t h r e e

5.5K 891 159
                                    

Chapter 3: past
2133 words

Kami sedang menunggu pelajaran PTIH bersama Prof. Lupin yang belum juga datang. Dari tadi aku cuma duduk diam sambil bersenandung menyanyikan lagu-lagu yang biasa diputar di dunia Muggle. Sampai akhirnya Beliau datang menyuruh kami menyimpan alat tulis dan buku; hanya membawa tongkat untuk pelajaran hari ini. Setelah itu, kami dibawa keluar-mengikuti Prof. Lupin menuju ruangan yang didalamnya hanya terdapat lemari tua. Lemari tua itu bergerak-gerak seolah ada sesuatu didalamnya yang ingin dikeluarkan.

Aku sedang merapihkan rambut ketika Prof. Lupin menjelaskan Boggart dalam lemari itu; karena tadi Peeves membuatnya berantakan hanya karena aku melarangnya menghina Prof. Lupin saat menuju kemari, untung saja dia langsung diam ketika aku membentaknya. Tapi bayarannya mahal, katanya asalkan nanti aku membantunya berbuat onar dia akan pergi. Jadi ya, aku setuju-setuju saja. Toh, keonaran pun menyenangkan.

"Ini berarti, keadaan kita menguntungkan sekali. Tahu kenapa, Harry?" Aku melihat Harry yang tiba-tiba mendapat pertanyaan, terlihat belum siap, apalagi dipinggirnya ada Hermione yang sudah mengacungkan tangan. Kalau aku sih bakal diam saja sampai Prof. Lupin lelah menunggu dan membiarkan Hermione menjawab. Tapi Harry malah nekat, "Eh-karena ada banyak orang disini. Dia tidak akan tahu sebaiknya dia mengambil bentuk apa?"

"Persis," Kata Prof. Lupin sehingga Hermione harus menurunkan tangannya dengan kecewa. Prof. Lupin bilang dia pernah melihat satu Boggart yang berusaha menakuti 2 orang sekaligus. Katanya, tidak menakutkan sama sekali.

Aku jadi berpikir apa bentuk Boggart-ku ya?

"Mantra yang menaklukan Boggart sederhana, tapi memerlukan tekad yang kuat. Soalnya, yang benar-benar bisa menghabisi Boggart adalah tawa. Yang harus kalian lakukan adalah memaksa mengubahnya menjadi sesuatu yang lucu.

"Kita akan berlatih mantra ini tanpa tongkat dulu. Tirukan aku... Riddikulus!"

"Riddikulus!" Seluruh kelas mengulangi,

"Bagus, Neville ayo bergabung sini." Wajah Neville cemas, padahal Profesor Lupin berbicara sangat ramah. Tapi akhirnya dengan ragu-ragu Neville berjalan ke hadapan lemari, bersama Prof. Lupin.

"Hallo. Neville bisa kau katakan apa ketakutan terbesarmu?"

"Eh-Profesor Snape." Ujar Neville memelankan suaranya, aku terkekeh.

"Profesor Snape. Ya, sangat menakutkan. Kau tinggal bersama nenekmu 'kan? ..." selanjutnya aku tidak memperhatikan Neville menjawab apa.

Karena tiba-tiba ada sesuatu dibelakang yang menarik rambutku. Meskipun tidak terlalu keras tapi itu cukup untuk membuat kepalaku mendongak sedikit. Aku berbalik, dan mendapati Malfoy yang menyeringai padaku; menaik-naikkan alisnya seolah memang benar dia terkena gangguan saraf.

Sebisa mungkin aku memberinya tatapan paling menusuk yang aku punya, lalu kembali berbalik menghadap ke depan.

Profesor Snape muncul dari dalam lemari dengan kebingungan, Neville sudah ketakutan kalau boleh kutambahkan tangannya bergetar ketika mengacungkan tongkat. Tapi kemudian...

"Riddikulus!"

Whoa! Profesor Snape sudah mengubah pakaian serba hitamnya menjadi gaun hijau dengan tas tangan merah besar. Seketika aku tergelak, sampai ujung mataku berair. Prof. Lupin menghentikan tawaku dengan menyuruh seluruh kelas untuk berbaris menunggu praktek melawan Boggart.

Harry menarik tanganku untuk berdiri dibelakangnya. Semuanya berjalan lancar dengan penuh tawa sampai Harry menghadapi Boggartnya.

Sesosok dementor muncul tepat dihadapan Harry, belum sempat Harry menaikkan tongkatnya Prof. Lupin langsung berdiri tepat dihadapan Harry, sehingga Boggartnya berubah menjadi... langit malam?

Harry Potter and The Prisoner of Azkaban X ReaderWhere stories live. Discover now