s i x t e e n

3K 481 247
                                    

Chapter 16 : am I wrong?
3896 words

Menjelang bulan juni, langit begitu cerah dan berawan. Udara menjadi sangat panas dan pengap. Harusnya aku bersantai, menyeruput jus labu dingin dan segar atau tiduran di rumput—menikmati hawa musim panas yang menggiurkan.

Tapi sayangnya aku tidak bisa melakukan itu. Alih-alih bermain ataupun bermalas-malasan, untuk kali ini aku insaf. Tidak ada petasan atau mainan, hanya ada buku-buku membosankan yang harus di baca untuk ujian akhir tahun. Bahkan Fred dan George pun tampak belajar meskipun rasanya mustahil melihat mereka duduk diam membaca buku. Pasalnya, sebentar lagi mereka harus mengahapi O.W.L—Ordinary Wizarding Level atau Level Sihir Umum.

Kami jadi jarang bermain, bercanda pun hanya sesekali dan itu malah membuat kami ketagihan. Aku pun jadi ragu apa harus menyebutnya sesekali. Pokoknya, kami bertiga malah jadi lebih banyak bermain ketimbang belajarnya.

Hari itu, aku sedang memukul-mukul meja di Ruang Rekreasi dengan irama. Saat sedang asyik-asyiknya bermain musik, Percy tiba-tiba saja muncul dihadapanku. Dia bilang aku mengganggu konsentrasinya untuk menghadapi NEWT. Bukan kadal air, aku pun awalnya berpikir begitu, tapi NEWT disini artinya Nastily Exhausting Wizarding Tests atau Ujian Sihir yang luar biasa melelahkan, kualifikasi tertinggi yang ditawarkan Hogwarts.

Sayangnya aku tidak mengerti itu.

Jadi dengan wajah bingung, aku menatap Percy yang mukanya merah sesekali karena habis membentakku habis-habisan. Dalam sekali ucap, Prefek itu menyatakan kalau aku harus dihukum karena sudah mengacaukan waktu belajarnya.

"Tidak boleh duduk di ruang rekreasi sampai ujian selesai!" Raung Percy sampai ada ludah yang berhamburan dari mulutnya.

Mau tidak mau, aku minggat darisana. Sempat pamit dulu pada Fred dan kembarannya yang sedang belajar meski ogah-ogahan di tengah ruangan. Sambil berjalan lesu entah kemana, aku pikir lebih baik tidur saja.

Tanpa pikir panjang aku datang ke Perpustakaan yang hampir tidak pernah aku datangi. Madam Pince memelototiku galak sekali—air mukanya khawatir sekali aku bakalan mengacak-ngacak perpustakaan dengan kesenangan tiada tara. Mungkin pikirnya, aku akan membuat rak-rak buku saling berjatuhan seperti kartu domino di dunia muggle.

Ide bagus.

Aku mencari tempat yang terpencil dan cocok digunakan untuk membuat sarang buatku tidur. Setelah berkeliling beberapa kali balikan, akhirnya ada satu yang bagus—tempat yang sudah aku tandai dari awal, tapi terus dipertimbangkan kalau-kalau ada yang lebih bagus. Nyatanya tidak.

Langkahku yang gontai membawaku kesana. Ku tidurkan kepalaku diatas meja kemudian langsung terpejam.

Lima detik kemudian aku bangun karena bermimpi dikejar-kejar Snape yang mengangkat tinggi tangannya sebagai ancang-ancang melemparkan sebelah sepatu miliknya padaku. Dia berteriak kencang sekali sampai satu sekolah ikut mengejarku juga.

Karena itu, kini di tangan kananku terdapat buku Astronomi yang aku tahu dari gambarnya—bukan judulnya. Barangkali aku harus banyak-banyak membaca buku pelajaran agar mimpiku beberapa detik yang lalu tidak terwujud.

"Sebaiknya kau tidur di kamarmu, [Name]." Aku menoleh, mendapati Cedric yang entah sejak kapan dia berada disini—aku tidak menyadari kehadirannya tadi.

"Maunya sih begitu, tapi sayangnya aku harus belajar." Jawabku lesu, memandang Cedric penuh kecewa.

"Mhm—tidak apa-apa, ayo, aku akan membantu mengajarkanmu." Cedric menutup buku yang sedang Ia baca, kemudian memposisikan badannya agar menghadap padaku.

Betul juga. Aku datang ke perpustakaan dengan tangan kosong dan saku tanpa permen. Sama sekali tidak menyiapkan apapun untuk bahan belajar sebab, aku kesini bukan untuk alasan itu. Tapi untuk tidur.

Harry Potter and The Prisoner of Azkaban X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang