat keributan di saat pertama kali bekerja. Aku akan kembali bekerja. Terima kasih, Leah," gumam Jill.
Ia kembali bekerja meskipun harus menjawab serentetan pertanyaan dari para pegawai lain yang melihatnya tadi.
Sedangkan pikirannya masih sibuk mencerna. Ada rasa senang, terkejut, tidak percaya dan juga takut yang Jill rasakan.
------------------------------------------
Heyyo!
Gimana? Kira-kira kenapa ya Samuel sampe nekat buka identitas nya dan repot dateng ke tempat kerja Jill? Iseng? Atau apa menurut kalian?
Are guys smell something fishy? 😏
Please comment! Thank you and see you
YOU ARE READING
Commanding Euphoria [On Going]
ChickLitJill Elishabeth hanyalah seorang mahasiswi yang baru saja memasuki dunia perkuliahan. Dia juga hanya seorang gadis manis yang begitu naif. Begitu mendambakan kisah cinta seindah cerita novel. Senang melukis dan juga penggemar cerita erotis sejak sek...
![Commanding Euphoria [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/239557276-64-k344220.jpg)